-𝑆𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛𝑎 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ-

1.5K 203 18
                                    


-🌜🍊🌛
-sorry for typo(s)


—G—

Jika Jeffery adalah Papa yang super jahil, maka Winar adalah Papa yang super mager. Winar ini sangat menjunjung tinggi pepatah Jawa alon-alon asal kelakon artinya pelan-pelan asal terlaksana. Tapi untuk masalah menangani si kecil yang sakit, Winar ini tipe yang sangat satset dan tegas.

"No ya Jingga. Tadi malem siapa yang nangis-nangis susah nafas karena flu hmm? Nggak ada minum ice sampai flunya sembuh. Udah mulai batuk juga kamu tuh Dek," tegur Winar, kala si kecil kini merengek meminta ice.

Si kecil Jingga mendongak dengan mengerucutkan bibirnya menatap Papa. Ia pikir Papanya akan goyah, taunya tidak. Si Papa malah menggendongnya menjauh dari area dapur.

"Nanti kalo udah sembuh Papa bolehin minum ice. Sabar, kalo Adek pinter dan nurut kata Papa, pasti cepet Adek sembuhnya, ngerti?"

Si kecil menaruh kepalanya lesu di bahu Papa, "Hu'um, tapi Jingga haus. Jingga mau minum," katanya.

Winar berhenti berjalan, kemudian membuang napasnya sebelum kembali berbalik ke dapur, "Minum air anget ya tapi."

"No no, mau ail biasa aja."

"Oke, tapi dikasih air anget dikit biar tenggorokan Adek lega, ya?"

"No no Papa, Jingga said no no."

Winar berakhir mengalah, dan memberikan air dengan suhu biasa pada si kecil. Kemudian setelah air dalam gelas habis, Winar menaruhnya di wastafel langsung, dan kembali menggendong si kecil menjauh dari area dapur.

"Eja mana Bang?" Tanyanya, pada Tendra di ruang tengah.

"Turu," balasnya singkat.

Winar mendudukkan dirinya tak jauh dari Tendra duduk, tak lupa memangku si kecil Jingga, "Akhirnya turu juga bocah lu. Kasian anjir sampe lemes gara-gara diare," ujarnya.

"Makanya lu Bang, jangan iseng jadi bapak. Bocah kecil begitu lu kasih makan saus, mana saus sambel level 30. Asli gue jadi Eja sih udah ngamuk," lanjutnya lagi, seraya membenarkan posisi si kecil dalam pangkuannya.

Tendra hanya meringis sembari memasukkan buah anggur ke mulutnya, "Gue kira udah lima tahun mah kebal pedes, jadi gue iseng tambahin. Taunya tepar bocahnya."

"Kalo sepedes itu mah gue juga mules anjir bego," greget Winar. Si Tendra ini lama-lama jadi mirip Jepri.

"Ya gue kan kaga tau."

Winar mengerling malas, kemudian kembali berdiri menggendong si kecil Jingga.

"Mau kemana lu?" Tanya Tendra, yang kini mendongak menatap Winar.

"Kamar, gue mau nidurin Jingga juga."

"Oke. Semangat," kata Tendra, sebelum Winar menaiki tangga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[7] Generation's || 𝙽𝚌𝚝⁰⁰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang