Part 7

608 41 3
                                    

Happy Reading 😊

Panjang semoga gak bosen ya😭

*****

Luka dimasa kecil jauh lebih menyakitkan, hingga sampai dewasa pun luka itu tidak akan pernah sembuh karena peristiwa yang sudah terjadi tidak bisa hilang begitu saja.

****

"Permisi"

Ibu Risma langsung keluar dari rumah setelah mendengar suara seseorang diluar. Dilihatnya ada dua mobil mewah terparkir dihalaman panti, alangkah terkejutnya Ibu Risma melihat orang orang didepannya.

Tentu saja Risma kenal siapa mereka, siapa yang tidak kenal dengan pengusaha sukses dan paling berpengaruh seperti keluarga Gautama.


"Maaf Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Risma dengan sopan, dirinya dibuat bingung dengan kedatangan para tamu terhormat ini.

Buat apa datang kepanti ini? Apakah mereka mau jadi donatur disini? Segala pertanyaan hinggap dipikiran Risma.

"Kami ingin bertemu Marcellino"

"Marcel?"

"Iya"

"Ah sepertinya lebih baik dibicarakan didalam, tidak enak berbicara diluar apalagi anda adalah orang orang terhormat" ucap Risma dengan Sopan, jangan ditanya betapa gugup dirinya saat ini.

Ketiga pria itupun mengaguk.

"Mari"

Risma masuk kedalam rumah diikuti oleh Ketiga pria tersebut.

"Silahkan duduk"

Risma duduk dengan wajah tegang, setelah mempersilahkan para tamunya duduk.

Bingung dan canggung sedari tadi dirasakan oleh Risma. Dirinya masih dalam keterkejutan melihat orang terhormat ini datang kepanti. Lalu untuk apa mereka menanyakan Marcel? Kenapa mereka bisa kenal dengan Marcel?

Risma sedikit khawatir, orang orang di depan nya ini bukanlah orang biasa, mereka pasti memiliki kekuasaan besar, apa Marcel memiliki masalah dengan mereka? Segala pikiran memenuhi isi kepala Risma.

Takut jika mereka melakukan sesuatu pada Marcel atau pada salah satu adiknya. Apalagi di depan banyak sekali orang berpakaian hitam dan berbadan kekar.

"Sebelumnya saya ingin bertanya, apa ada suatu hal sampai membuat anda datang kepanti kami?" Tanya Risma sopan.

"Bukankah tadi sudah jelas, maksud kami datang ingin bertemu Marcel" ucap Bryan dengan tegas.

Risma menghela napas, ada apa dengan Marcel? Kenapa mereka sangat kekeh ingin bertemu salah satu anaknya itu.

"Jika saya boleh tau, ada apa anda ingin bertemu Marcel?" Ucap Risma.

Ketiganya saling menatap, kemudian menatap Risma.

"Ada urusan penting hingga kami harus bertemu dengan Marcel" ujar Theo dengan Nada tegas.

Tubuh Risma menegang memikirkan apa Marcel berbuat salah atau anaknya yang lain berbuat ulah. Jika memang benar Risma siap bertanggung jawab. Bagaimana pun mereka tetaplah anak anaknya.

"Tuan, jika memang benar Marcel berbuat salah dengan anda, saya mohon maaf. Tolong jangan lakukan sesuatu pada Marcel dan adik adiknya. Saya tau kalian bukan orang biasa...."

MARCELINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang