HAPPY READING✨
✧✧✧✧✧✧
Seorang gadis cantik rupawan dengan pahatan wajah yang bisa dibilang sempurna, kini terbaring lemah di kasur mewahnya. Sudah hampir seminggu dia terbaring di sana dan selama itu pula tubuhnya tak menunjukkan reaksi apapun.
Dan sepertinya hari ini juga akan sama dengan hari-hari sebelumnya, dimana tubuhnya tak menunjukkan reaksi apapun. Tapi perkiraan itu belum tentu sepenuhnya benar.
Itu terbukti saat jari-jari lentik itu mulai bergerak.
Ceklekk
Suara pintu terbuka bersamaan dengan suara lenguhan yang terdengar dari gadis cantik yang kini tengah terbaring di kasurnya.
Sosok yang masuk ke dalam ruangan itu terdiam sebentar. Masih tidak menyangka sosok itu akan mendengar suara yang beberapa hari ini tak meminta ditemani kesana dan kemari, menyuruhnya ini dan itu.
Apakah ia tidak salah dengar?
Ia kembali menajamkan pendengarannya saat lenguhan itu kembali terdengar.
Oh, astaga! Dia tidak salah dengar!
Tak lama setelah itu bulu mata yang lentik bergerak seirama dengan mata yang mulai terbuka pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk melalui jendela kaca dengan gorden yang terbuka lebar membiarkan sinar sang surya menyinari wajah cantiknya.
Sosok itu menutup mulutnya tak percaya. Tapi setelah itu ia mengucapkan syukur dan terimakasih-Nya pada Dewa karena atas berkatnya, Nona-Nya telah sadar setelah beberapa hari tak menunjukkan pergerakan apapun.
"Oh, Dewa, terimakasih. Karenamu Nona telah sadar," dengan tangan yang di tangkup didepan dada sembari mendongak ke atas.
Gadis yang tengah terbaring itu menyerngit. Ada apa dengannya? Siapa orang ini? Dan dimana ini? Pikirnya.
"Siapa yang membawaku ke tempat asing ini? Seharusnya aku dirawat di rumah sakit saja! Dan kemana Kyle?!" ujarnya dalam hati dengan perasaan sedikit kesal.
Bisa kalian tebak dia siapa, bukan? Yups! She is Christa.
Gadis itu berusaha untuk duduk. Sosok yang tadi masuk itu membantunya untuk duduk kala melihat Nona mudanya kesusahan.
Memejamkan matanya sembari memegang kepalanya. Mengapa kepalanya terasa sangat pusing? Itulah salah satu pertanyaan yang ada di benaknya.
Melihat sang Nona muda memegangi kepalanya membuat sosok itu cemas.
"Nona! Apa Nona baik-baik saja?" tanyanya dan ingin menghampirinya tapi terhenti kala gadis yang dipanggil 'Nona' itu mengangkat satu tangannya ke udara.
"Aku baik-baik saja."
"Siapa kau?" tanyanya.
Sosok yang memanggilnya 'Nona' itu terbelalak dengan tangan yang menutupi mulutnya tak percaya. Apakah Nona-Nya telah melupakannya?
"Apakah karena didorong Pangeran, Nona menjadi hilang ingatan?" bukannya menjawab dia malah balik bertanya.
Christa menyerngit, "Didorong? Pangeran?" gumamnya, yang masih bisa didengar oleh seseorang yang memanggilnya 'Nona'.
"Bisa kau jelaskan siapa aku, dirimu, keluargaku, dan dimana aku sekarang?" Pertanyaan itu lantas membuat sosok itu mengangguk dan mulai menjelaskan.
"Baik, Nona. Jadi, Anda adalah Nona muda Angeline Valerie Mignolet, Putri dari Duke Edward Ikcell Mignolet dan mendiang Duchess Amberlyn Vennya Mignolet, Nona juga mempunyai seorang Kakak, bernama Sean Vernon Mignolet." Berhenti sejenak.
Mengambil napas kemudian kembali berucap, "Saya, Alice, pelayan setiamu, Nona. Sekarang, Anda berada di kediaman Duke Mignolet. Dan ini adalah kamar Nona," jelasnya dengan senyuman.
"Tunggu, tunggu. Sepertinya aku tidak asing dengan nama-nama itu," Christa mencoba untuk mengingat-ingat lagi nama-nama yang disebutkan oleh Alice.
"Baiklah, terimakasih telah menjelaskannya. Bisa kau keluar sebentar? Aku butuh waktu sendiri," ujarnya. Alice mengangguk, lalu sedikit membungkuk sebagai tanda hormat kemudian pergi meninggalkan Christa sendiri.
Sekarang Christa akan kembali mengingat-ingat nama-nama yang tak asing itu. Ia yakin jika ia pernah mendengar atau membacanya disuatu tempat.
"Ingat, Chris, ingat. Ayoo ingat, Chris!" katanya sembari terus mengingat-ingat. Hingga beberapa detik berlalu.
Matanya berbinar, "Aku ingat!" serunya.
Matanya kembali datar nan dingin, "Sial! Jadi..,"
Gadis itu memukul pahanya kuat lalu mengusap wajahnya kasar. Kesialan apalagi ini, Tuhan? Mengapa ia terjebak di dunia antah berantah ini?
"Jadi, aku bertransmigrasi? Bagaimana bisa!?"
Christa mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Kalau begini bisa-bisa ia frustasi. Transmigrasi hanya ada pada kisah-kisah fiksi. Itu sangat mustahil untuk terjadi di dunia nyata. Tapi lihatlah sekarang, sekarang ia sendiri yang mengalaminya.
Ingin tidak percaya tapi dia sendiri yang merasakannya. Apakah masih ada alasan untuk mengelak? Ia rasa tidak. Dunia ini terlalu fiksi untuk dia yang nyata.
Tapi ia kembali berpikir. Jika ia berada di sini, itu artinya dunia ini nyata, bukan? Hanya saja di dimensi yang berbeda.
"Tapi mengapa aku harus terjebak di raga antagonis?! Tapi jika dipikir-pikir lagi, bukankah antagonis sangat sesuai dengan karakter ku?"
"Tapi apakah ini bukan mimpi di saat aku sedang koma? Entahlah. Lagipula tubuh asli ku tak akan selamat dari gedung setinggi itu," katanya lagi memikirkan tubuhnya yang mungkin saja sudah mati saat ia terjatuh dari lantai 11.
Mengingat itu ia jadi kasihan pada Kyle. Pasti sahabatnya itu tengah menangis histeris. Biarkan saja dia. Mari bantu gadis ini untuk mengingat alur novel sialan itu.
Christa kembali mengingat-ingat novel yang ia baca. Ia berusaha berpikir sekeras mungkin agar mengingat alurnya. Tapi entah kenapa otaknya ini sama sekali tidak bisa di ajak kerjasama.
Ingatannya saat ia belum mati saja masih samar-samar. Sedangkan ingatannya beberapa tahun lalu masih ia ingat. Tapi mengapa ingatan beberapa hari lalu ia lupa? Entahlah, yang ia ingat pada saat membaca novel itu adalah sang antagonis dibunuh oleh Kakaknya sendiri. Miris.
Ia juga ingat pernah membuang novel sialan itu ke selokan. Ya, ia membuangnya hanya karena ia kesal pada tokoh antagonis yang bodoh itu. Sialnya sekarang ia yang menempati tubuhnya.
Tapi tak apa. Ia hanya akan menjadi dirinya sendiri. Dengan sedikit drama menjadi sosok yang baik hati tentunya. Dia hanya ingin memperbaiki citra sang pemilik tubuh, lalu ia akan melakukan apa yang ia inginkan.
Oh, ya. Ingatkan Christa agar jangan terlalu baik. Pastikan agar jiwa-jiwa Psikopat-Nya tidak hilang darinya.
Dan ia harap bisa segera mengingat alur novel yang berjudul 'Cinta Sang Pangeran' itu. Karena sekarang ia berada di dunia yang sama dengan para tokoh-tokoh di novel itu.
Sial sekali, bukan? Setelah ia membunuh kekasihnya, sekarang malah ia yang terjun, jatuh dari lantai 11. Dan malah terjebak di dunia antah berantah ini. Menjadi antagonis pula.
BERSAMBUNG
✧✧✧✧✧
Gimana-gimana?
Ada saran?
Thanks and see u next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE VILLAIN
FantasyHALO EVERYONE! Bagaimana jadinya jika seorang gadis dengan wajah lugu, memiliki otak cerdas, licik, dan kejam bertransmigrasi ke dalam novel? Tak ada yang tahu jika gadis polos tersebut memiliki banyak mangsa untuk dijadikan sebagai objek aksi gilan...