HAPPY READING!
✧✧✧✧✧✧✧✧Malam ini, duduk seorang gadis cantik beserta pelayan setianya yang berdiri di samping kursi yang ia duduki.
"Ada apa?" tanya gadis itu sembari menatap lurus kedepan.
"Kudengar Lady Mignolet sedang dalam perjalanan menuju ibukota, Nona," ujar pelayan itu memberitahukan informasi tentang seseorang yang hampir sebulan ini tidak mengunjungi ibukota.
"Terus?" Gadis itu mengangkat sebelah alisnya bertanya.
"Kemungkinan besar Lady Mignolet ke ibukota adalah untuk menemui Pangeran Mahkota," ujarnya mengungkapkan pendapatnya.
"Lalu?" Gadis itu nampak sangat santai menanggapi setiap perkataan Pelayan Pribadinya itu.
"Bukankah Nona tidak ingin Lady Mignolet mendekati dan mendapatkan hati Pangeran Mahkota?" tanya Pelayan itu dengan hati-hati takut Nona-Nya itu marah padanya.
Gadis cantik berambut sepunggung yang bergelombang indah dan berwarna coklat itu menghembuskan napas pelan. Tak ada raut cemas ataupun takut jika Pangeran Mahkota akan memilih perempuan lain.
Ia tersenyum ke arah perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya dan berucap, "Begini, Anne. Pangeran Mahkota tak akan luluh padanya atau perempuan manapun. Dia hanya akan menjadi milikku. Hanya milikku!" tukas gadis itu menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa Sang Pangeran Mahkota hanya akan memilihnya dan tak akan pernah memilih perempuan manapun.
Perempuan itu sangat mencintai Pangeran Mahkota sejak awal mereka bertemu. Melihat Pangeran yang terlihat tidak merasa keberatan jika sedang bersamanya dan memperlakukannya begitu baik membuatnya yakin, bahwa Pangeran Mahkota juga memiliki perasaan yang sama sepertinya.
Cintanya yang lama-kelamaan menjadi obsesi membuatnya ingin memiliki Pangeran Mahkota sepenuhnya. Tak akan ada yang bisa mengambil Cintanya darinya.
✧✧✧✧✧
Perjalanan yang sebelumnya tertunda kembali dilanjutkan, tak ada yang terluka sama sekali. Angeline beserta Pelayan pribadinya dan Arlan juga beberapa Ksatria yang diperintahkan oleh Ayahnya untuk mengawalnya selama perjalanan, kini telah sampai di ibukota.
Mereka memutuskan untuk menginap di salah satu penginapan yang ada di ibukota. Kemudian memutuskan untuk mengunjungi Butik Marchioness Dowlees di hari esok saja. Karena malam sudah sangat larut.
Kini Angeline tengah merasakan perasaan yang sudah lama tidak muncul. Perasaan ingin membunuh yang hampir sebulan ini tidak pernah lagi ia rasakan.
Ingin rasanya ia menuntaskannya segera, namun ia berpikir, bagaimana jika ada yang melihatnya? Bagaimana jika ada kabar bahwa Putri bungsu dari Duke Mignolet memutilasi orang? Kan tidak lucu, braderr.
Berulang kali gadis itu menghembuskan napas sabar. Astaga, bagaimana ini? Jantungnya berdetak tak karuan. Ia mulai berjalan mengendap-endap lewat jendela dengan membawa belati di kedua tangannya.
Ia sembunyikan kedua belati itu di gaun yang telah ia buatkan saku yang pas dengan ukuran kedua belatinya.
Menatap kesana dan kemari dengan waspada. Dirasa tak ada yang seorangpun di jalan yang ia lalui, Angeline segera berjalan dengan santai ke arah hutan. Tak akan ada yang menyadarinya saat meninggalkan penginapan. Bahkan langkah kakinya saja tak terdengar.
Menatap tajam ke arah depan. Sungguh, jika ia tak mendapatkan seorangpun, maka hewan apapun yang dia lihat akan ia jadikan sebagai targetnya.
Lama berjalan di dalam hutan, tiba-tiba gadis itu berhenti kala melihat perapian dengan beberapa tenda disekelilingnya juga ada beberapa kuda disana. Tidak, bukan beberapa tapi banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE VILLAIN
FantasyHALO EVERYONE! Bagaimana jadinya jika seorang gadis dengan wajah lugu, memiliki otak cerdas, licik, dan kejam bertransmigrasi ke dalam novel? Tak ada yang tahu jika gadis polos tersebut memiliki banyak mangsa untuk dijadikan sebagai objek aksi gilan...