THE VILLAIN > 2

158 15 4
                                    

🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️Jangan lupa salto!🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️

✧ HAPPY READING ✧
✧✧✧✧✧✧✧✧✧✧

Pagi hari yang cerah tapi tidak secerah perasaan Angeline. Gadis itu ingin sekali berpergian namun Alice, Pelayan pribadinya mengatakan jika hari ini ada jadwal minum Teh para gadis bangsawan.

Dan Angeline tak bisa menolak, karena itu akan kembali merusak nama baiknya di kalangan para gadis bangsawan. Ia tak ingin itu terjadi. Sudah hampir sebulan ia menjalankan dan mengerjakan tugas-tugas yang sudah seharusnya bagi gadis-gadis bangsawan sepertinya.

Dan selama itu pula, orang-orang tak lagi menganggapnya sebagai Lady Angeline yang angkuh dan sombong. Yang orang-orang tau hanyalah Lady Angeline yang dermawan juga ramah terhadap semua orang.

Sebelumnya rakyat di kota Ederland bingung mengapa sikap angkuh dan sombong dari putri bungsu Duke Mignolet berubah dengan sangat drastis akhir-akhir ini. Tapi mereka bersyukur dengan perubahan itu.

Akhir-akhir ini juga tak ada kabar mengenai Lady Angeline yang mengejar-ngejar Putra Mahkota lagi. Dengan begitu mereka semua yakin, jika Lady Angeline benar-benar berubah.

Setelah selesai menyelesaikan jadwal minum Teh bersama. Saat ini ia tengah duduk di sofa yang ada di kamarnya ditemani pelayan setianya, siapa lagi jika bukan, Alice. Ia akan mulai merencanakan ketempat mana saja yang akan ia kunjungi.

"Alice, menurutmu tempat mana yang bagus untuk dikunjungi?" tanyanya pada Alice, karena hampir sebulan ini ia tak pernah keluar dari kota Ederland.

Alice berpikir sebentar, "Bagaimana jika Nona pergi berbelanja gaun di butik Marchioness Dowlees?" sarannya.

"Hmm, gaunku sudah banyak, Alice." Angeline sudah memiliki gaun yang sangat banyak. Tapi kemudian ia kembali berpikir akan saran yang diberikan oleh, Alice.

Jika dia tidak ingin membeli gaun, setidaknya ia bisa menjual beberapa desain gaun yang telah ia gambar selama hampir sebulan ini untuk mengisi waktu luang.

Setidaknya ia bisa menghasilkan pundi-pundi uang dari hasil jual desain itu, bukan?

"Oh, Angeline, kau memang cerdas!" ujarnya memuji dirinya sendiri.

Alice yang masih berpikir tempat apalagi yang akan ia sarankan untuk dikunjungi oleh majikannya dikejutkan dengan gebrakan pada meja. Ia segera menoleh dan mendapati Nona mudanya yang telah menggebrak meja tersebut. Alice hanya bisa mengelus dada. Nona-Nya ini memang penuh dengan kejutan.

"Kita akan pergi ke butik Marchioness Dowlees!"

Alice mengangguk. "Butik Marchioness terletak di ibukota, Nona," pungkas Alice.

✧✧✧✧✧

Tok

Tok

Tok

"Masuk!" perintah pria paruh baya yang tengah sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya.

Gadis cantik nan anggun masuk ke dalam ruang kerja Ayahnya.

"Salam, Ayah, semoga Dewa memberkatimu," ujarnya sembari membungkuk sebagai tanda hormat pada pria paruh baya dihadapannya.

Mendengar siapa yang datang, Duke segera mengalihkan perhatiannya pada sang Putri. Pria paruh baya itu tersenyum. Tumben sekali Putri bungsunya ini ke ruang kerjanya malam-malam begini.

"Ada apa, Putriku?" tanyanya.

"Ayah, aku ingin berpergian. Apakah boleh?" ujarnya penuh harap. Kalaupun tak di izinkan maka dia akan membujuk Ayahnya sampai ia di izinkan.

THE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang