THE VILLAIN > 10

110 11 1
                                    

H A P P Y    R E A D I N G
_____________________

Saat ini, perlu diketahui bahwa Arlan yang menjadi salah satu orang kepercayaan Duke Mignolet kini mulai bekerja untuk Angeline, putri bungsu Duke Mignolet.

Arlan pula sudah menjadi orang kepercayaan Angeline. Maka dari itu tanpa harus repot-repot menyelinap keluar lagi Angeline berniat menugaskan Arlan dan beberapa Ksatria lainnya saja.

Gadis itu kini tengah duduk di kursi yang berhadapan dengan cermin rias nya. Melepaskan semua riasan yang ia gunakan saat ke pesta debutant tadi sembari menunggu kabar selanjutnya dari Arlan yang telah ia beri tugas untuk menangkap tikus kecil.

Setelah semuanya selesai, Angeline membiarkan Alice untuk beristirahat karena ini memang sudah larut malam.

Kini Angeline hanya tinggal menunggu Arlan menemuinya agar Angeline segera melakukan sesuatu yang telah lama tak ia lakukan.

Tok tok tok

Akhirnya. Angeline bangkit dari sofa yang ada di kamarnya meninggalkan beberapa kertas yang ada coretan-coretan gaun indah nan elegan.

Angeline mendekati jendela kaca balkon yang di ketuk agar mendengar apa yang akan di sampaikan.

"Bagaimana?" tanya Angeline tak sabar.

"Semua sudah ku siapkan, Nona. Orang yang Nona inginkan kini telah berada di salah satu tempat tersembunyi di kota ini," ucap Arlan di balik jendela kaca.

Angeline mengangguk. "Bagus. Apa kau yakin tempat itu aman?" tanya Angeline lagi, melirik sekilas pada jendela kaca tepat pada tempat Arlan berdiri.

"Tentu aman, Nona. Tak ada seorang 'pun yang mengetahui tempat itu selain kita," jelas Arlan.

Angeline menyeringai tak sabar. Ya, ia tak sabar bermain-main. Namun Arlan yang belum mengetahui apa yang akan Nona nya lakukan hanya biasa saja dan mengikuti perintah Nona nya.

_____________________________

Di ruangan ini hanya ada 2 orang. Yang satu sedang terduduk dan terikat di kursi kayu yang nampaknya sudah tua dengan kain yang menutupi matanya, sedangkan yang satunya lagi tengah berdiri menatap seseorang di depannya yang mencoba memberontak.

Seperti yang telah di ungkapkan Arlan tadi, di ruangan ini sudah tersedia beberapa benda yang di inginkan Angeline.

Berjalan mendekati perempuan di hadapannya lalu membuka kain yang menutupi mata perempuan itu dengan kasar dan tanpa perasaan. Wajah santainya sama sekali tak cocok dengan perlakuannya barusan.

Perempuan yang tengah memberontak dalam duduknya itu berteriak.

"LEPASKAN AKU!" teriak perempuan itu, kita sebut saja namanya Aline.

Angeline menampakkan smirk nya. "Tidak semudah itu, pelayan rendahan," ujar Angeline dengan rendah.

Ya, perempuan yang saat ini Angeline sekap ialah pelayan yang dengan sombongnya tak mengindahkan panggilannya saat di pesta debutant tadi.

Melihat senyum mengerikan itu, Aline menatapnya takut, pupil matanya bergetar berusaha meredam rasa takutnya. Aline benar-benar takut, perempuan itu tak pernah melihat Angeline semenyeramkan ini.

Tangan lentik Angeline bergerak mengambil benda pada meja kayu yang terisi berbagai macam benda tajam yang ia inginkan.

Benda pertama yang Angeline ambil yaitu sebilah belati yang teramat tajam. Angeline berjalan mendekati Aline. Perempuan itu membulatkan matanya kala melihat Angeline kini mendekatinya dengan belati di tangannya. Sungguh menyeramkan.

THE VILLAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang