chp-2

6 2 0
                                    

Lia yang malang.
Lia menatap sekeliling,berusaha mengingat apa yang baru saja terjadi padanya. Lia mengernyitkan dahi nya, menatap sekeliling untuk kesikian kalinya. mata nya membulat,seolah berhasil mengingat sesuatu.

Beberapa saat yang lalu lia ingat betul, ia sedang berada di pelukan tubuh nya sendiri,merasakan tekstur tangan nya,merasakan elusan jemari nya, lalu ketika lia memejamkan mata semua menjadi samar-samar.

" oh,aku benar-benar bertukar tempat?" ujarnya menanyakan hal yang lia sendiri juga sudah tahu.

Lia kembali mengedarkan pandangan nya,menyadari ia berada di sekolah, membuat dan lia semakin berkerut.

"loh, sekolah ku kah? Bukan lah jelas beda jauh gini." Celetuk nya.

"oh sekolah cowok yang tinggi kayak tiang itu." ingat lia dengan senyum merekah.

Lia diam sejenak, kemudian lia berjalan menuju kerumunan yang sejak tadi suara nya terdengar berdengung di telinga nya. semakin dekat lia dengan kerumunan itu, semakin heran lia.

Mata nya menangkap 2 remaja yang sedang bersitegang.
Mata lia semakin membulat,wajah nya seolah mengatakan
' oh 'pandangan nya tertuju pada laki-laki yang wajah nya sudah merah padam, bukan karena bertemu perempuan tapi karena menahan amarah.

" wah, lihat bocah itu seperti kanibal yang kelaparan." Habis memang wajah dan tatapan nya seperti ingin memangsa habis manusia di depan nya.

Lia mendengar samar suara berbisik, ' duh, ini bakal bonyok salah satu.'
' lihat noh andra muka nya kayak mau di sikat abis.' Lia hanya mengangguk kan kepala mendengar bisikan-bisikan di sekeliling nya.

" malang nya diri ku." batin lia sesaat sebelum menempatkan diri nya tepat di tengah perseteruan dua remaja itu.

Lia menatap dua pasang mata yang kini menatapnya dengan tatapan heran. Lia hanya memasang wajah polos nya, namun siapa sangka ternyata jantung lia berdebar seakan hampir copot.

"punya siapa?" tanya andra menganggkat leher kucing itu.
Tentu semua menggeleng,dan lia berharap pun tidak ada yang mengakui diri nya itu lebih baik.

Seolah tidak ambil pusing andra meletak kan lia di pinggir lapangan. lalu kembali melakukan kegiatan yang sempat terhenti, yaitu menatap orang lain dengan tatapan kanibal kelaparan.

Ah namun, lia tersenyum seolah mendapat kan apa yang ia mau. Lia melihat beberapa guru mulai datang dan membubarkan kerumunan beserta kontes tatap kanibal dan mungkin akan berakhir adu tinju. Setidak nya lia tidak harus mengorbankan diri lagi.

Sekarang bagaimana cara nya lia bisa di bawa andra. lia menghela nafas.
" harga diri ku." celetuk lia sembari membayangkan bagaimana cara agar andra membawa lia bersamanya.

Lia berniat mengikuti andra, sampai andra mau membawanya. Mungkin lia bisa di tendang,di maki, di makan, bahkan mungkin andra tidak akan pernah melirik nya lagi. lia jadi bertanya-tanya apa ia terlihat mampu melaksana tugas ini.

Lia duduk di bawah pohon, entah kenapa sampai detik ini lia masih belum ingat siapa teman masa kecil nya. padahal menurut lia mereka cukup dekat.

" bertahun-tahun sejak ingatan ku bermasalah, yah waktu cepat berlalu memang." Tukas lia.
" mari kita lihat apakah bocah ini lebih parah hwhwhw."

Di saat suasana mendukung lia untuk tidur. Namun target sudah berjalan keluar.

Lia mulai mendekati secara agresif dan konstan. Kemana langkah andra, di situ lah lia tepat di bawah kaki nya.

meski di tatap sinis lia tetap berjalan seperti bayangan mengikuti andra.
" bisakah kamu berhenti mengikuti ku, kamu lapar?" tanya andra.
wajah nya terlihat pasrah. Andra membawa lia mengangkat lia dengan kedua tangan nya.

Lia yang di tawarkan makanan tentu menolak, bagi nya kerupuk pasar lebih enak daripada makanan kucing manapun. Ide gila pun terlintas di benak nya.

" ah kenapa kau tidak membawa ku bersama mu saja,alih-alih menawari ku makanan." Lia menatap bola mata itu lekat-lekat. Kemudian menikmati reaksi terkejut andra,mungkin itu bayaran lia hari ini.

Lia The Cat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang