Sore itu andra nampak menggendong lia keluar dari tempat dokter. Syukurlah lia tidak perlu rawat inap.
“ apa motivasi mu pergi sekolah hari ini?” andra bertanya sambil melanjutkan langkah kaki nya.“ rumah mu membosankan.” Lia menjawab cepat.
“ hei mana sepeda mu?” lia lanjut bertanya.
“ ku tinggalkan di sekolah,kita berjalan atau mungkin order gojek?” andra menanggapi sambil terus berjalan.
Lia mendengar itu terkadang heran dengan tingkah nya, lia sendiri pun terkejut saat menyadari diri nya berada di dokter hewan. Lia bilang ia tidak terlalu kejadian nya, tapi yang penting ini tidak membuat nya hilang ingatan untuk ke dua kali nya. kalau iya mungkin akan sulit mengingat untuk kedua kali.
Lia kembali mengedarkan pandangan dan menyadari sebuah taman berada dekat dengan nya. taman itu ramai,banyak anak-anak yang bermain disana.
Tanpa pikir panjang lia melompat dan berjalan. Andra melihat itu hanya bisa menggelengkn kepala.“hidung mimisan mau jalan kemana?” andra berteriak dan mengejar lia.
Lia merasakan rumput taman di kaki nya, banyak sekali anak kecil disana. Lia melanjutkan langkah nya, lia suka bermain di taman. Menurut lia taman itu tempat yang punya banyak kenangan. Suasana bahagia dan tawa selalu menghiasi taman.Lia kecil suka bermain di taman, terutama bermain jungkat-jungkit.
Saat bermain jungkat-jungkit keseimbangan antara dua pemain sangat di perhatikan. Tapi itu tidak berlaku saat kau bermain jungkat-jungkit dengan orang yang lebuh besar atau orang dewasa.
Lia ingat dulu pernah merengek minta di turunkan karena teman nya lebih berat dan membuat lia berdiam di atas.
“ mau kabur meng?” andra menangkap basah lia dan membuyarkan lamunan lia.“ kau memang membosankan,hidup mu kaku sekali ya?” lia berbicara sedikit menyindir.
“ keluar lah dan lihat dunia luar yang indah ini.” lia medongakkan kepala ke atas.
“ dunia kejam” andra membalas.
“ cih.” Lia membalas dan kembali melepaskan diri.
andra mengejar lia. kucing dan tikus, bukan ini raksasa dan tikus.
Lia berlari semakn cepat. Inilah keuntungan menjadi kucing,di berkahi tubuh lincah dan kaki panjang yang cepat.
Namun lia mengehentikan langkah nya, andra yang berhasil menyusul lia tanpa menunggu membawa lia.“ lihat tuh, anak kecil jatuh nangis kayak nya.” lia menunjuk anak kecil yang berada sekitar 50 meter di hadapan nya.
Andra menatap anak yang di maksud lia dan mengangguk paham.
“ mana orang tua nya?’ andra bertanya dan menyisir kanan-kiri.Lia menunjuk seorang ibu yang sibuk dengan handphone di tangan nya.
“ ibu itu saja yang duduk manis.” Andra menanggapi.Memang benar,saat kebanyakan ibu bahkan babysitter bermain bersama anak-anak, ibu itu nampak duduk dan sibuk mengerjakan sesuatu.
“ persis ayah.” Celetuk andra. lalu berjalan mendekati anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lia The Cat
Teen FictionNama nya Lia, seorang remaja perempuan atau mungkin seekor kucing? membantu remaja pria dengan beribu masalah hanya agar dapat kembali dan menjalani kehidupan nya seperti sediakala. bagaimana jadi nya seorang manusia menjadi seekor kucing?