chp-6

3 2 0
                                    

Semalam pasti bukan mimpi.
Ku rasa manusia itu benar-benar berubah pikiran ya,lagipula siapa yang bisa menolak ku HAHA.

Tubuh ku terasa kaku, jadi ku renggangkan tubuh ku omong-omong karpet bulu ini cukup empuk.

Aku berjalan menuju dapur dan melihat benda seperti piring tapi lebih lebar dan tipis.

Aku mendekatkan diri, di dalam nya terdapat nasi goreng dengan telur  orak-arik.

Kemarin siang bukan salah ku memang.

Aku menikmati nasi goreng itu dan makan dengan mulut ku. seperti nya aku sudah terbiasa menjadi kucing , yah tidak buruk.

aku menatap gelas kecil berisi air di ujung, manusia itu berhati nurani rupa nya.

tapi skill memasak nya memang cukup baik,  masih aman di komsumsi.

Aku menatap sekeliling, rumah ini benar-benar sepi andra tinggal sendiri rupa nya. padahal di rumah itu terdapat 3 kamar.

Aku turun dari kursi dan berjalan mengelelingi rumah andra, tempat pertama yang ku datangi adalah kamar andra. kasur single bed,lemari, meja belajar lengkap dengan lampu nya, buku yang terdapat di meja dia anak yang cukup rajin ya.

Aku berjalan keluar kamar,pandangan ku tertuju pada pintu kamar yang terbuka. ‘andra masuk ke dalam dan lupa menutup nya kah?’ pikir ku sejenak. Dan memutuskan masuk karena rasa penasaran yang menghampiri ku.

Ruangan itu terlihat rapi tapi kosong. Seolah di bersihkan setiap hari tapi juga tidak ada yang menempati. Di ruangan itu hanya terdapat kasur dan meja berlaci. Di atas meja itu ada sebuah foto yang di pajang.

Ada Andra di foto itu, andra kecil sih. “hmm foto itu terasa sedikit familiar.” Gumam ku.
Di sebelah andra itu mungkin ibu nya, aku tau ibu andra sudah meninggal dan mungkin saja ini kamar ibu andra.

ibu andra cantik, mungkin itu alasan andra cukup tampan.
aku diam sejenak, saat ingatan ku menghilang dan sampai ingatan ku hampir pulih saat ini.

Aku merasa masa kecil ku menghilang, tapi aku yakin kalau masa kecil itu nyata.
Aku bahkan lupa kejadian apa yang membuat ku kehilangan ingatan ku. mengingat hal ini membuat kepala ku sakit.
Tapi aku benar-benar berharap  bisa mengingat lebih baik.
Mengingat hal yang belum bisa kau ingat itu seperti memecahkan puzzle tanpa clue, melelahkan.
Aku jadi bertanya-tanya bagaimana cara ku melakukan nya dulu.

Ku putuskan turun dari kursi dan berjalan keluar. Rumah andra begitu sepi dan andra bisa tinggal di rumah seperti ini. aku berjalan keluar saat itu juga aku menyadari jendela kamar nya terbuka. Angin berhembus melalui gorden nya.

Yah kenapa tidak? Berjalan-jalan sedikit tidak masalah kan.


Lia The Cat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang