chp-13

5 0 0
                                    

Aku ingat betul kejadian kemarin malam. Bahkan aku ingat tidur di dekat lia. Memalukan.

Aku bangun dan kembali melanjutkan rutinitas sekolah ku.bangun,mandi,membuat sarapan untuk kami dan berangkat.

Sarapan hari ini sangat sunyi. Karena tentu siapa yang tidak canggung setelah kejadian seperti itu. lagi pun hari ini aku berangkat dengan gojek dan pulang ku juga pasti malam dan jangan lupa ayah memintaku datang hari ini

" nanti pulang ku lama."

" gak usah kemana-mana."
Lia hanya membalas dengan anggukan,entah dia dengar atau tidak.

Aku berdiri sambil membawa piring kotor menuju tempat piring kotor.

Mengambil tas dan merogoh handphone, gojek yang ku pesan sudah tiba. Berjalan melewati lia dan ah lupakan lia masih sibuk minum.

Memastikan pintu rumah sudah benar-benar terkunci dan memakai helm lalu rumah ku terlihat semakin kecil. Aku tidak bilang akan bertemu ayah, kalau lia peka dan ingat aku membalas pesan dari ayah di depan mata nya.

Gojek itu berhenti tepat di gerbang sekolah, aku turun dan membungkukkan badan ku sebagai simbol berterimakasih. Berjalan masuk dan mengikuti pelajaran.

16.00

Hari sudah mulai sore,aku menatap minimarket di sisi kiri ku. aku belokkan langkah ku 'beli roti dan susu bentar.'
Dan memasuki minimarket itu. mengambil beberapa makanan seperti roti dan susu.

Terlintas wajah lia saat sedang memakan es krim. Ku belikan satu untuk nya.

Susu di tanganku dan aku berjalan keluar. Berjalan lagi menuju tempat les ku sambil menyeruput susu. Aku berhenti dan masuk ke dalam.

19.00

Aku duduk menunggu di depan sebuah ruangan. Map berukuran A4 sedang ku genggam.
Aku melihat beberapa karyawan berlalu-lalang di hadapan ku, mereka tampak lelah.
Yah aku tidak heran, sosok 'pemilik ruangan' ini memang terkenal mudah emosi.

Pandangan ku tertuju pada seorang wanita yang mempersilahkan ku masuk. aku berdiri dan membuka perlahan pintu itu. terlihat sebuah sosok yang cukup lama tak ku jumpai tengah duduk.

Wajah ini kudapat dari dia, warna kulit ku juga sifat buruk nya. sesuatu yang dia wariskan tidak ada yang baik kecuali tubuh atletik dan hobi olahraga nya. yang dia tinggalkan juga selalu hancur.

Lelaki itu duduk di kursi dan kami bertatapan. Tatapan yang aku yakin tidak pernah ku lupakan.

Aku mendekat dan menyerahkan map berukuran A4 itu, lelaki itu menggangguk kan kepala nya.

membuka lembar-lembar kertas itu.
Lalu dahi nya berkerut, entah apa maksud nya mungkin aku bisa menebak. Ah jelas saja andra, pasti dia marah.

Dia mulai bertanya.
" kenapa turun?" pertanyaan yang sesuai dugaan ku.

" ada beberapa kendala ayah."

" kendala apa, apa uang les mu belum ayah bayar?"

" bukan itu."

" apa kamu bekerja? Uang mu kurang?"

" cukup ayah."

" apa karena kucing kucingan mu itu atau badminton itu?"

Aku terdiam,aku tidak tau kalau dia tau tentang lia.

" kamu mau mati muda?"

" pelihara kucing?"

" kamu pikir asma mu hilang kalau ada kucing?"

Tidak ada jawaban yang bisa ku gunakan.

" kucing itu untuk apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lia The Cat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang