Bab 1. Amnesia

38.1K 1.9K 13
                                    

Kanaya yang malam itu tidur setelah membaca novel, tiba-tiba terbangun di ranjang rumah sakit. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak dikenalinya.

"Naya sayang, kamu sudah bangun nak? mana yang sakit, ayo kasih tahu tante!" ujar seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik diusianya yang sudah menginjak kepala empat.

"Maaf, tapi tante siapa ya?"

Seketika ruangan menjadi hening, lalu terdengar suara tergesa-gesa dari om disebelah tante yang dengan sigap memanggil dokter untuk datang.

"Sepertinya pasien mengalami amnesia akibat benturan yang terjadi saat kecelakaan. sebaiknya setelah ini kita melakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui lebih detail tentang kondisi pasien"

Tiba-tiba mata Kanaya terasa berat, kepalanya pusing dan ia jatuh pingsan.

Didalam pingsannya, Kanaya mendapatkan jawaban dari semua yang terjadi. Ternyata ia masuk kedalam novel yang baru semalam selesai dibacanya. Kanaya masuk kedalam tubuh pemeran pendukung wanita yang berperan sebagai tunangan pemeran utama pria.

Nasib akhir dari tubuh yang ia pakai sangatlah mengenaskan. Ia akan dilecehkan oleh para preman yang diperintahkan pemeran utama pria. Pasalnya Kanaya selalu mengganggu hubungan para pemeran utama dan sering kali mencelakai pemeran utama wanita karena cemburu.

Sebagai orang yang sudah mengetahui keseluruhan jalan cerita, Kanaya akan berusaha sebisa mungkin untuk mencegah dirinya mendapatkan akhir yang mengenaskan.

Hari sudah pagi, Kanaya kini sudah menerima bahwa dirinya masuk kedalam novel. Padahal di kehidupan nyata ia sudah menjadi pekerja kantoran yang memiliki apartemen ditengah kota. Walau hari-harinya dipenuhi dengan pekerjaan, tapi setidaknya ia masih bisa menikmati kehidupan santainya dengan membaca novel tanpa harus memiliki masalah tambahan yang bernama 'tunangan'.

Tunangan yang dimaksud oleh Kanaya sendiri belum pernah muncul untuk menjenguknya. Tapi mau bagaimana lagi, walau Kanaya mendapatkan ingatan dari tubuh yang ditempatinya. Kanaya tidak memiliki perasaan yang mendalam tentang tunangannya itu.

Disini Kanaya selalu ditemani oleh seorang wanita yang mengaku sebagai calon ibu mertuanya. Sedangkan om yang terakhir kali bersama wanita itu sekarang sedang pergi untuk mengurus pekerjaannya di perusahaan mereka.

"Naya sayang, tadi tante sudah bicara sama dokter. Dokter bilang Naya sudah boleh pulang besok, jadi hari ini kita bisa siap-siap buat persiapan pulang besok ya"

"Oiya sayang, koper yang kamu bawa rusak karena kecelakaan mobil terakhir kali. Jadi tante sudah siapkan baju baru dan keperluan lain untuk Naya pakai di rumah. Sekarang Naya istirahat aja ya, gak usah mikirin yang aneh-aneh. Besok Saga bakal ikut buat jemput Naya pulang, nah ayo Naya istirahat aja sekarang!"

"Iya tante, makasih sudah mau ngerawat Naya dan maaf karena Naya ngerepotin"

"Enggak Naya, kita sebentar lagi kan mau jadi keluarga. Jadi Naya gak perlu berterimakasih ke tante ya"

Aneh rasanya, Kanaya yang selama ini hidup sendirian tiba-tiba dihujani oleh kasih sayang. Sejak kecil Kanaya tinggal di panti asuhan, ia tidak tahu siapa orang tuanya. Sampai Kanaya dewasa dan mampu menghidupi dirinya sendiri, barulah Kanaya pindah ke kota untuk mendapatkan pekerjaan.

Kanaya belajar dengan sangat keras untuk terus mendapatkan beasiswa sehingga ia bisa melanjutkan pendidikannya. Untuk mendapatkan kehidupan yang nyaman, Kanaya hampir tidak pernah yang namanya istirahat kecuali memang ada waktu luang untuk membaca novel-novel kesayangannya.

Agak canggung rasanya, tapi sepertinya Kanaya juga tidak menolak perasaan disayangi ini. Kanaya berharap bahwa suatu hari nanti ia tidak akan jatuh terlalu dalam dirasa kasih sayang ini. Ia harus tetap bersiap-siap, jika seandainya suatu hari nanti semua kasih sayang ini akan dialihkan ke pemeran utama wanita.

Didalam mobil suasananya sangat canggung. Tante yang katanya akan mengantar kepulangannya dari rumah sakit, mendadak ada acara penting. Dan sekarang disinilah Kanaya, duduk di co-pilot dengan Saga sebagai sopirnya.

"Ekhem, Kenalin aku Saga. Kamu pasti tahukan kalau kita udah dijodohin dari kecil? Keputusan pertunangan ini diatur sama orang tua kita. Aku gak keberatan sama kedatangan kamu yang tiba-tiba jadi tunanganku. Tapi jangan terlalu berharap sama sikapku nanti, aku gak bakal deket sama cewe lain. Dan itu artinya kamu juga gak boleh deket sama cowo lain, bisa kan?"

"Ya, tapi kalau suatu saat nanti kamu emang lagi deket sama cewe lain, kabarin ya?" Jawab Kanaya dengan ringan.

Saga hanya meliriknya saja, dan perjalan kembali hening seperti semula. Kanaya yang mengantuk karena sudah bersiap-siap dari pagi, akhirnya menyenderkan kepalanya ke jendela dan perlahan menutup matanya.

"Naya bangun, kita sudah sampai rumah" ucap Saga sambil menepuk-nepuk ringan pipi Kanaya.

"Ehng? udah sampai?" Tanya Kanaya, yang mendapat anggukan kepala dari Saga.

Dengan cepat Kanaya turun dari dalam mobil, tanpa membawa barang bawaan apapun Kanaya diajak masuk kedalam rumah yang sangat besar itu.

Yah, rumah ini adalah rumah yang akan sementara waktu ditempati Kanaya, sampai nanti Kanaya bisa membeli tempat tinggalnya sendiri ketika Kanaya sudah tidak lagi menjadi tunangan Saga.

"Ayo, ku antar ke kamarmu! Kamarmu dilantai dua, disebelah kamarku"

Kanaya menahan napas. Bagaimana tidak, kamarnya ini lebih luas dari apartemennya. Dilengkapi dengan walking closed dan balkon yang menghadap taman. Pakaian yang disiapkan untuknya sangat indah, semuanya terlihat elegan dan ada banyak aksesoris dan perhiasan.

Walau seumur hidup bekerja bagai kuda, Kanaya yakin ia takkan pernah bisa membeli semua ini. Orang kaya memang sangat hebat.

"Ini bibi Sera, bibi akan mengajakmu berkeliling rumah. Aku pergi dulu, jika butuh apa-apa kau bisa minta kepadanya!"

Dengan perginya Saga, maka dimulailah perjalanan Kanaya untuk menjelajahi rumah ini.

Dilantai pertama terdapat ruang tamu dan ruang keluarga yang berdekatan. Tak jauh dari situ juga ada dapur dan kamar tamu. Dilantai dua ada kamarnya dan kamar Saga, ada juga ruang gym dan ruang belajar milik Saga. Dilantai tiga terdapat tempat tidur utama milik orang tua Saga, ada juga ruang kerja papanya Saga dan gudang tempat barang antik dan warisan keluarga disimpan.

Dipekarangan rumah ada garasi dan taman. Dibelakang terdapat kolam renang dan rumah kaca tempat teh sore. Semua yang ada di rumah ini sangat indah dan terlihat mahal.

Kanaya jadi merasa beruntung, karena setidaknya ia bisa merasakan perasaan dikelilingi kekayaan walau ia tahu ini hanya sebentar.

Setelah berkeliling rumah, Kanaya memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu turun makan, karena sudah malam dan di rumah tidak ada siapapun. Maka Kanaya memilih untuk beristirahat lebih awal. Ia berharap ia bisa menjalani kehidupan di hari-hari yang akan datang dengan penuh ketenangan.

NOTE: AYO VOTE SAYANG.

Maaf kalau kurang jelas, saya bacanya juga males karena habis di revisi malah hancur tata bahasanya🙏

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang