Bab.11 Tinggal Berdua?

10.3K 666 2
                                    

Urusan tentang jatuhnya Kanaya ke danau sudah diselesaikan. Melisa yang tidak bisa melawan bukti hanya bisa menangis dan meminta maaf.

Tapi Kanaya tidak yakin hal ini akan berhenti sampai disini. Tatapan Melisa saat meminta maaf terasa lebih seperti tatapan mengasihani seekor anak anjing jalanan.

Kanaya merasa ada yang janggal dengan pahlawan wanita itu. Bukannya di tepi danau itu seharusnya mereka berdua berdebat yang membuat Kanaya kehilangan kendali dan mendorong Melisa ke danau.

Kanaya sendiri sudah mengambil inisiatif untuk lari dari tempat kejadian, tapi ia malah dikejar oleh Melisa.

Dari hal ini Kanaya bisa menarik dua kesimpulan. Pertama Kanaya tidak bisa mengubah plot dibuku dan akan terus mengikuti jalannya takdir yang berarti ia juga akan berakhir mengenaskan. Atau yang kedua adalah Melisa si pahlawan wanita juga mengetahui tentang plot ini.

Memikirkannya membuat bulu kuduk Kanaya berdiri. Salah satu dari keduanya bukanlah hal yang baik untuk Kanaya.

Sebisa mungkin Kanaya sekarang harus mulai mempersiapkan masa depannya.

Kanaya mengambil buku dan pulpen dan mulai untuk menulis plot-plot yang dia ingat. Kejadiannya dikelompokkan menjadi bagian besar dan kecil.

Peran Kanaya di novel itu juga lumayan banyak karena dia adalah penjahat wanitanya. Beberapa menunjukkan kebrutalannya dalam menyiksa, dan beberapa lagi adalah ketika dia yang balik disiksa oleh para pemeran utama.

Sayangnya semua tokoh sangat membenci Kanaya, mereka semua ingin melindungi Melisa. Dan Kanaya yang merupakan tunangan Saga mulai dari kecil, malah dianggap sebagai orang baru yang merusak hubungan cinta sejati dua sejoli.

Ah, pusing rasanya memikirkan hal ini. Hari sudah larut, bulan semakin meninggi. Kanaya yang jarang bergadang di dunia ini untuk merawat wajah dan kulitnya. Untuk pertama kali mengalami insomnia.

Dimeja makan Saga selalu memperhatikan gadis disampingnya yang memiliki lingkaran hitam dibawah matanya.

Saga mengerutkan kening. Dia tidak tahu apa yang membuat gadis yang biasanya mencintai tidur tepat waktu itu menjadi terlihat sangat tidak berenergi sekarang.

"Ma, pa, Saga mulai kepikiran buat ngambil alih cabang perusahaan kita yang ada di bidang IT"

"Bagus dong, akhirnya kamu mau terjun juga ke dunia bisnis ini" jawab sang papa.

"Iya benar yang papamu bilang, mama sama papa sudah gak muda lagi. Kamu memang sudah harus mulai mengambil alih beberapa bagian dari perusahaan kita" jawab sang mama menyetujui.

"Ekhem, karena jarak dari rumah buat sampe ke perusahaan itu kurang lebih sejam setengah. Rencananya Saga bakal nempatin rumah yang ada di sana" jawab Saga sambil memberikan kode kepada orang tuanya.

Sebagai orang tua yang suportif, mereka pasti mendukung keinginan anaknya. Apalagi sekarang Saga mengambil inisiatif untuk mengatakan hal ini.

"Oh iya benar juga, jarak kesana kesini kalau bolak balik memang bikin capek. Memang lebih baik kalau kalian tinggal di sana aja" ujar mama Saga sambil tersenyum.

'kalian?' Kanaya mengerutkan keningnya. Dia tidak salah dengar kan? Jadi maksudnya dia akan tinggal bersama Saga? Berdua? Gila!

Sontak Kanaya mengangkat kepalanya yang ia kubur ke piring.

Tiga pasang mata memandangnya seolah dia pasti menerima tawaran ini. Tapi memang Kanaya mana bisa menolak setelah melihat mata berbinar milik mama Saga.

Jadi Kanaya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Toh nanti juga tidak akan ada perbedaannya, bukannya tante dan om juga sering tidak ada di rumah dan meninggalkan mereka berdua dalam perjalanan bisnis.

Ya, Kanaya pikir itu memang tidak ada bedanya. Tapi nyatanya pikiran Kanaya salah.

Jika biasanya yang dimaksud berdua saat ada di rumah, yaitu ada bibi Sera, pak Jo dan beberapa pelayan lainnya.

Kini tinggal berdua yang dimaksud beneran tinggal berdua. Selain bibi pembersih yang akan datang seminggu sekali untuk membereskan rumah dan mencuci baju. Sisanya semua pekerjaan dipegang oleh Kanaya.

Rasanya seperti kembali ke kehidupan sebelumnya. Kanaya harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri.

Ia harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Setelah itu Kanaya akan dipaksa untuk ikut lari pagi oleh Saga. Belum lagi mengurus taman yang penuh dengan tanaman, Kanaya juga harus membantu Saga untuk menyiapkan pakaiannya.

Alasannya sesimpel karena Saga adalah seorang tuan muda yang tidak pernah melakukan pekerjaan sendiri.

Dan Saga tidak menaruh curiga pada sikap Kanaya yang andil dalam melakukan apapun. Mungkin menurut Saga, selama beberapa tahun diluar negri Kanaya mulai menjadi mandiri dan bisa melakukan segala hal adalah sebuah kewajaran.

Untungnya rasa melelahkan itu hanya ada diawal. Setelah beberapa minggu tinggal disini, tubuh Kanaya mulai bisa beradaptasi dengan kegiatan tambahan.

Dan dibandingkan dengan jam kerja mengurus rumahnya, sebenarnya lebih banyak waktu untuk bersantai.

Kanaya sering memesan beberapa makanan lewat online, dan bisa menyetok banyak cemilan dan eskrim.

Hari ini Kanaya sudah menghabiskan setengah dari es krimnya.

Kanaya menyimpan sisa eskrim itu kedalam kulkas dan bersiap untuk memasak makan malam. Saga selalu pulang tepat waktu, dan dibandingkan membeli makanan, Saga lebih menyukai masakannya.

Setelah selesai memasak Kanaya berencana untuk pergi mandi, karena dia merasa berasap dan berminyak.

Setelah keluar dari kamar mandi dan selesai berpakaian, Kanaya tiba-tiba merasakan sakit yang menusuk di perutnya.

Dengan cepat Kanaya berbalik dan memakai pembalutnya. Rasa nyeri dan kram diperutnya sangatlah kuat.
Tubuh ini mengalami gejala dismenore yang parah, terlebih saat dingin tiba.

Masa haid tubuh ini sangat tidak teratur sehingga Kanaya tidak dapat mempersiapkan dengan jelas ketika masa itu datang. Jika dia tahu hari ini dia akan datang bulan, mana mungkin dia dengan bodoh menghabiskan setengah kotak eskrim.

Gigi Kanaya bergemelatuk karena menahan rasa nyeri yang hebat. Ia dengan langkah kaki yang pelan berjalan menuju kasur.

Diambilnya selimut dan dibungkusnya dirinya dalam selimut itu dan mencoba untuk menahan rasa sakit yang parah.

Saga pulang agak terlambat hari ini, dia sudah memberi pesan kepada Kanaya tapi tidak dibalas. Tapi suasana rumah ini terlalu sepi.

Biasanya Kanaya tidak akan tidur secepat ini. Saga melihat makanan diatas meja yang sudah agak mendingin.

Sepertinya belum terlalu lama ditinggal. Sagara mengerutkan keningnya, apa gadis ini marah karena dia pulang terlambat dan tidak mau makan sendirian.

Peralatan makan belum tersentuh sedikit pun. Saga berjalan kearah kamarnya sambil melepaskan jas, dasi, kancing kerah, dan kancing lengannya.

Hal itu membuatnya yang terlihat tidak bisa didekati, menjadi lebih lembut. Saga akan masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Tapi sebelum dia mencapai pintu kamarnya. Dia melihat melalui celah pintu kamar Kanaya, gadis itu terlihat tidur tapi dengan lampu yang menyala terang.

Saga masuk ke kamar Kanaya dan ingin mengingatkannya untuk makan. Setelah tak mendengar jawaban, Saga mengangkat selimut yang menutupi wajah gadis itu.

Dan Saga dapat dengan jelas melihat wajah gadis itu yang berkerut dan dipenuhi keringat dingin.

NOTE: MALASNYA MAU PRA KPMF, KENAPA ORANG-ORANG HARUS KULIAH YA?

Maaf kalau kurang jelas, saya bacanya juga males karena habis di revisi malah hancur tata bahasanya🙏

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang