IV

219 12 0
                                    

Anyeong, ketemu lagi ><
Kangen gak? Wkekek, chapter ini gaada wleowleonya dulu ya.
Happy reading ^^

.
.
.
.
.

"Adek kenapa mukanya kusut banget? Ada masalah?"

Haechan menoleh ke arah Johnny. Lalu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Sayangg, udah siap semua? Coba barang-barang kamu dicek, siapa tau ada yang ketinggalan!" Pinta Ten

Haechan kembali menoleh ke arah Ten lalu menggeleng sembari mengulas senyum tipisnya.

"Hmm yaudah, belajar yang rajin ya!" Ucap ten sambil mengusap pelan kepala si bungsu.

"Echan berangkat ya Mamm." Haechan mencium punggung tangan sang Maam singkat. Kemudian berjalan keluar menuju mobilnya.

Di perjalanan ia hanya melamun, tidak biasanya si bungsu ini diam. Karena dasarnya Haechan adalah anak yang ceria dimanapun dan kapanpun. Johnny yang melihat perubahan drastis putra kecilnya itu takut hal besar tengah menimpa anaknya.

"Echan masuk kelas dulu ya Dadd, Daddy hati-hati nyetirnya."

"Iya sayang, semangat belajarnya. Senyum dulu coba!"

Haechan mengulas senyum simpul sebelum menatap kepergian Johnny dari depannya.

Setelahnya ia kembali memudarkan senyum itu, lalu segera berjalan menuju kelasnya.

Tapp... Tapp...

Langkah kecil yang gontai itu berjalan dengan sangat pelan.

Haechan berjalan sembari menatap kosong ke depan. Bahkan ia menghiraukan beberapa sapaan dari kakak dan adik kelas yang mengenalnya.

"Balik lagi si zombie." Celetuk Renjun

"Iya dah, kenapa lagi kali ini?" Itu Jaemin

"Hari ini rasanya berat aja." Jawab Haechan singkat.

Yangyang menoyor kepala Haechan pelan.

"Sadar bego, lo ga biasanya begini! Coba cerita ada apa? Gausah sungkan sama kita." Pinta Yangyang

"Mark."

"Kenapa lagi si Mark itu? Dia datengin lo lagi? Lo diapain sama dia? Biar gue yang hajar."

Mendengar itu Haechan memasang matanya pada Jaemin. Duh Jaemin yang ceplas-ceplos ini agak berbahaya ya mulutnya.

Melihat reaksi Haechan, Jaemin malah bergidik ngeri. Mata yang lapar, sepertinya dia akan habis kali ini.

Jaemin segera menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya. Merasa salah melempar pertanyaan.

Haechan yang melihat malah tersenyum smirk lalu kembali mengalihkan pandanganya ke depan. Menatap kosong papan tulis putih itu.

"Gue perlu nyelidikin sesuatu."

"Nyelidikin apa Chan?" Tanya Jaemin ragu.

"Tunggu aja hasilnya, gue bakal bergerak sendiri buat ini"

Setelah itu guru datang, dan mereka fokus untuk mendengar penjelasan materi di papan. Tak ada yang berani membuka percakapan saat pelajaran ini. Pelajaran Matematika, dengan guru killer di sekolah mereka.

Sampai akhirnya ber istirahat berbunyi. Semua murid berlarian menuju kantin.

Haechan berdiri lalu berjalan menghampiri Jeno.

"Jen!"

"Eh, kenapa Chan?"

"Lo mau ke kantin?"

TWO SIDE 🔞 (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang