VI

189 12 0
                                    

Anyeong yeoreobun!? How was ur day? Kiw kiw wakakak. Maaf ya baru balik, hectic banget shshsh.
Hari ini santai dulu gada wleowleonya. Sekalian tes ombak, masih rame apa kaga nih wekekk.
Happy reading guyss ^^
.
.
.
.
.

"Bang!"

Jeno menggoyangkan tubuh Mark, berharap dia terbangun dari tidurnya.

"Uhmm"

"Si anying, bangun pea!"

Melihat reaksi Mark yang seperti itu membuat Jeno kesal. Pasalnya pagi ini ia benar-benar lapar, namun tidak ada apapun yang bisa dimakan di apartemen milik Mark.

Mau beli pun, Jeno tak memiliki uang sekarang. Entah bagaimana pun caranya, ia harus bisa membangunkan Abangnya itu.

Jeno juga berniat untuk meminta Abangnya mengantarkan ia ke sekolah hari ini. Karena motornya tidak ia bawa ke apartemen Mark.

Jeno menarik tangan Mark, membuat Mark berdiri dari tidurnya. Mark yang merasa di tarik itu kemudian membuka matanya perlahan.

"Apasihh?" Tanya Mark dengan suara khas bangun tidurnya.

"Gue laper bang, asli ini mah."

Mark bangkit dari kasurnya dengan sempoyongan, kepalanya masih pusing.

"Lah, lo ngompol bang? Ahahah yang bener aja?"

Jeno tertawa melihat celana Mark yang sedikit basah itu. Entah kenapa itu tampak lucu.

Mark yang mendengar perkataan Jeno menundukkan kepalanya, melihat kondisi celananya sekarang.

'Shitt, ini pasti mimpi semalem'

Mark kemudian segera berjalan ke kamar mandi. Ia menutup pintunya rapat, agar Jeno tidak mengejeknya lagi. Namun siapa sangka jika suara Jeno masih bisa menerobos masuk ke dalam indera pendengarannya.

Dengan perlahan, Mark membersihkan tubuhnya. Lalu segera keluar untuk berbelanja dan membelikan Adiknya makan untuk sarapan.

"Nih, buat sarapan."

"Thanks"

Jeno menyantap sarapannya dengan lahap. Bahkan dalam waktu lima menit, makanan itu sudah habis olehnya.

"Anterin gue Bang!"

Mark mengangguk, tanda menyetujui permintaan adiknya itu. Mereka kemudian berangkat dan tiba sekitar pukul tujuh lewat lima belas menit.

Ini bisa dibilang masih pagi bagi Jeno. Karena ia biasanya datang pukul tujuh lewat dua puluh lima, yang mana itu adalah lima menit sebelum bel masuk berbunyi.

Mark berhenti tidak jauh dari depan gerbang sekolah Jeno. Ia melihat adiknya keluar dan disusul oleh pemuda manis yang juga baru keluar dari mobil di depannya.

"Haechan?" Gumam Mark pelan

Mark melihat Haechan dan Jeno saling melempar senyum dan menyapa satu sama lain.

Melihat hal itu, Mark hanya bisa menautkan kedua alisnya. Ia sungguh bingung dengan apa yang dilihatnya barusan.

Haechan dan Jeno sudah berteman kembali? Kenapa Jeno tidak memberitahunya?

Memikirkan hal itu, Mark jadi teringat dengan mimpinya semalam. Mimpi itu, terasa sangat nyata. Rasanya ia ingin itu bukanlah hanya sebuah bunga tidurnya. Ia ingin itu menjadi kejadian nyata.

Setelah mereka berdua-Jeno dan Haechan menghilang dari pandangan Mark, Mark segera memutar balik dan pergi dari area sekolah mereka.

Di sisi lain, Jeno dan Haechan nampak semakin akrab sekarang. Mungkin beberapa dari mereka masih mengira bahwa mereka menjalin hubungan romantis, sebagai kekasih.

TWO SIDE 🔞 (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang