Ciluk baaa, holaa ketemu lagi
Masih semangat gak bacanya? Atau udah bosen? Maaf ya huhuu... Kalo masih mau lanjut aku mau berterima kasih banyak nihh hehe
Anw Happy Reading ^^
.
.
.
.
.Toktoktok...
"Channiee, bangun sayang."
Toktoktok...
Ten yang merasa Haechan tidak menyahutinya itu membuatnya sedikit panik. Lantaran putra bungsunya selalu menjawab panggilannya, namun kali ini tidak. Apa yang sebenarnya terjadi?
Ceklekk...
Ten membuka pintu, kemudian menyalakan lampu kamar Haechan. Kamar yang gelap itu berubah terang.
Dengan Haechan yang masih terbaring meringkuk di ranjangnya. Segera Ten berjalan menuju ranjang itu untuk membangunkan Haechan.
Namun betapa ia terkejut ketika melihat putra manisnya tengah menggigil. Haechan demam.
"Astaga sayang... Kamu sakit?"
"M-maam"
Ten beralih melihat AC yang berada diatas, AC itu sudah mati. Ia pun kembali menatap Haechan, menempelkan punggung tangannya ke dahi Haechan.
"Uhh, panas sekali sayang... Bentar, maam ambil termometer dulu ya buat cek suhu kamu."
Ten berlari menuju meja belajar Haechan, dimana si gemini ini menyimpan termometer? Ia membuka semua loker pada meja itu.
Setelah menemukan sebuah benda panjang tersebut, Ten kembali berlari menuju Haechan.
"Buka mulut kamu."
Haechan menurut, ia membuka mulutnya sampai kemudian Maamnya memasukkan termometer itu kedalam mulutnya.
Ia mendiamkan benda itu di dalam mulutnya hingga suatu bunyi muncul.
Ten mengecek suhu anaknya. Ia sedikit tersentak karena terkejut. Suhu itu sangat tinggi. 40 derajat celsius? Apakah ia harus membawa putranya ke rumah sakit?
"Astaga sayang... Ayo ke rumah sakit aja."
Ten membantu Haechan bangkit. Memberikan si gemini jaket agar tidak merasa dingin.
Ia ingin mengantarkannya ke rumah sakit, agar mendapatkan obat dari dokter yang terbaik.
Saat menuruni tangga. Mereka berpapasan dengan Johnny dan Hendery yang sudah duduk manis di ruang tamu. Menunggu sarapan bersama seperti biasanya.
"Hunn, tolong antarkan Haechan kerumah sakit... Dia demam, sampai 40° suhunya."
"Astaga..." Johnny mendengar itu malah tercengang.
"Biar Abang aja Maam yang antar, abang gaada kelas nanti bisa sekalian nemenin Haechan."
"Yaudah yuk Abang... Hunn, kamu makan sendiri dulu ya. Maaf gabisa nemenin."
"Iya sayang, hati-hati ya abang nyetirnya."
"Siap Dadd!"
Mereka bertiga pun segera keluar, kebetulan mobil hendery memang sudah diparkir di depan agar mudah jika ingin keluar.
Saat di perjalan tidak banyak obrolan diantara mereka. Hening, hanya suara Haechan yang menggigil mengiringi keheningan itu.
Sesampainya di rumah sakit. Mereka cepat-cepat mendatangi dokternya. Hendery, ia yang mengantar Haechan menemui dokternya, sedangkan Ten harus mengurus administrasi di lobi rumah sakit.
Dokter itu mulai mengecek beberapa hal pada Haechan. Dengan wajah yang tidak bisa di deskripsikan dokter itu berkata.
"Sepertinya ini karena kenaikan asam lambung kamu. Kemarin sempat sakit gak perutnya?" Tanya dokter itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO SIDE 🔞 (Markhyuck)
Teen Fiction"That's me, and It's me too-" "-on another my side." "M-mark!?" "Yeah-long time no se, pretty~" ⚠️ bxb area 🔞 ⭕ Harsword ⭕ Mpreg Homophobic DNI‼️ 🚫 Don't copas my story!