XI

166 5 0
                                    

Malam gessss, hari ini ngelanjutin konflik yang kemaren yaa wekekek.
Happy reading ^^
.
.
.
TW // ABBUSIVE ⚠️

Betapa tidak semangatnya Jaemin hari ini. Ia berjalan sangat perlahan dari pintu masuk gerbang menuju kelasnya.

Kepalanya menunduk sembari berjalan. Menyedihkan sekali rasanya.

"Na!"

Sudah pasti bisa ia ketahui bahwa suara itu milik Jeno. Hanya lelaki itu yang memiliki panggilan spesial untuknya. Udah kaya nasi goreng aja tuh spesial.

Jaemin mendongak, menoleh ke arah belakang. Ia melihat Jeno sedang melambaikan tangan kearahnya sambil tersenyum.

Segera Jeno berjalan cepat menghampiri Jaemin. Membuat Jaemin menjadi sedikit lebih tenang.

Setidaknya ia masih punya Jeno sekarang. Walaupun kondisi pertemanan ia Renjun dan Haechan sedang tidak baik-baik saja.

"Tumben siangan?" Tanya Jeno memecah keheningan.

"Gak semangat Jen, biasanya gue excited ke sekolah karena mau ketemu sama temen-temen... Tapi hari ini, gue beneran ilang semangat banget."

Jaemin yang tidak kuasa menahan kesedihannya itu kembali menundukkan kepalanya.

Jeno yang paham segera mengelus kepala Jaemin. Duhh lucu banget gak sih?

"Tenang, kan sekarang ada gue... Lo bisa cerita apa aja ke gue. Oh iya, nanti pulang sekolah ikut gue yuk! Jengukin Haechan di rumah sakit."

Mendengar nama Haechan di sebut Jaemin langsung mengangkat kepalanya untuk menatap Jeno.

"Beneran? MAUUU."

"Oke, sekarang sekolah dulu ya"

Jeno dan Jaemin saling melempar senyum. Bahagia sekali rasanya ya? Mereka berdua juga melanjutkan jalannya menuju kelas.

Jeno mengambil pundak Jaemin untuk ia rangkul sembari berjalan. Melihat itu membuat Jaemin tersipu malu. Rasanya senang sekali.

Saat memasuki kelas pun mereka masih senantiasa bersama. Karena Haechan tidak masuk, Jeno berniat untuk duduk di sebelah Jaemin. Menggantikan Haechan disana.

Jaemin tentu sangat senang. Duduk berdua dengan orang yang disukai adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

Renjun yang mengetahui hal itu memutar bola matanya malas. Rasanya tidak senang melihat Jaemin tersenyum bahagia seperti itu.

Itu menyakitkan. Apakah semua orang berbahagia? Apakah semudah itu untuk mereka mendapatkan bahagianya masing-masing? Dunia sungguh tidak adil.

.
.
.
FLASHBACK ON

"Bisa gak kamu berhenti aja ikut les melukis? Buang-buang duit aja."

"Tapi kan itu hobi aku Yah!"

"MELUKIS ITU GAK BERGUNA! Mending uangnya dipakai untuk kebutuhan lain, bukan buat bayar les dan beli alat-alat lukismu itu!"

Sedih sekali, ketika mendengar bahwa orang tua kita tidak menyetujui dan mendukung hal yang kita sukai.

Itu menyakitkan. Renjun menangis dalam diam, padahal hanya itu satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk melawan banyak pikiran yang menganggunya.

Meluapkan semua emosi pada lukisan adalah hal yang menyenangkan bagi Renjun. Namun tentu saja semua itu butuh biaya tersendiri, dan juga tidak murah.

"JAHAT! AYAH JAHAT! GAK ADIL! AKU GAK PERNAH MELARANG AYAH BUAT SUKA SAMA SESUATU!"

Plakk...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWO SIDE 🔞 (Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang