21

454 19 2
                                    

Yujie menghela nafas panjang. Mengingat betapa malangnya sosok dirinya di masa lalu membuat hatinya berdenyut nyeri.

" Hei, Xu Feng. Apa kau tahu, selama ini aku tumbuh dengan rasa iri pada dirimu. Aku iri karena kau bisa berlatih dengan ayahku sedangkan aku yang putrinya ini tak pernah bisa".

"...sejak itu aku selalu memiliki tekad untuk menjadi lebih kuat agar aku bisa mengalahkan murid ayahku yang di kenal sangat hebat itu".

Kedua mata Xu Feng melebar kala mendengar kalimat yang baru saja Yujie ucapkan.

Ada sesuatu dalam dirinya yang ingin keluar. " Limei, sebenernya...Hanguang-jun, dia-".

"Sudahlah, sampai disini saja pembahasan tentang masa lalunya. Aku tak ingin terlalu mengingatnya, sekarang ini yang ku inginkan adalah menikmati momen yang bisa ku habiskan bersama keluarga ku. Dan juga dirimu". Yujie menoleh pada Xu Feng sambil tersenyum begitu indah.

Senyum yang sudah lama Xu Feng tidak pernah lihat. Kini ia bisa menyaksikan senyum manis itu lagi.

Yujie merenggangkan tubuhnya yang kaku, " ung! Ini sudah larut, aku akan kembali sekarang. Terimakasih untuk malam ini, kau telah menemani ku. Selamat malam".

Xu Feng memandang dalam diam punggung sempit yang semakin menghilang itu.

Pandangannya beralih menatap luas nya langit gelap. Kau salah, Limei. Kau salah...

***
Ditempat lain, terlihat seorang wanita yang tengah memegangi dadanya. Sisi wajahnya terdapat ruam bekas tamparan.

Seorang pria terlihat berdiri membelakangi nya dengan gelagat yang gelisah. " Bagaimana bisa.... bagaimana bisa! Dia ada di sini?! Kenapa dia juga ada di sini?!".

Wanita itu hanya bisa diam mendengar amarah tuannya itu. Sedangkan pria itu, Wang Chunying tengah mengontrol amarahnya yang masih meluap luap.

Wang Chunying menghela nafas kasar. " Pergilah dan carikan informasi tentang mereka lagi!".

"Baik". Wanita yang tak lain adalah Li yan itu pergi setelah mendengar instruksi dari Wang Chunying.

Li yan berhenti setelah melewati pintu aula. Ia bisa mendengar suara barang barang di banting pecah.

***
Brugh!

Wei wuxian di lempar ke ranjang oleh Lan wangji. Bisa dilihat ini adalah ulah Wei wuxian sendiri yang baru saja membuat mabuk Lan wangji.

Wei wuxian tersenyum jail, " eiy~er ge , kau begitu kasar. Kepala ku sakit terhantup ranjang, tahu~".

Lan wangji yang mendengar itu duduk di pinggiran ranjang. Dengan lembut ia mengelus belakang kepala Wei wuxian. " Apa masih sakit?".

Wei wuxian tertawa keras. " Hhhhhh, Lan Zhan saat mabuk seperti ini kau memang paling lucu sedunia. Itu membuat ku memiliki dorongan untuk mempermainkan mu".

Lan wangji hanya memiringkan kepalanya tak mengerti.

Wei wuxian merasa gemas sendiri melihat itu. Ia memainkan jemari lentiknya di depan dada Lan wangji. " Anggap saja hal ini sebagai hukuman karena kau sudah membuat ku sakit pinggang Lan Zhan, hump".

Wei wuxian menarik pita dahi milik Lan wangji dan ingin mengikat tangan Lan wangji, tapi belum sempat ia membuat simpul Lan wangji sudah menyergab tubuhnya dan menindihnya di kasur.

Wei wuxian begitu terkejut dengan aksi tiba-tiba itu dan hanya bisa membeku. Setelah sadar dari rasa keterkejutan nya ia sudah di tindih oleh Lan wangji. " Lan-Lan Zhan kau-apa yang ingin kau lakukan?!".

Dengan suara berat Lan wangji menjawab, " setiap hari ya setiap hari".

Kalau sudah menyangkut ini Wei wuxian hanya bisa pasrah. Padahal tadi dia yang ingin menjadi kan Lan wangji mainan tapi sekarang malah terbalik begini. Doakan saja besok dia akan bisa berjalan dengan baik agar para junior tak curiga.

MDZS: kembali ke masa lalu part 2 ( mulai part 21-selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang