Chapter 11

313 29 2
                                    

Hari demi hari berlalu.

Hari perpisahan pun tiba, semua murid melaksanakan perpisahan di aula sekolah.

Selesainya acara perpisahan, Zee menghampiri Marsha.

"Ngga kerasa yah hari demi hari kita lewatin sekarang udah kelulusan ajah." Ucap Zee.

"Iya, apa nanti kita bakal tetep bertemen seperti ini yah?." Ucap Marsha.

"Pegang omongan gua, pasti kita akan terus seperti ini sampe kapan pun." Ucap Zee.

Mereka berdua pun tersenyum, teman teman mereka pun menghampiri mereka berdua.

"Aduh ga kerasa yah waktu cepet banget." Ucap ashel.

"Iya padahal baru kemaren kita bersama sekarang udah harus berpisah ajah yah." Ucap Adel.

"Yah itu lah hidup dimana ada pertemuan pasti akan adanya perpisahan." Ucap Shani.

"Ohh iya sebelum kita sibuk semua kita liburan yuk." Ucap muthe.

"Ide yang bagus." Ucap Gracia.

"Liburan kemana?." Ucap Zee.

"Gimana kalo kita ke Pantai." Ucap muthe.

"Gass." Ucap mereka.

Beberapa hari kemudian.
Hari dimana mereka pergi ke pantai, mereka semua bermain air di pantai, tertawa dan bercanda bersama.

Marsha, Freya dan Shani hanya melihat mereka bermain.

"Mereka kaya anak kecil aja yah." Ucap Shani sambil tertawa.

"Iya, tetapi mereka lucu." Ucap Marsha.

"Aku juga ngerasa gitu Marsha." Ucap Freya sambil tertawa.

Di saat sedang bicara Zee menghampiri mereka bertiga yang sedang duduk lalu menyiram mereka dengan air.

"Hahaha, kena kalian." Ucap Zee sambil tertawa.

"Zee!!!." Ucap marsha, Freya dan Shani.

"Sini kejar gua dong kalo bisa blee." Ucap Zee sambil meledek.

Marsha, freya dan Shani pun akhirnya ikut bermain, mereka bermain sampai sore.

Sore harinya mereka semua duduk di tepi pantai ngobrol sambil melihat matahari tenggelam.

"Hei, kita kan udah lulus nanti ke depan nya kalian mau jadi apa?." Ucap ashel.

"Di mulai dari gua dulu deh, kalo gua pengen jadi model itu mimpi gua dari dulu." Ucap ashel.

"Kalo muthe ?." Ucap ashel.

"Kalo Gua pengen jadi pebasket profesional yang bisa bawa nama negara ke internasional." Ucap muthe.

"Wahh keren muthe." Ucap mereka semua.

"Kalo adel?." Ucap ashel.

"Yah ga jauh beda lah gua ge sama kaya muthe pengen jadi pebasket profesional." Ucap Adel.

"Bener bener kek saudara kembar lu hahaha." Ucap Zee.

"Kalo Jinan ?." Ucap ashel.

"Kalo gua pengen bikin perusahaan dan mejadi CEO." Ucap Jinan.

"Widihhh." Ucap ashel.

"Kalo lu Freya?." Ucap ashel.

"Kalo untuk kedepannya aku belum tau, tapi aku punya tujuan pengen kuliah di luar negeri." Ucap Freya.

"Keren Freya semoga kesampean." Ucap Zee.

"Kalo lu Shani?." Ucap ashel.

"Kalo gua kepengen pendidikan di negara ini lebih maju jadi gua pengen jadi menteri pendidikan." Ucap Shani.

"Mantep banget Shani." Ucap mereka semua.

"Kalo Gracia ?." Ucap ashel.

"Kalo gua ngebantuin Shani mewujudkan tujuannya." Ucap Gracia.

"Widih sahabat sampe mati nih ceritanya." Ucap ashel.

"Yoi dong." Ucap Gracia.

"Oke lah, kalo Marsha lu mau jadi apa?." Ucap ashel.

"Sebenernya aku tadinya belum kepikiran jadi apa, tapi sekarang aku tau kalo aku ingin jadi guru, supaya aku bisa membantu orang orang yang seperti aku di bully dan penyendiri." Ucap Marsha.

"Ouhh keren Marsha." Ucap Zee.

"Kalo lu Zee?, Mau jadi apa?." Ucap ashel.

Zee terdiam sementara, lalu ngomong.

"Gua pengen jadi orang yang hebat." Ucap Zee.

"Orang hebat kaya gimana ?." Ucap ashel.

"Orang yang bisa selalu menjaga Teman temannya, dan orang yang bisa mengubah pandangan semua orang walau hanya sedikit, agar tidak ada lagi orang yang saling meremehkan dan juga yang terjebak di zonasi mereka." Ucap Zee sambil tersenyum.

Setelah mendengar perkataan Zee mereka semua terdiam sambil melihat matahari yang mulai tenggelam.

Setelah liburan tersebut, mereka semua mengikuti test masuk universitas ke tujuan masing masing, dan mereka semua berhasil lulus ke universitas tujuan mereka masing masing kecuali Freya dia gagal mengikuti test kuliah di jepang.

Freya melihat teman teman nya berhasil, dia menangis malam malam di taman, Zee yang sedang nyari angin melihat Freya yang sedang sendirian.

"Freya?." Ucap Zee.

"Zee.." ucap Freya sambil menghapus air matanya.

"Lu kenapa Freya?." Ucap Zee.

"Ngga apa apa kok Zee." Ucap Freya.

"Lu nangis gitu Kok ngga apa apa." Ucap Zee.

"Siapa yang nangis?." Ucap Freya.

"Udah gausah bohong Freya, lu ngomong ajah kenapa jangan semuanya lu pendam di hati lu." Ucap Zee.

"Aku gagal test masuk universitas tujuan aku." Ucap Freya sambil nangis.

"Padahal aku kira aku bisa melaluinya." Ucap Freya sambil nangis.

"Padahal aku udah mempersiapkan semuanya dari dulu." Ucap freya sambil nangis.

"Kenapa aku gagal di saat yang terpenting bagi aku?." Ucap Freya sambil nangis.

Freya pun terus menangis, Zee pun memberi Freya sapu tangan untuk menghapus air matanya.

"Kegagalan bukan hal yang buruk Freya, kegagalan adalah rencana alam untuk membuat lu mempersiapkan tanggung jawab yang lebih besar." Ucap Zee.

"Ambil kegagalan itu sebagai motivasi lu buat bangkit kembali." Ucap Zee.

"Dengan kegagalan ini apa aku harus mengubah tujuan aku Zee?."ucap Freya sambil nangis.

"Kalo rencana lu ga berhasil, berarti yang di ubah rencananya bukan tujuannya, pokonya jangan pernah lu ubah tujuan lu." Ucap Zee.

"Inget yah Freya, kesalahan yang paling besar bukanlah kegagalan, tetapi ketika lu berhenti di tengah jalan dan ingin menyerah dan lu belum merasakan keberhasilan itu." Ucap Zee.

Setelah mendengar perkataan Zee Freya pun berhenti menangis dan dia kembali tersenyum.

"Makasih yah Zee." Ucap Freya sambil tersenyum.

"Nah gitu dong senyum, udah gausah di pikirin, bawa enjoy aja masih ada test lain." Ucap Zee.

Setelah perbincangan itu mereka berdua pulang ke rumah masing masing.

TO BE CONTINUED.

Two Forbidden PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang