9. Gap

42 6 2
                                    


Sinar mentari mengusik tidur Jessika, membuat ia terpaksa membuka matanya. Pemandangan yang pertama kali gadis itu lihat adalah wajah kekasihnya, untuk beberapa saat Jessika terkejut melihatnya, tapi akhirnya ia ingat mengapa ia bisa berada disini dengan Sean.

Untung saja hari ini hari minggu, mereka menghabiskan waktu di balkon semalaman. Ia sendiri tidur dengan lengan Sean sebagai bantalnya.

Jessika menatap wajah kekasihnya, meneliti fitur-fitur yang menarik perhatiannya. Gadis itu meletakkan telunjuknya pada hidung mancung si laki-laki dan membuat garis selaras dengan tulang hidung itu.

"Mancung banget."gumam Jessika.

"Emmhh."

Sean sedikit terusik dengan kegiatan Jessika, laki-laki itu melenguh pelan dengan mata terpejam.

Jessika terkikik pelan, Sean terlihat menggemaskan ketika tidur dengan tenang.

"So cute" ucap si gadis.

"Hmm?"

Jessika terkejut mendengar si laki-laki berdeham dan membuka matanya perlahan.

"Good morning, my melody."ucap Sean dengan suara berat khas baru bangun.

"Morning too my boyfriend."

Sean mengecup kening Jessika sekilas kemudian bangkit dari tidurnya.

"Jam berapa sekarang?"tanya Sean melihat matahari sudah cerah saat ini.

Jessika mengambil ponselnya dan melihat jam pada lookscreennya.

"Jam delapan, astagaa."ucap Jessika.

Sean terdiam melihat Jessika yang masuk ke dalam kamar. Laki-laki itu menguap, membiarkan nyawanya terkumpul penuh sebelum ia beranjak dari tempatnya.

"Oi, cuci muka dulu sana."titah Jessika pada Sean yang duduk sembari memejamkan matanya.

"Hmm"

Sean pergi ke kamar mandi dengan mata setengah terpejam, ia masih merasa mengantuk. Jessika menggeleng pelan, ia melipat selimut yang ada di balkon dan membawanya ke kamar.

Gadis itu memasukkan dua selimut tebal itu ke dalam tas yang ia gunakan untuk membawa pakaian kotor ke laundry.

"Pulang gih,"

"Dih ngusir."ucap Sean.

"Bukan gitu, ntar orang rumah nyariin gimana?"

Sean memeluk gadisnya, ia ingat jika gadis itu suka dipeluk, Sean akan selalu mengingat itu.

"Gak papa, udah gue kabarin."jawab si laki-laki.

"Sarapan dulu, gue pesenin makanan."ucap Sean sembari melepas pelukannya.

Jessika hanya mengangguk, ia menunggu Sean selesai mengutak-atik ponselnya. Senyum cerahnya terbit ketika Sean duduk di sofa dan merentangkan tangannya.

Jessika duduk disebelahnya dan menghambur dalam pelukan kekasihnya, pelukan yang amat ia sukai akhir-akhir ini dan seterusnya.

----★----

"Belajar yang bener!"kesal Jessika.

"Ini belajar."sahut Sean.

"Jangan sambil main hape, ngechat siapa sih? cewek baru?"

Sean tersenyum tipis, senang melihat Jessika menunjukkan bahwa ia cemburu, itu terlihat menggemaskan.

JEANDRA (About Loneliness and Happiness) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang