7. Maybe

30 8 0
                                    

"SEANDRA!"

"Why baby?"

"Lo ngagetin gue!"ucap Jessika kesal dengan semburat merah muncul di pipinya.

Gadis itu sedang asik mengerjakan tugasnya di kamar dengan pintu kamar yang dibiarkan terbuka. Karena terlalu fokus Jessika tidak mendengar suara khas seseorang membuka kunci pintu apartemen, saat selesai dan hendak keluar ia dikejutkan dengan Sean yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

"My bad."

"Ngapain tiba-tiba disini?"tanya Jessika.

"Ngapel, ngapain lagi?"

"Kebetulan gue belum ngepel, mau bantu?"canda Jessika.

Sean mengacak rambut kekasihnya. "Jalan-jalan kuy, gak sumpek disini terus?"

Ya sebenarnya sekali, Jessika bosan dengan kegiatan dan kunjungannya yang monoton. Tapi ia sama sekali tidak tahu harus kemana lagi atau berbuat apa, gadis itu melirik jam pada nakasnya yang menunjukkan pukul delapan, sudah cukup malam.

"Kemana? Jangan sampe temen sekolah ada yang tau "Jessika masih belum siap, hanya itu sebenarnya.

"Takut banget ya ketahuan?"

Jessika mengangguk, ada rasa takut kalau orang-orang mengetahui Sean adalah kekasihnya. Gadis itu tau sekarang kalau Sean memiliki banyak sekali penggemar, mungkin ia baru memperhatikan itu karena Sean adalah kekasihnya.

"Humm, maaf."ucap Jessika sambil meringsek memeluk kekasihnya.

Sean membalas pelukan itu dan mengecup puncak kepala gadisnya "It's okay. Ayo kita jalan-jalan."ucap si laki-laki.

"Bentar, gue ganti baju dulu."

"Jangan cantik-cantik, gue gak mau berbagi."ucap Sean.

"Jadi lo mau gue keliatan gembel gitu? terus lo ninggalin gue karena malu."

"Lo jadi gembel gelandangan sekalipun tetep cantik."

"Halah bisaan banget."

"Nanti lo ngemis di lampu merah, hasilnya bagi dua ya?"

"SEANDRAA!"

.....

Sean tertawa gemas melihat gadis disebelahnya, gadis itu memakai sweater putih dan celana panjang hitam. Sedangkan dirinya memakai kaos putih dengan celana hitam dan juga jaket hitam. Sedari tadi Sean mengayunkan tangan mereka yang bertautan, rasanya menyenangkan, hal yang tidak pernah Sean maupun Jessika lakukan.

"Seru juga ya jalan-jalan gini."ucap Jessika mengamati seluruh sudut taman yang mereka jelajahi.

"Hmm, makanya jangan belajar mulu."sindir Sean.

Bukannya tersinggung, Jessika malah tertawa. Memang benar karena dia terlalu menyibukkan diri dengan prestasi akademik agar orang tuanya tidak kecewa nantinya.

"Kenapa bintangnya dikit banget."gumam Jessika saat menatap langit malam yang gelap dan bertaburan sedikit bintang. Mengecewakan setiap ia menatap langit, karena bintang tidak menampakkan diri, ia tidak bisa melihat konstelasi bintang secara nyata.

"Kalau mau liat bintang yang banyak, gue tau tempat yang bagus."

Sean tahu gadisnya menyukai astronomi, karena itu ia memikirkan tempat bagus untuk nantinya mereka melihat bintang yang memuaskan.

"Dimana?"

"Bukan sekarang, nanti lo tau."ucap Sean.

Sekarang mereka duduk di rumput, suasana sepi karena hari semakin malam. Sedangkan dua insan itu sedang asik bertukar cerita.

JEANDRA (About Loneliness and Happiness) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang