Sean melirik kekasihnya yang fokus menulis, sedangkan dirinya memainkan pulpen ditangannya. Jessika pintar dan rajin, Sean akui itu. Pantas saja banyak yang memanfaatkannya untuk beberapa bidang pelajaran.
Jessika balik melirik Sean dan menukikkan alisnya seolah berkata 'jangan liatin gitu' membuat Sean mengalihkan pandangannya
Di sekolah, Sean dan Jessika akan saling tatap dan berinteraksi sebagaimana teman pada umumnya, Jessika bahkan selalu pulang sendiri dengan bus seperti sebelumnya. Sudah berjalan cukup lama dan sama sekali tidak ada yang curiga jika mereka berdua menjalin hubungan, karena keduanya terlihat pasif dan tidak terlalu lengket.
Bel istirahat berkumandang sejak lima menit lalu, tiba-tiba saja dua orang perempuan datang ke bangku Jessika. Tanpa Jessika bisa tebak apa maksudnya, mereka membicarakan kekasihnya.
"Jes, gimana rasanya duduk sama Sean?"tanya Aira. Gadis ini dulu pernah menjadi teman sekelompoknya untuk tugas fisika.
"Gak gimana-gimana."
"Seriously? padahal Sean nyeremin banget loh."celetuk Gena, teman Aira.
"Sorry?"
"Lo gak tau? Sean itu ketua geng Asureuz. Geng anak-anak badung yang hobi tawuran, balapan sama mabok."
"Gak sampe mabok juga ra,"ucap Gena mengoreksi perkataan temannya.
Gadis bernama Aira itu hanya meringis. Ia lalu menatap Jessika seperti pertama kali ia menghampiri gadis bintang itu (gadis bintang, sebutan buat Jessika dari teman-teman sekelasnya. Jessika sendiri tidak tahu kenapa).
"Tapi serius Jes, dia gak apa-apain elo kan?"
Dengan ragu Jessika menggeleng, membantah ungkapan Aira. Sedikitnya, Sean hanya memaksanya menjalin hubungan di awal, dan itu tidak terlalu buruk.
"Sean itu gak bisa diperintah Jes, suer deh. Guru aja nyerah sama tingkah dia." sambung Gena.
"Tau gak? bulan keempat kita sekolah disini, Sean warnain rambutnya jadi blonde."
"Sumpah, that so suit with him. Walaupun kena tegur, Sean tetep gak ngubah warna rambutnya selama sebulan. Gila gak tuh."ujar Gena.
Jika ditelisik dari cara mereka berbicara, ada sedikit rasa kagum pada nada bicara mereka terhadap kekasihnya. Jessika merasa sedikit tidak nyaman, daripada membicarakan seseorang seperti ini, gadis itu lebih memilih untuk membaca buku tentang astronomi dan mencari tahu lebih banyak tentang rasi bintang serta mengulik rahasia yang disimpan galaksi bima sakti, itu sungguh lebih menarik ketimbang pembahasan dua gadis ini.
......
Petang menjelang malam di hari itu, Jessika mendapati kekasihnya duduk manis di atas sofa ruang tengah apartemennya dengan wajah penuh luka dan lebam dan penyebab yang benar-benar membuatnya tidak habis pikir.
"Ngapain sih tawuran? gak jelas tau."omel Jessika pada Sean yang duduk di sofa dan menatapnya sembari tersenyum geli.
Jessika semakin kesal, Sean masih bisa tertawa padahal wajahnya penuh lebam dan luka. Gadis itu membuka kotak obat yang ia ambil dari laci di meja televisi. Jadi benar yang dikatakan gadis-gadis itu, Sean suka tawuran.
"Ketawa lagi lo!"kesal Jessika.
"Maaf."ucap Sean.
Jessika menghela nafasnya "Sini deketan."
Gadis itu menarik rahang Sean dengan pelan agar lebih mudah ia obati. Luka goresan di kening, tulang pipi dan rahang kirinya Jessika tutup dengan plester luka berwarna coklat. Sedangkan luka pada pangkal hidung laki-laki itu ia tutup dengan plester berwarna pink bermotif animasi kartun my melody. Jessika membeli itu hanya karena terlihat lucu, tidak ada alasan lain saat ia membelinya, si gadis tersenyum geli melihat plester itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEANDRA (About Loneliness and Happiness)
FanfictionIni yang kata Renata backstreetnya gak oke banget Cerita cinta anak pertama yang diasingkan oleh keluarganya dan anak bungsu yang merasa asing dengan keluarganya. Seandra tidak tahu jika keputusannya untuk menjalin hubungan dengan teman sebangkunya...