10. Bertemu lagi

53 11 0
                                    

Tin..

Suara mobil hitam polos yang masih berkilau menandakan mobil itu sehabis di cuci, telah tiba di perkarangan rumah keyla. Perlahan tapi pasti kaca mobil belakang turun dan memunculkan kepala seseorang, yaps anda betul sekali kalau bukan desi siapa lagi ya kan?

"key ayo masuk, keburu terlambat kita nanti" teriak desi dari dalam mobilnya.

Tanpa menunggu waktu lama, keyla langsung berjalan mendekati mobil itu.

"nak keyla kamu duduk di depan ya sama brian" ucap mama desi.

Keyla melihat di depan dan menatap brian lekat lekat, keyla takut brian tidak suka kalau keyla duduk di sampingnya.

"kak brian, keyla boleh duduk di samping kakak?" tanya keyla takut.

"key kamu duduk aja lah, abaikan kakak gue" bukan brian yang menjawab melainkan desi yang menjawab.

"boleh?" tanya keyla sekali lagi.

"hem" satu kata yang singkat yang membuat keyla mulai masuk dan duduk di kursi samping pengemudi.

Suasana di mobil cukup hening, semua orang fokus ke ponsel nya masing masing kecuali brian yang fokus menyetir dan keyla yang melihat lihat kendaraan berlalu lalang di jalanan.

Di sisi lain, brian sesekali melirik ke arah sampingnya ke arah keyla. Ntah apa yang membuat brian melirik ke arah keyla, tapi ia merasa wajah keyla familiar tapi entah itu kapan dan masa itu brian tidak sempat untuk menanyakan nama nya.

Flasback on

Angin menembus kulit seseorang pemuda yang menenangkan pikiran di pinggir pantai sore hari. Melihat matahari yang tenggelam, memang sangat pas untuk menghilangkan stres yang ada di pikiran pemuda yang tak lain Aditama Febriano yang sering di sebut brian, pemuda tampan, pintar, tinggi, cool, dingin, pemuda yang sudah memegang perusahaan yang masih di umur 20 tahun. Membuat kaum hawa ingin menjadi pendamping nya.

Beranjak dari tempatnya, brian berjalan kembali di apartemen nya yang kebetulan terletak di depan sana dekat dengan jalan masuk menuju pantai. Brian terlalu berfokus ke jalan nya tanpa menyadari seorang gadis yang ingin menabrak dari arah belakang.

Bruk...

Akhirnya gadis itu menabrak tubuh belakang milik brian. Kalau saja brian letoy pasti sudah ikut terjatuh di jalanan yang keras itu.

"aww... sakit banget" ucap gadis itu terjatuh dan mengusap ngusap dahi nya.

"heh cil, lo bisa lihat gak sih?  buta lo?"  tanya brian saat melihat gadis itu terjatuh di bawah nya.

"maap kak, kan aku gak tahu" jawab nya sambil berdiri.

"lo buta apa gimana? masa lo gak liat jalan di depannya ha?"

"ma-map kak, kan aku gak sengaja"

"serah lo cil"

Brian berjalan meninggalkan gadis yang masih diam di tempatnya sambil menundukan kepala nya. Masuk ke dalam apartemen nya, brian segera mandi dan melepaskan baju nya karena terkena noda coffe latte dari gadis tadi.

Flasback end

Pukul 06.45 mobil milik keluarga desi sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"mah, pak, kak, aku sekolah dulu ya" pamit desi ke orang tuanya. Sedangkan orang tuanya tersenyum ramah. Tapi berbeda dengan brian yang tetap diam.

"em... Om, tan makasih udah anterin keyla sekolah dan makasih buat kak brian. Kalau gitu keyla pamit masuk ke dalam sama desi" ujar keyla.

"iya nak hati hati" ucap mama desi.

Sedangkan brian menatap ke arah keyla sambil menampilkan senyuman ramah.

"nih, abang gue kenapa? Gue tadi yang nyapa diam kayak es batu. Lah? Di sapa keyla aja langsung senyum dasar abang pilih kasih! Atau apa apa....?" batin desi.

Setelah mereka berpamitan, mereka berdua langsung masuk ke dalam sekolahan dan menuju ke dalam kelas 12. Masuk ke dalam ruangan kelas, keyla langsung meletakan tasnya dan duduk di kursi nya.

"kak keyla, kakak di suruh ke ruang BK" ucap adik kelas keyla yang baru saja sampai di kelas keyla.

"kenapa kalau boleh tahu?" bukan keyla yang bertanya, melainkan desi.

"kurang tahu sih kak, yasudah kalau gitu saya permisi" ucapnya dan langsung pergi ke luar.

"key, kira kira ada apa ya?" tanya desi.

"entah aku juga gak tahu"

"mau di temani ke ruang bk?"

"gak usah, aku pergi aja" ucap keyla dan langsung pergi menuju ruang BK.

Di perjalanan ke ruang bimbingan konseling tak ada satu pun kata terlewatkan dari murid murid yang ada di koridor kelas yang menuju di ruangan bk.

Siapa dia?

Oh itu anak beasiswa sih.

Kok aku gak pernah lihat dia?

Ya kan dia gak tahu keluar, orang nya aja pendiam.

Dan yang lain nya yang di lontarkan oleh murid murid lainnya.

Sekarang keyla sudah di ddepan ruangan bk. Masuk ke dalam, keyla langsung duduk di kursi depan guru kesiswaan yang bisa di sebut guru bk.

"maaf bu, ada apa ya kok saya di panggil ke sini?" tanya keyla sambil menatap ke guru bk.

"gini nak key, apa bisa ya kamu besok mewakili sekolah ini untuk ikut olimpiade sains?" tanya bu BK.

"tapi kan dua hari lagi saya ujian kelulusan bu, cari yang lainnya aja gimana bu?" jawab keyla karena memang benar  dua hari lagi keyla akan lulus dan harus mempersiapkan diri untuk belajar agar mendapatkan nilai yang sangat baik.

"tidak ada nak key yang pintar sama sains cuma kamu, tolong kamu bisa kan mewakili sekolah ini?" paksa bu BK.

"gimana ya bu, soalnya keyla juga harus belajar"

"tolong ya nak key, kamu bisa kan?"

"huff.. Yasudah kalau begitu bu, saya akan mewakili sekolah ini" pasrah keyla.

"terima kasih nak key, besok jam sembilan nanti saya akan memberikan izin kamu buat mengikuti olimpiade sains"

"iya bu"

Setelah mendengar bimbingan dan yang harus di persiapkan untuk besok, keyla pergi dan beranjak dari duduk nya dan menuju ke kelas nya. Di sepanjang lorong koridor sekolah, sangat sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung. Mempercepat langkah nya, akhirnya keyla sampai di depan pintu kelas nya yang tertutup.

Ceklek...

Keyla membuka pintu dan benar saja sekarang di kelasnya terdapat guru yang mengajar tentang geografi.

"assalamualaikum" ucap keyla.

"waalaikum salam" jawab serempak penghuni kelas. Keyla langsung melanjutkan berjalannya dan duduk di kursi miliknya.

"keyla putri anida, kamu dari mana?" tanya pak agus selaku guru geografi.

"maaf pak, saya tadi di suruh di ruang bk" jawab keyla. Pak agus hanya mengangukan kepala nya saja dan melanjutkan kegiatan mengajar nya.

Kehidupan KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang