28. Mengagumi?

25 2 0
                                    

1 bulan telah berlalu, rintangan demi rintangan yang dilewati keyla dengan lapang dada. Dari keluarganya tiba tiba datang dan mengolok ngoloknya dengan sebutan "gadis murahan" dan banyak lagi yang di keluarkan dari mulut keluarganya sendiri.

Bukan hanya itu saja, saat keyla menjenguk natan di sekolahnya ia malah di jelek jelekan oleh mamanya sendiri. Banyak sekali rintangan yang keyla lewati tapi ia tetap tegap, tabah, tegar, dan sabar menghadapi cobaan hidupnya.

Wisuda di sekolahnya telah usai. Jangan harap kalau seorang siswa siswi SMA saat wisuda akan di dampingi oleh kedua orang tuannya atau salah satu orang tuanya, tapi beda dengan keyla. Ia hanya datang seorang diri tidak ada yang mengucapkan selamat pun kecuali desi dan keluarganya.

Sekarang desi sudah berada di negara orang yaitu, negara singapura untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan keyla? Jangan harap keyla bisa sekolah ke jenjang lebih lagi, makan sehari aja susah apalagi kuliah? Tidak tidak, meskipun ia anak prestasi dari sekolahnya, ia tak pernah mengajukan untuk mendapatkan beasiswa di salah satu universitasnya.

Keyla sempat di tawarkan untuk di kuliahkan keluarganya desi, tapi ia menolak tawaran itu karena tak mau merepotkan keluarganya beberapa kalinya. Dan sekarang, keyla sedang bekerja di salah satu kafe kopi ternama di kota jakarta.

"Key gak pulang, udah malam loh" ucap salah satu karyawan di kafe itu.

"Oh ini mau pulang kak" sahut keyla sambil tersenyum kepada gadis yang umurnya lebih tua darinya.

Mengambil tas selempangnya, keyla berjalan keluar dari kafe tempat kerjanya. Tempat ia bekerja dengan kosannya lumayan jauh mungkin membutuhkan waktu sekitar 45 menitan.

Dari tadi keyla memesan taxi untuk ia pulang tapi tetap di tolak. Terpaksa ia jalan kaki sampai menemukan angkot umum yang liwat, yah meskipun sudah malam sih.

"Eh key, kok jalan kaki?" tanya bayu setelah menepikan motornya di pinggir jalan.

"Loh kok kamu ada di sini bay?" tanya balik keyla karena binggung kenapa ada bayu disini.

"Habis pulang dari tempat kerjanya bokap sih"

"Oh, emangnya papa kamu kerja dimana?"

"Kafe depan sana"

"Loh aku kerja disana tapi kok gak lihat papa kamu sih"

"Ya iyalah bokap gue kan pemilik kafe itu jadi mana mungkin sering lihat. Bokap gue aja sering keluar kerjain perusahaan lainnya"

"Beneran kafe itu punya papa kamu?"

"Iya"

"Gak nyangka banget aku"

"Oh ya kenapa lo jalan kaki?"

"Terpaksa sih, aku tadi pesan taxi tapi ditolak terus"

"Gue anter ya"

"Eng-"

Tin

Belum juga keyla menyelesaikan ucapannya tapi terpotong dengan suara klakson dari mobil sport berwarna hitam di belakangnya.

"Keyla gue anter" ucap laki laki itu yang keluar dari mobilnya yang tak lain brian.

"Siapa dia key? " tanya bayu ke keyla.

"Oh ini kak brian dan ini bayu" ucap keyla memperkenalkan mereka berdua.

Bayu turun dari motornya dan bersalaman untuk saling kenal. Bayu memperkenalkan namanya dengan senyuman yang manis berbeda dengan brian, ia malah bermuka datar seperti khawatir. Khawatir tentang keyla? Ya iyalah, ia sudah terlanjur mencintai keyla dan jangan sampai ia malah kemalingan dengan temannya itu.

"Hahah jangan kaku lah bro, gue temannya keyla bukan pacarnya. Kaku amat mukanya" ucap bayu sambil tertawa dan tangannya menepuk bahu belakang brian.

"Saya lebih tua dari anda" sahut brian formal dan melirik ke arah bayu tajam.

"Ya ya, eh key gue cabut dulu ya"

"Iya bay, hati hati"

Setelah ucapan keyla, bayu hanya menganguk dan melakukan motornya entah ke mana dan meninggalkan mereka berdua di sana.

"Pulang" ucap brian masuk ke dalam mobilnya, dan pertama kalinya ia tak membukakan pintu mobil untuk keyla. Ia malah masuk terlebih dulu dan menutup pintunya dengan kasar.

Keyla menatap brian dengan tatapan sangat aneh. Ada apa dengan brian? Memang ya seorang keyla putri anida tidak peka banget kalau brian tidak baik baik saja bisa dibilang cemburu sih.

Mengikuti brian, keyla masuk dengan membuka pintu mobil sendiri dan duduk di sebelah kursi pengemudi di sebelah brian duduk.

"Kak brian kenapa? Marah sama aku ya? Emangnya salah aku apa? Terus kenapa kak brian kayak marah gitu" tanya keyla bertubi tubi.

"Gak papa" jawab brian singkat dan melajukan mobilnya menuju kosannya.

"Terus kenapa kak brian agak beda?"

Emang ya, keyla emang gak pekaan!

"Ihh kak brian kalau aku salah ngomong dong jangan marah gini"

"Gak ada"

"Terus kenapa?"

"Gak papa"

"Aaa aku tahu aku tahu, pasti kak brian cemburu sama bayu? Paling" ucap keyla asal asalan.

"Dasar bocil kegeeran" sahut brian sambil menyentil kening keyla.

"Auu sakit kak bri, kan cuma paling terus kenapa kak brian tiba tiba marah coba"

"Siapa yang marah"

"Kak brian. Yaudah ah ngomong sama kak brian gak asik"

Setelah mengucapkan kata itu, keyla mengeluarkan ponselnya dan mengacuhkan brian yang sedari tadi terus menerus menatap keyla.

"Sejujurnya gue suka sama lo key, tapi apa lo suka sama gue?" batin brian sambil menatap keyla lekat.

Sejujurnya brian gengsi untuk mengungkap perasaannya takut jika cintanya bertepuk sebelah tangan. Tapi jika tidak cepat cepat mengungkapkan perasaan ke keyla ia takut jika keyla diambil oleh seseorang.

Kalau sudah tahu kenapa gak di tembak sih brian, gitu aja gengsi!

Melanjutkan menyetir nya butuh waktu sekitar 28 menit akhirnya brian sampai di halaman kosan keyla. Brian turun dari mobilnya dan membuka pintu mobil mempersilahkan keyla untuk keluar dari mobilnya.

"Tadi aja gak dibukain sekarang dibukain" ucap keyla setelah keluar dari mobil brian.

"Masuk terus istirahat, gue ada kerjaan" sahut brian.

"Iya iya udah kayak suami aja deh kak brian"

"Ya emang"

"HA? Apa? Kak brian bilang apa?"

"Dasar budeg, sana istirahat"

"Iya iya"

Keyla berdiri di depan pintu sambil melihat mobil brian yang kian menjauh dari area kosan keyla.

"Seandainya aku bisa sama kakak" gumam keyla pelan, sangat pelan bahkan semut saja tidak bisa mendengarkan sangking lirihnya.

Keyla mencari kunci kos dan membuka pintu. Masuk ke dalam, keyla menurunkan tasnya dan merebahkan tubuhnya ke ranjang karena sangat lelah dan letih.

Setiap hari ia selalu kerja untuk mencari uang demi kehidupannya, lelah, letih ia harus semangat menjalani kehidupannya sekarang tanpa mengeluh!

Melihat teman temannya bisa kuliah saja keyla sangat iri namun ia harus sadar dengan kehidupannya, ia tak mau menyusahkan orang selalu, ia tak mau belas kasian dari orang. Yang ia butuhkan adalah kata semangat untuk menjalani kehidupan ini kedepannya.

Apapun rintangan, apapun masalah dan apapun itu yang ia butuhkan sekarang adalah semangat, semangat, dan semangat!

Kehidupan KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang