9

3.2K 267 10
                                    

SELAMAT MEMBACA ~





\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/







" Gue ketemu Ragha gak ya ?"  Gumam rezza dengan tubuh tertidur di atas ranjang yang empuk sambil menatap langit-langit kamarnya.

" Tapi gue males ketemu regha. Ngapain coba pake nembak gue segala."

" Hah " rezza menghembuskan nafasnya kasar lalu memeluk bantal guling yang ada di sampingnya.

" Ketemu! Gak! Ketemu! Gak! ...."

"Gak aja deh !. Tapi gue udah janji kemarin sama ragha "

" Oke pikirkan nanti." Rezza masih di sana. Di atas kasur empuknya.

Ia masih bergulat dengan pikirannya hingga tertidur lelap.

Praaang!!!!!!

" Ragha tolong sabar !" Ucap Atmaja menenangkan Ragha yang terbangun.  Seperti biasa yang dia cari adalah rezza kelinci kecilnya.

Rezza yang katanya udah berjanji untuk tetap ada di sisinya disaat ia terbangun kini mengingkari janjinya membuat ragha kembali mengamuk
Lelaki itu berpikir kalau rezza pergi meninggalkannya lagi.

" Kasih Ragha kunci mobilnya  pah ! Ragha mau ketemu rezza "

" Jangan bawa mobil saat kamu emosi ragha. Papa gak mau kejadian menyedihkan itu terulang kembali. "

" Tenangkan dirimu oke. Biar papa hubungi rezza "

Atmaja berusaha menghubungi rezza namun tidak ada jawaban dari rezza.

Ragha yang tidak sabar itu mendorong tubuh Atmaja lalu mengambil kunci mobilnya yang di simpan di laci.

" Ragha !"

" Maaf pah. Jangan halangi Ragha !" Titah Ragha yang langsung pergi dari hadapan Atmaja.

Sempai di depan pintu utama Ragha terkejut melihat rezza yang berlari menghampirinya dengan keadaan yang bisa di katakan berantakan.

Ragha melihat rezza memakai baju yang acak-acakan. Dan tidak memakai sandal.

"R-ragha " ucapnya ngos-ngosan.

"Maaf aku,aku ketiduran. "

Ragha memeluk pinggang ramping rezza lalu mengangkat tubuh mungil itu.

" Gue kira lu pergi ninggalin gue lagi " ucap ragha sambil mengecup mata rezza

" Lain kali kalau mau pergi pake sandal ya. " Ragha memegang kaki rezza.

" Iya " ucap rezza

Atmaja sedikit lega akhirnya rezza datang sebelum ragha pergi.

Lelaki paruh baya itu sangat trauma dengan kecelakaan tunggal yang di alami anaknya dulu hingga membuat seorang Regha meninggal.
Itu terjadi ketika Ragha yang sedang emosi mengemudikan mobilnya.

" Paman kenapa ?" Tanya rezza.

" Gue mendorongnya" ucap ragha jujur.

" Ragha dia papa lu . Jangan seperti itu ngerti! Kalau lu ngelakuin itu lagi. Gue gak mau ketemu lu "

" Dia menghalangi gue buat ketemu lu zaa. "

" Tapi gak usah di dorong kan. Minta maaf sekarang! "

" Hah iya maafin aku pah !"

Ragha pergi menuju kamarnya bersama rezza.

" Lu harus pake sandal. Lantai dingin nanti lu sakit " ucap ragha

Regha  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang