11

2.9K 263 11
                                    

SELAMAT MEMBACA ~


\⁠(⁠^⁠o⁠^⁠)⁠/






" Kenapa lu lama ?" Tanya regha  kepada dua  sohibnya.

" Perasaan jarak rumah  elu ke rumah gue Deket. "

" Itu gelas siapa ?"  Tanya regha sambil melihat gelas yang di bawa Ryan.

"Gue dari rumah rezza, dia sakit dan gelas ini dari rumah rezza juga. "

" Lu bilang rezza sakit ? " Tanya regha meyakinkan pendengarannya.

" Iya rezza sakit. Badannya panas. "

Regha masuk ke dalam kamarnya kemudian mengenakan baju Hoodie warna hitam dan celana jins panjang yang sobek di bagian lututnya

" Mau kemana ?" Tanya risky

" Gue mau ketemu rezza "

" Lah kita gimana ?"

" Serah lu mau ikut apa gak !!"

Risky menatap Ryan seakan bertanya pendapat
  " ikut aja lah, sambil mengembalikan nih gelas  " ucap Ryan.

" Oke "

Ketiganya pergi menuju rumah rezza menggunakan mobil milik  regha

****

" Gue dimana ?" Gumam rezza terbangun lelaki itu menatap sekeliling tempat yang menurutnya asing.

" Kenapa tidak ada orang ?" Rezza terbangun lalu berjalan menuruti cahaya. Ia melihat seseorang berdiri membelakanginya.

Rezza tau orang itu siapa. Dia kenal betul dengan postur tubuhnya meski dari belakang sekalipun rezza tau

" Ragha ?" Panggil rezza

Seseorang yang di panggilnya menoleh. Lalu tersenyum menatap rezza

" Rezza ..."

Rezza berlari mendekat. Dan  Ragha menyambutnya dengan cinta.

" Kita di mana ?" Tanya rezza yang sekarang sudah berada di pelukan sang dominan

" Di tempat tinggal aku sayang "

" Tempat tinggal ?" Ulang rezza

" Iya, " Ragha tersenyum.

Kenapa Ragha terlalu sering senyum ? Biasanya dia tidak seperti itu bukan ?.

"Ruangan ini sunyi. Dan juga sepi " gumam rezza

" Kenapa hemm ? " Tanya Ragha sambil mencolek  hidung rezza dengan gemas.

" Jangan tinggal di sini. Kita cari tempat yang lain ya " pinta rezza

" Gak bisa."

" Kenapa ?"

" Aku sudah terikat di sini. Aku tida bisa kemana- man. "

" Kamu lihat itu ?" Ragha menunjuk pohon besar. Bahkan sangat besar berdiri dengan kokoh di ujung.

" Iya itu pohon "

" Kamu benar. Di sanalah aku terikat. Aku tidak bisa meninggalkan tempat ini "

Ragha menatap rezza sedih. Meraba wajah rezza dengan pelan

" Aku tidak mau ini terjadi. Tapi sepertinya aku mencapai batas ku. Maafkan rezza jika aku pernah menyakitimu " lelehan air mata terjatuh bebas di pipi seorang Ragha.

" Kamu kenapa Ragha ? Kenapa menangis ?" Rezza menghapus air mata Ragha pelan

" Kamu tidak pernah melakukan kesalahan. Aku selalu memaafkan mu "

Regha  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang