DCC || 23

192 25 8
                                    

Suara langkah kaki berlarian disebuah lorong rumah sakit. Gulf serta Gume juga dibantu para perawat dan dokter langsung membawa Mew yang terbaring tak berdaya dibrankar rumah sakit ke dalam UGD.

Gume hampir tidak percaya. Maksudnya bukan begini. Hanya karena menahan dirinya, sang bunda harus masuk rumah sakit.

Gume sadar akan satu hal. Ayahnya yang bersifat dingin nyatanya yang ia lihat hari ini berbanding sebaliknya. Hidup lelaki berusia kepala 4 itu seolah runtuh, pelipisnya berkeringat, wajah tampannya seolah - olah mencerminkan ketakutan.

Bahkan air matanya sedari tadi bergantian turun tanpa ia sadari. Ia merasa gagal menjadi seorang suami, bahkan ia juga merasa gagal menjadi seorang ayah.

“a-aayah” ucap Gume sambil memegang bahu Gulf yang tak henti merapalkan doa

“a-aayah” ucap Gume sambil memegang bahu Gulf yang tak henti merapalkan doa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gulf tidak menjawab pertanyaan Gume, sekedar menoleh pun tidak. Tapi detik yang sama, pintu UGD terbuka membawa seorang dokter yang diikuti perawat dibelakangnya.

Gulf langsung mendekati sang dokter. Gume yang paham bahwa ia telah menyakiti hati kedua orang tuanya hanya bisa tersenyum getir.

“dok, istriku bagaimana?”

“mohon maaf tuan, kami harus segera membawa istri anda ke ruang ICU. kami harus segera membawa pasien ke perawatan yang lebih intensif lagi demi keselamatan istri anda, kami mohon dukungan dari keluarga agar pasien bisa segera membaik”

“tolong lakukan yang terbaik untuk istri saya dokter, saya mohon” lirih Gulf sambil menangis

“saya yakin istri anda kuat, izinkan kami membawa pasien ke-”

“ya dokter, iya. apapun untuk istri saya, saya mohon” ujar Gulf lagi

Tak lama setelah itu Gulf juga Gume menggiring Mew yang tengah diinfus juga dengan bantuan oksigen. Gume juga ikut merasakan sakit ketika melihat sang bunda yang kini dikelilingi kabel juga selang yang menempel dibagian tubuhnya.

Dan ketika itu pula pertemuan terakhir mereka dengan Mew. Mew harus dirawat intensif sehingga sangat minim bisa dijenguk oleh pihak keluarga.

Gulf juga sering bermalam dirumah sakit untuk menunggu pulih sang istri, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan agar Mew bisa kembali ke pelukan sang suami.

“lekas sembuh sayang, kamu menyakitiku jika seperti ini. apa aku sudah menjadi suami yang baik? maafkan aku, ini semua salahku. aku akan menebus semua kesalahan yang aku buat. jangan terlalu lama meninggalkanku, aku takut kamu merasa nyaman disana” ucap Gulf didepan pintu ICU

“kamu seperti ini saja aku sudah payah, apalagi kamu benar - benar meninggalkanku. karma ini sangat menyakitkan sayang, kamu harus bisa bangun dari rasa sakit kamu sekarang. aku selalu merindukanmu, istriku” lirih Gulf parau

.






.

“ayah, aku sudah membawa makanan untuk ayah. ayo makan dulu. aku akan menjaga bunda” Gulf tidak menjawab, ia hanya mengambil air mineral yang berada disampingnya

“bagaimana aku bisa makan dengan tenang jika istriku tengah sekarat didalam sana?” datar Gulf membuat Gume kesusahan meneguk air liur nya

“aku selalu berusaha setiap hari untuk menjaganya, walaupun pada akhirnya ia yang sering menjagaku”

“bagaimana aku bisa bernafas lega mengetahui istriku yang kondisi fisiknya lemah kini harus terbaring dengan alat yang sedemikian rupa menempel ditubuhnya?”

“bayangkan bagaimana gila nya aku ketika menggendong istriku yang terjatuh, bahkan darahnya mengalir disetiap tubuhku”

“mata indahnya mengeluarkan darah. kau, bayangkan saja kau jadi aku. aku mencoba menjaga cintaku agar tidak mengeluarkan air mata, tapi aku lupa. ternyata darah juga bisa keluar dari sana.”

“dadaku selalu bergemuruh ketika mengingat cinta yang ia berikan kepadaku. mungkin kau bisa bilang aku adalah orang yang sakit jiwa, karena aku berani mengancam anakku sendiri demi istriku. tapi jika kau menjadi aku, kau akan sadar akan semua itu”

Gume sudah menangis mendengar ucapan Gulf. Ia sangat berdosa, ia sudah menyakiti hati orang tuanya. Gulf sendiri juga mati - matian menahan tangis saat menceritakan kembali tentang Mew.

“aku pastikan tidak lagi bibir manis itu kembali pucat” gumam Gulf saat menatap Mew sambil tersenyum

“tolong jaga istriku, aku ke toilet sebentar” ucap Gulf diangguki cepat oleh Gume

“tolong jaga istriku, aku ke toilet sebentar” ucap Gulf diangguki cepat oleh Gume

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“bunda, maafkan Gume. ayo bangun. Gume ingin menjadi anak baiknya bunda, bantu Gume untuk mendapatkan maaf bunda. Gume sangat menyayangi bunda” batin Gume sembari menitikkan air mata

Gulf yang kembali dari toilet melihat Gume yang kini duduk bahkan sujud didepan pintu ICU. Gulf yakin Gume sudah menyadari kesalahannya.

Gulf mendatangi Gume, ia langsung memeluk sang anak dengan erat. Gulf yakin, istrinya juga pasti sedih jika mengetahui kalau ia dan Gume belum saling memaafkan.

Tangis Gume semakin lirih ketika direngkuh Gulf ke dalam pelukannya. Mulutnya terasa kelu untuk bicara, tapi air mata keduanya terus menetes seolah menceritakan cerita yang tidak sampai.

“sudah 1 bulan bunda disini, ayo kita pulang” tangis Gume akhirnya lepas juga

tbc

delicate cute cat [end] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang