Epilog

419 58 13
                                    

Semua orang berteriak sah beberapa saat setelah Tara mengucapkan ijab kabul. Orang tua Anjani menangis menyaksikan putri semata wayangnya telah resmi menikah. Harum bunga melati menguar ke segala sudut ruangan, bercampur dengan parfum para tamu undangan.

Anjani dan Tara sibuk menyalami tamu, berbalut baju serba putih khas pengantin. Jovan bersama timnya wara wiri mendokumentasikan acara. Teman-temannya yang lain berkumpul di satu meja, seru mengobrol tentang satu dua hal terkait Tara dan Anjani.

Rosie datang sendiri lantaran sang kekasih sibuk berkerja, Sora datang bersama suaminya, pun dengan Yuskhaf yang untuk pertama kalinya mengenalkan sang pacar kepada mereka. Minggu depan Yuskhaf akan pergi ke Papua untuk mendaki Jaya Wijaya.

Beberapa tamu melirik mereka heran. Sora hanya tersenyum saat matanya tak sengaja berpapasan dengan tamu lain. Sejujurnya dia agak malu dengan pakaian yang dikenakannya. Sebulan yang lalu tiba-tiba Jovan membuat grup baru tanpa Tara dan Anjani di dalamnya. Ia mengusul outfit yang akan mereka pakai di pernikahan Tara dan Anjani. Idenya agak gila, tapi anehnya teman-temannya menyetujuinya—kecuali Sora yang terpaksa setuju karena kalah suara—dan outfit yang mereka pakai adalah outfit ala-ala anak gunung, kaus pendek dilapisi kemeja flanel, celana cargo, sepatu gunung, hingga topi rimba. Yuskhaf bahkan mengenakan buff di lehernya.

Anjani dan Tara terkejut saat melihat kedatang teman-temannya. Mereka tidak protes, justru mengapresiasi ide unik teman-temannya yang mengundang tatapan heran dari keluarga serta tamu lainnya.

“Kok bisa sih mereka kepikiran pake outfit kaya gitu?” bisik Anjani pada Tara.

“Ide Jala katanya.”

“Kasihan Jipang kayanya gak nyaman.” Anjani mencuri pandang ke arah Sora yang perutnya sudah agak membesar.

“Katanya demi kita dia bakal tahan.”

Anjani geleng-geleng kepala. Beberapa bulan yang lalu ia tak bisa membayangkan teman-temannya akan hadir lengkap di pernikahannya. Tadinya ia sudah bersiap jika hanya beberapa yang datang, atau bahkan tidak ada yang datang sama sekali. Ternyata mereka menepati janji dan mau meluangkan waktu untuk datang jauh-jauh ke pernikahannya.

Beberapa senior dan juniornya yang kebetulan tinggal di kota yang sama pun datang dan sempat foto-foto dengan teman-temannya. Anjani yakin grup keluarga besar Mapala sekarang penuh dengan foto-foto pernikahannya.

“Jen, Ter ayo foto dulu mumpung sepi,” ujar Jala.

Anjani mengangguk, Jala memanggil teman-temannya dan menyuruh salah satu rekannya untuk memotret mereka sementara dirinya berdiri paling ujung. Tinggi badannya terlihat sangat mencolok.

“Gaya bebas gaya bebas,” kata Jala sambil berpose ala rocker.

“Sekarang salam lestari.”

Mereka semua mengikuti instruksi Jovan dan mengangkat kepalan tangan setinggi dagu. Tamu lain menonton mereka, tapi mereka tampak tak peduli. Kapan lagi mereka berpenampilan seperti ini di acara pernikahan.

“Habis ini siapa nih yang nyusul Terong sama Jenang?” tanya Livi, yang langsung dijawab oleh seruan Rosie.

“Akuuu.”

“Nah, nanti di nikahan Rosie kita pakai PDH aja gimana? Lengkap sama slayer,” usul Jovan.

“Wah, boleh tuh.”

“Heh, jangan aneh-aneh.”

“Lah, ini kita malah lebih aneh loh.”

Setelah foto-foto mereka kembali ke tempatnya dan melanjutkan obrolan mereka dengan topik baru. Suami Sora terlihat ramah dan mudah akrab, dia nyambung diajak ngobrol apa saja dengan mereka, sedangkan pacar Yuskhaf tampak malu-malu.

“Kok kamu mau sih Mbak sama Koh?” tanya Livi usil.

Sejak pulang dari liburan waktu itu dan teman-temannya pamer foto bersama pasangan masing-masing, Livi paling sering kena ledekan karena statusnya yang masih jomblo. Jala tak mau ambil pusing karena teman perempuannya banyak, sedangkan Tristan hanya menanggapinya dengan santai. Hanya Livi yang kepikiran dan diam-diam jadi menginginkan seorang kekasih juga.

Livi menghela napas lalu mengecek ponselnya. Ada satu pesan masuk dari ibunya, ia membalas cepat lalu membuka aplikasi instagram. Story Jovan berada di paling depan, isinya foto dirinya berdua bersama Anjani dengan caption 'Happy wedding mantan gebetan' dan sukses membuat Livi memekik kaget.

“Guys coba lihat storynya Jala, udah gila dia.”

Segi Delapan resmi tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segi Delapan resmi tamat. Sekali lagi terima kasih untuk kalian yang sudah baca cerita ini.

Sampai jumpa di cerita lainnya ^^

Btw Coba sebutin tokoh favorit kalian siapa?

Segi Delapan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang