Awan yang sempat menghalangi bulan sudah tersingkirkan, membuat bulan semakin bersinar terang. Sebuah pertanda untuk menyatakan waktu yang kian larut. Keadaan sepi dan hening dari luar juga bersatu padu dengan ruangan yang diisi oleh kedua belas orang itu.
Malam sudah begitu larut, namun tak ada satupun dari mereka yang memiliki niatan untuk kembali dan beristirahat. Kepala mereka masih setia memikirkan orang yang mereka sukai, sembari tetap membawa beban rasa bersalah di pundak mereka.
Tak henti-hentinya mereka memikirkan tentang Joshua, terutama setelah pernyataan Vernon yang mengayakan bahwa Joshua yang mereka temui hanyalah wujud rohnya dan bukan dalam bentuk raga.
Dari apa yang mereka ketahui, wujud dari rohani seorang manusia tidak bisa disentuh. Itu alasan kenapa ada dua hal yang bernama rohani dan raga dengan maksud serta arti yang berbeda.
Namun, roh Joshua yang mereka temui bisa disentuh maupun menyentuh secara fisik. Elusan dari Joshua begitu terasa setiap tangannya bergerak mengusap rambut masing-masing dari mereka. Kehangatan yang tersalurkan pun tiada bedanya.
Pertanyaan yang akan terlontar dari mulut Jeonghan menggantung begitu saja di langit-langit ruangan. Keberaniannya untuk memecahkan kesunyian ini sudah lenyap yang ikut menyebabkan suaranya menguap.
Seiring dengan tatapannya yang memperhatikan langit-langit ruangan, dirinya kembali ditarik ke masa lalu. Rasanya, tidak mungkin Joshua yang dia temui hanyalah roh. Toh, buktinya dia bisa berbaring di atas paha Joshua. Jelas-jelas kepalanya berada di atas bangalan empuk, bukan beton keras.
"Kalian..." Suara Seungkwan terdengar, membuat perhatian dari yang lain tertuju pada sang pemilik suara. Seungkwan sempat berdeham sebentar sebelum meminta, "Kalian, jelasin kapan dan dimana kalian ketemu Shua."
Merasa bahwa namanya kerap disebut pertama kali oleh Seungcheol, Wonwoo pun buka mulut. "Gue ketemu Shua sekitar jam 4 hampir jam 5, di kelas karena gue harus nyelesaiin tugas sebelum bimbel. Mungkin kejadiannya cuma sekitar 5 hari yang lalu," ucap Wonwoo.
Tatapan mata mulai tak beraturan, berusaha menebak-nebak siapa yang selanjutnya. "Kalau gue... Cuma sekitar 4 hari lalu. Kejadiannya pas siang, jam istirahat pertama. Gue sejujurnya juga bingung, kok Shua bisa masuk. Tapi, gue acuhin aja," tambah Chan.
Woozi menimpali, "Oh, 4 hari yang lalu? Gue juga. Bedanya, waktu itu udah pulsek dan hujan. Gue masuk ke ruang musik sama Shua."
"Gue juga..." Mingyu menambahkan dengan nada suara yang ragu-ragu. "Gue ingat persis itu 4 hari yang lalu karena kaki gue sempet luka kena ujung pagar," sambung Mingyu, menunjukkan luka pada kakinya yang hanya berbalut celana pendek selutut.
"Kalau gue... Sekitar 3 hari yang lalu, mungkin? Pas pagi-pagi. Gue gak terlalu inget, yang gue inget cuma pas Shua muji lukisan gue," kata Minghao. Wajahnya tertunduk, melihat ujung kakinya yang tidak beralas apapun.
Sisanya ikut menyambung, menceritakan versi mereka ketika bertemu Joshua. Seungkwan pun mengumpulkan informasi dari yang lain. "Emangnya kenapa lo minta kayak gini, Kwan, ke kita?" tanya Jeonghan.
Sebagai seseorang yang cukup paham dan percaya mengenai alam lain, Seungkwan mulai menjelaskan, "Kalian sadar, gak, kalau rentang jaraknya gak jauh? Dari Wonwoo sampai yang terakhir Jun sama Vernon tadi, cuma jarak 4-5 hari."
Disebutkan seperti itu membuat yang lain berusaha memahami. Dalam sehari, Joshua bisa mengunjungi paling banyak 3 orang diantara mereka. Yang berarti, Joshua juga bertanya tentang hal yang sama pada 3 orang itu, yaitu mengenai pertemanan mereka.
Hanya saja, masih ada banyak kebingungan yang belum terjawab sehingga Seungkwan kembali menjelaskan. "Kalian semua, kecuali Vernon, gak mau jelasin ke Shua perihal kita. Kalian menghindari pertanyaan itu pakai berbagai cara yang menghasilkan energi negatif," sambung Seungkwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] And Then We Were None | Joshua Centric
Fanfic[Seventeen BxB Fiction] All Seventeen Member x Hong Jisoo *** Mereka berbagi kenangan yang sama. Mereka berbagi tawa yang sama. Mereka jatuh cinta pada orang yang sama, orang yang juga mempertahankan mereka agar tetap bersama. Ketika orang itu pergi...