Warning!⚠
Cerita mengandung kata-kata kasar, adegan dewasa hingga kekerasan. Bijak-bijaklah dalam membaca!-Cerita asli karangan Author, di larang untuk plagiat!
Happy Reading!
° ° °
-13. Terungkap
Piona, Zeasya, dan Nasya sekarang telah meninggalkan rumah sakit. Biarkan saja Giselle berduaan dengan Farel di dalam.
Piona tidak berhenti menggerutu di setiap lorong rumah sakit, "Sialan, kalo tau begini, gue gak akan ke rumah sakit kalo cuma liat kemesraan si Giselle."
Zeasya dan Nasya hanya memutar bola matanya malas mendengar ocehan Piona.
Brukkk!
Saat itu pula, Piona terjantuh ke lantai tak sengaja menabrak seseorang.
"Woy! Lo bisa gak sih kalo jalan liat-liat?!" ucap Piona dengan kesal.
"Na, lo gak apa-apa?" tanya Zeasya membantu Piona berdiri di bantu juga oleh Nasya.
"Lo yang gak punya mata kali," balas orang itu. "Eh, Bay The Way kita ketemu lagi, ya?"
Piona menatap tajam seseorang di depannya. Orang itu? Seseorang yang dulu pernah menghancurkan kebahagiaannya. Orang itu sangat familiar di mata Piona. sayang nya teman-teman nya tidak ada yang mengenali gadis yang menabrak nya itu, karena orang itu memakai masker dengan jaket tebal di tubuhnya.
"Z-zevanya?" Piona bergumam yang hanya di dengar olehnya saja.
Orang itu tersenyum miring, menatap Piona remeh. "Hai? Lo masih ingat gue? Haha... Miris banget hidup lo. Gimana? Lancar ngejalang nya?" bisik orang itu tepat di telinga Piona. "Gue gak punya waktu buat orang kayak lo, sampai ketemu lagi jalang!"
Orang itu menepuk dua kali pundak Piona dengan ekspresi yang susah di tebak, lalu melenggang pergi dari sana.
"Siapa tuh orang so'k akrab banget?" tanya Nasya.
Zeasya mengidikan bahunya, "Tau tuh, di liat-liat sombong amat tuh cewek, eh tapi lo gak apa-apa kan, na?"
"Iya gak apa-apa, udah lupain aja, lagian tadi juga salah gue yang gak liat-liat jalan," lerai Piona.
Ketika berada di parkiran dekat halte rumah sakit, mereka bertiga terkejut melihat Rendra, Alvano, dan Andre sedang berkelahi dengan beberapa preman.
"Eh, bukan nya itu Rendra sama Alvano? Eh tunggu Andre juga ada disana ternyata," ucap Nasya.
"Mereka pake jaket lambang tengkorak, gue–-kayak pernah liat lambang itu," ujar Piona.
"Coba lo berdua liat kalung si Rendra, itu bukan nya kalung yang waktu lo temuin waktu beberapa tahun lalu'kan sya?" ujar Nasya.
Zeasya menatap ke arah yang Nasya tunjuk, matanya tertuju pada kalung yang dipakai Rendra. Kalung itu memiliki lambang pisau yang serupa dengan yang ia temukan beberapa tahun yang lalu.
"Kita bantuin ayo! Jangan diem aja!" seru Piona.
Zeasya sedikit ragu, "T-tapi gue gak siap kalo harus turun tangan lagi." Nasya memegang tangan Zeasya meyakinkan.
"Lo bisa! Jangan takut, ada kita! Liat Rendra suami lo, dia udah lelah tenaganya pasti habis, kalo dia kalah terus terluka gimana, hah?! lo gak mau dia terluka kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Of Rick Devil [REVISI]
Teen Fiction[fiksi remaja, thriller misteri, random, humor] Rick Devil dikenal oleh orang-orang sebagai geng yang kejam dan sadis. Mereka tidak segan-segan untuk menghabisi siapa saja yang mengganggu kedamaian mereka. Geng yang dii pimpin oleh Rendra Argaza Meg...