-14. Titik harapan

349 23 0
                                    

Warning! ⚠
Cerita mengandung kata-kata kasar, adegan dewasa hingga kekerasan. Bijak-bijaklah dalam membaca!

-Cerita asli karangan Author, di larang untuk plagiat!

Happy Reading!

° ° °

-14. Titik harapan

"Nah, jadi tumbuhan itu memiliki substansi kimia yang dapat memicu proses pembangunan dan perkecambangan biji. Aktivitas tersebut di pengaruhi oleh cahaya, jadi senyawa yang di maksud adalah Fitokrom, sampai di sini paham? Atau ada yang di tanyakan?" demikian penjelasan Bu Nila di depan.

"Gak ada bu!"

"Baik, kalo begitu kalian baca-baca bukunya di rumah," ucap Bu Nila yang di sambut hela nafas oleh para murid.

Bel pulang sudah bunyi, namun sedari tadi Nasya masih duduk termenung, pikirannya tidak pokus saat Bu Nila menjelaskan materi tadi. Yang ada di benaknya hanyalah Reygan, Reygan dan Reygan. Piona dan Giselle berencana mengajak Nasya ke rumah sakit pulang sekolah untuk menjenguk Reygan. Giselle sangat peka terhadap perasaan sahabatnya. Dari ekspresi wajah Nasya saja, sudah jelas bahwa gadis itu memikirkan seseorang. 

"Bro, ayo, bro! Lo galau mulu dari tadi, udah bel pulang juga, katanya mau jenguk si Reygan?" ucap Piona menepuk pundak Nasya. Nasya menoleh menganggukan kepalanya.

"Yaudah, gue mau duluan ke perkiran ada yang mau ketemu sama gue," ucap Giselle.

"Saha?" tanya Piona penasaran.

"Kepo lo! Udah ah gue duluan bye bestai!" Giselle bergegas keluar kelas dengan tasnya yang masih terbuka. 

Piona menggeleng kepala melihat tingkah Giselle.

"Ayo, cepetan!"

Nasya memutar bola matanya malas. "Iya, sabar!"

° ° °

Seorang lelaki tinggi berpakaian kemeja hitam dengan balutan jas telah berdiri di dekat halte bus sejak tadi, melihat-lihat ke sekeliling mencari seseorang. Sementara itu, beberapa gadis yang berada di belakangnya diam-diam membicarakan nya. 

'MasyaAllah, ciptaan Tuhan emang gak pernah gagal'

'Bule anjir! OMG Mas Jungkook aku oleng dulu sama bule di depan gue!!'

'Gak bisa ini gak bisa! Huwa anjir aing sampe mimisan gini'

Stevan yang mendengar itu memutar bola matanya malas, menurut nya gadis-gadis di belakngnya terlalu berlebihan memuji dirinya.

Stevan menghela nafas, "Lama banget, untung sayang," gumam nya.

"STEVAN!"

Stevan yang di panggil menoleh kearah suara, ia melihat Giselle yang berlari menghampirinya.

"Lama banget."

Giselle menyengir, "Sorry, kalo pelajaran Bu Nila emang suka lama."

"Ayo pulang, Go home, Aku sudah menyiapkan ses––" 

Dangerous Of Rick Devil [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang