BAB 5

294 20 3
                                    

"Siapa yang mengantarmu semalam?" Tanya Monica begitu Livia keluar dari kamar tidurnya di pagi hari. Livia menatap Monica dengan malas.

"Siapa?" Tanya Livia balik seolah tidak paham siapa yang tengah Monica maksudkan.

"Pria tampan bermata biru kecoklatan, tinggi tegap, kalau dilihat kalian berdua serasi.." Nilai Monica kembali membuat Livia mendengus tidak peduli, sambil berjalan kearah kamar mandi.

"Hanya teman kantor. Tidak lebih." Ucap Livia sambil menuangkan air kran kedalam gelasnya. Livia mendengar suara Monica samar-samar, tetapi dia lebih memilih untuk tidak menjawabnya. Sebab saat ini pikirannya terasa penuh oleh kenyataan bahwa Rafael ada di Jepang saat ini. Ya, Rafael, dan Livia harus memastikan apakah Rafael yang di kantornya sama dengan Rafaelnya yang telah lama menghilang.

Tak lama kemudian pintu kamar mandi di ketuk dari luar, saat Livia tengah menyalakan shower bersiap hendak mandi. "Apa ma?" Tanya Livia.

"Laki-laki itu datang menjemputmu. Sekarang dia ada di ruang tamu." Bisik Monica dari luar pintu, dengan suara agak keras, sehingga Livia dapat mendengarnya dengan shower yang di matikan.

"Oh ya Tuhankuuu!!!" Seru Livia dari dalam kamar mandi sambil menyalakan showernya kembali, dan segera terjun kedalam aktivitasnya di kamarmandi, yang sebagian di perecepat karena dia tidak ingin Monica bertanya yang tidak-tidak kepada Four.

Setelah selesai bersiap Livia segera menemui Monica dan Four yang berada di ruang tamu. Mereka berdua saling bercakap-cakap sambi sesekali tertawa, membuat Livia jujur saja, tidak menyukai hal itu terjadi.

"Aku sudah selesai." Seru Livia membuat Monica dan Four terkejut menatapnya.

"Livia rambutmu." Gumam Monica pelan seakan berusaha menyadarkan putrinya yang tengah sibuk memberskan barang-barangnya kedalam tas kerjanya.

"Aku tahu aku belum sempat mengucirnya." Jawab Livia sambil berjalan kearah Monica, memeluknya kemudian berjalan terlebih dahulu ke arah pintu apartemennya.

"Siapa yang menyuruhmu datang kemari di pagi hari." Sergap Livia begitu mereka berada diluar menuju lift.

"Tidak ada." Jawab Four cuek sambil memencet tombol pada lift.

"Lantas?" Tanya Livia kembali membuat Four menatapnya.

"Aku hanya kawatir gadis sepertimu menjadi korban mesum di dalam kereta." Terang Four singkat membuat mata Livia kontan melebar.

"Terimakasih atas kekawatiranmu." Ungkap Livia sinis membuat Four tersenyum singkat.

"Kau tau Grumpy, kurasa kau akan jatuh cinta padaku." Jelas Four membuat Livia menyipitkan matanya dengan kesal.

"Apa?" Tanya Livia membuat Four terkekeh geli.

"Lihat saja nanti." Jelas Four membuat Livia menatapnya dengan kesal. Pintu Lift terbuka dan mereka jalan bersisihan menuju mobil bmw milik Four. Four berjalan terlebih dahulu kemudian membukakan pintu untuk Livia.

"Apa ini?" Tanya Livia dengan suaranya yang berbisik, seakan merasa asing dengan apa yang telah Four lakukan.

"Apanya?" Tanya Four balik.

"Kau tidak pernah melakukan ini sebelumnya." Jelas Livia membuat Four tersenyum tipis.

"Percayalah, perlakuan spesial untuk gadis spesial." Jawab Four masih dengan tangan kanannya yang menahan pintu untuk Livia.

"Gadis spesial kau panggil Grumpy?" Tanya Livia tidak percaya membuat Four terkekeh geli.

"Suatu saat kau akan menyukai panggilan itu." Jelas Four kembali membuat Livia menatapnya dengan mata disipitkan. Tatapan bermusuhan.

The Warm SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang