❈ Chapter 1

684 32 5
                                    

-----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------

"When you have eliminated the impossible, whatever remains, however improbable, must be the truth."

— Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes)

-----------------------------------------------------------

Suatu malam yang mencekam, hujan badai tak menjadi halangan, dia terus berlari ke sebuah gang yang sempit dan gelap, langkah kaki yang berlari dengan sangat cepat nafasnya sangat terengah-engah, kedua kaki itu berusaha untuk lari sejauh mungkin.

Akan tetapi sayang nasib tidak berpihak padanya, di ujung gang ternyata dia sudah ditunggu oleh sesosok yang cantik dan berlumuran darah. Pisau yang dia pegang di tangannya dan kepala yang dia bawa merupakan sesuatu yang sangat mengerikan. Nafasnya semakin terjepit dia tidak bisa lari, dia hendak kembali ke belakang tapi kakinya entah kenapa langsung kaku di membeku.

"Ayolah, bunuh aku."

Gadis itu mendekat, semakin mendekat dan wajah tersenyum dan berlumuran darah itu sangat lah menginginkan sang pria, bagai seorang serigala yang hendak memburu seekor rusa.

"Bunuh aku cintaku.."

"Mari kita sama-sama bertemu di surga, hanya aku dan kamu kita akan bahagia dan tak akan ada yang..

Drtt... Drtt... Drt..

Jari-jari lentik itu menjauh dari keyboard komputer nya, dan berjalan menuju kearah telpon genggam yang sedang dia isi ulang dayanya.

"Halo."

"BLLLAAIIRRR.. "

gadis itu menjauhkan ponselnya dari telinganya, telinga kanannya seketika berdenging dengan keras, karena suara dari seberang sana yang sangat lah menggelegar, dan tidak baik untuk standar pendengaran manusia normal.

"Ada apa tenanglah."

Gadis itu menyibakkan helaian rambutnya yang berantakan, dia kemudian meletakan ponsel itu di telinga kirinya. Suara orang di seberang sana sangatlah cepat dan terengah-engah, gadis yang dipanggil Blair itu melihat kearah ponselnya, dia berpikir apakah sinyalnya juga terkena masalah, karena suara panggilan itu tidak terdengar jelas sama sekali.

"Tenang, bicara pelan-pelan suaramu tidak terdengar jelas."

Gadis itu perlahan dapat mendengar suara orang dari seberang sana yang jauh lebih tenang.

"Kau.. buku mu akan dipromosikan menjadi buku cetak"

Mendengar hal tersebut Blair yang tadi fokus pada tulisannya seketika terbelalak, jantungnya berdegup dengan kencang. Apakah ini mimpi, dia masih tak mempercayai hal tersebut, ini adalah berita yang sangat besar di kehidupannya.

Love ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang