❈ Chapter 9

49 8 8
                                    

-----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------

"You see, but you do not observe. The distinction is clear. For example, you have frequently seen the steps which lead up from the hall to this room."

— Arthur Conan Doyle (A scandal in bohemia)


----------------------------------------------------------

Minggu pagi yang cerah di kota, sinar matahari menembus tirai apartemen Blair, menciptakan pola cahaya yang hangat di lantai kayu. Blair bersiap-siap untuk pergi ke perpustakaan kota, memakai kacamatanya, mengenakan jaket ringan dan menyisir rambutnya dengan cepat. Dia menatap cermin, memastikan penampilannya rapi sebelum meraih tasnya yang berisi laptop dan buku catatan.

Jika dilihat dari sudut pandang orang-orang yang mengikuti trend di era sekarang, penampilan Blair hanya akan membuat dia terlihat seperti seorang Nerd.
Tetapi gadis itu sama sekali tidak pernah memperdulikan mengenai hal itu, karena dia selalu menerapkan prinsip, Jangan Menilai Sebuah buku hanya dari sampulnya saja.

Menurutnya berpakaian mencolek, seperti gadis-gadis biasanya hanya akan menghambat pergerakannya, dia lebih mementingkan kenyamanan dan efisien daripada estetika dan keindahan.

Tepat saat Blair bersiap untuk keluar dari pintu apartemennya, bel pintu berbunyi. Dia berhenti sejenak, merasa sedikit terkejut. Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Dengan hati-hati, dia membuka pintu dan mendapati Delancy, mantan editornya, berdiri di depan pintu dengan wajah yang penuh penyesalan.

"Blair, bolehkah aku masuk?" tanya Delancy dengan suara lembut, hampir memohon.

Blair ragu sejenak, lalu membuka pintu lebih lebar.

"Tentu, Delancy. Masuklah."

Delancy melangkah masuk, matanya mencari-cari tanda persetujuan di wajah Blair.

Blair mengangguk, Dia mempersilahkan Delancy masuk ke apartment nya dan duduk di sofa.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Delancy?"

Delancy menarik napas dalam-dalam sebelum memulai.

"Aku ingin meminta maaf atas sikapku yang tidak profesional belakangan ini. Aku tahu aku telah mengecewakanmu sebagai editor, dan aku sungguh menyesal. Aku terlalu mementingkan keinginan ku sendiri, dan itu tidak adil bagimu."

Blair mendengarkan dengan seksama, mengamati ketulusan di mata Delancy.

"Aku menghargai permintaan maafmu, Delancy. Tapi kau tahu betapa pentingnya proyek ini bagiku. Ketika kau tidak bisa bekerja dengan profesional, itu benar-benar menghambat proses."

Delancy mengangguk, matanya menunduk.

"Aku mengerti. Itu sebabnya aku datang ke sini. Aku ingin kembali bekerja bersama mu, Blair. Aku berjanji akan lebih fokus dan profesional. Aku benar-benar ingin memperbaiki kesalahan ini dan membuat mimpi kita menjadi kenyataan."

Love ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang