9. Kenyataannya

861 182 46
                                    

Ting! Bunyi lift terdengar, terlihat Nadine keluar dari lift tersebut dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya. Ia melangkahkan tungkainya menuju sebuah kamar yang terletak di lantai 2, tidak lain dan tidak bukan kamar itu adalah kamar anak bungsunya.

Cklek! Nadine membuka pintu kamar tersebut, lalu melangkahkan tungkainya memasuki kamar dengan sangat perlahan karena takut mengganggu sang empu nya yang mungkin saat ini masih tertidur lelap.

"Adek," panggil Nadine lembut seraya terus mendekat ke arah ranjang.

Namun seketika kedua matanya membulat sempurna saat mendapati ranjang itu kosong, tak ada siapapun disana.

"Adek? Kamu dimana sayang?" Nadine tak langsung panik, ia mencoba berpikir positif. Lantas ia pun berjalan menuju walk in closet namun tak ada siapa-siapa.

"Ah mungkin adek lagi di kamar mandi," Nadine lalu berjalan tergesa menuju kamar mandi yang ada di kamar tersebut.

"Adek?"

Masih sama.

Kosong, tak ada siapapun disana. Hal itu membuat perasaan khawatir dan takut mulai menyelimuti hati Nadine bersamaan.

"Adek! Kamu dimana nak?!" teriak Nadine seraya melangkah keluar kamar dan berlari menuruni tangga.

"Adek! Adek dimana? Ini waktunya sarapan dek!" tetap tak ada yang menyahuti teriakan Nadine.

"Orion?! Rion dimana sayang? Ayo kita sarapan! Ibu udah masakin makanan kesukaan Rion!"

Seruan-seruan lantang dari Nadine berhasil menarik seluruh perhatian keluarga Nataprawira serta beberapa maid yang berlalu lalang. Bahkan Gibran dan Arsen yang sedang berada di halaman belakang pun langsung menghampiri Nadine.

"Nadine, ada apa sayang?" tanya Gibran dengan raut wajahnya yang terlihat khawatir.

"Mas Gibran, adek ga ada, Rion ga ada di kamarnya mas, adek kemana.." jawab Nadine diiringi isak tangisnya dan jawaban tersebut tentu membuat sang suami dan adik iparnya pun tertegun.

"Sayang.." Gibran berjalan mendekati sang istri.

"Gibran.. Rion kemana? Aku mau Rion, cari anak kita sekarang Gibran hiks.."

Gibran pun lantas membawa tubuh Nadine kedalam pelukannya.

"Mas, aku coba cek ke atas ya," ucap Arsen yang diangguki oleh Gibran.

Lantas dengan cepat Arsen pun berlari kecil menuju lift menuju lantai atas untuk mencari keberadaan seseorang yang hilang itu.

"Ayah, ibu kenapa?" tanya Aletta yang baru saja datang dari arah dapur bersama eyang Ratih.

"Nadine, ada apa nak?" tanya eyang Ratih pada sang menantu yang terlihat tengah menangis.

"Orion, Orion pergi.. adek ga ada di kamarnya," jawab Nadine yang masih dalam pelukan Gibran.

"Orion? T-tapi Orion emang udah pergi ibu, Orion udah di surga sekarang.." lirih Aletta pelan, sangat sangat pelan sampai tak ada siapapun yang bisa mendengarnya.

"Gibran, cari anak kita sekarang."

"Iya sayang iya, nanti kita cari Rigel sama-sama ya," ucap Gibran seraya mengecup pucuk kepala sang istri setelahnya.

"Bukan Rigel Gibran, tapi Orion. Orion anak bungsu kita hiks.." Gibran pun tak menyahut lagi setelahnya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Arsen pun kembali setelah mengecek kamar Orion dan lantai 3.

I'm Senan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang