06. Sempurna

40 3 0
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat, peristiwa dan alur cerita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.





Sesuatu yang telah pergi selalu ada gantinya.

Happy Reading!!!

───────

Setelah kejadian Naufal menjenguk Jelita satu minggu lalu, Jelita menjadi lebih baik, selama itu pula Naufal tidak lagi menampakkan wajahnya di depan Jelita. Jelita kembali melakukan rutinitas sehari-harinya. Tak jarang Jelita harus singgah ke butik milik Rahayu pulang mengajar karena harus mencoba serangkaian baju pernikahan.

"Mbak capek otak-atik ukurannya lagi, kamu bisa berhenti diet gak?" ujar Rahayu.

Jelita memberikan baju pengantinnya pada pegawai Rahayu setelah selesai mencoba.

"Aku ngga diet, Mbak. Kecapean aja."

"Ngeles aja terus. Badan kamu udah bagus jangan di kecilin lagi. Kasian Naufal kayak nikahin batang korek api," cibir Rahayu kepalang sebal. Jelita memutar bola matanya mendengar lontaran itu.

Akhir-akhir ini Jelita memang sering berolahraga dan jarang memakan nasi. Sampai sore hari saja total makanan yang Jelita makan hanya 1 ubi dan 2 potong buah apel. Saat Pevita dan Friska mengajak nyeblak si Jelita malah nolak seribu alasan. Padahal Jelita paling bersemangat kalau urusan seblak.

"Selesai dari sini kamu mau langsung pulang?" Rahayu mengajak Jelita duduk di sofa ruang kerjanya.

"Singgah ke rumah Mas Raden dulu. Mbak Thalita pengen nginep di rumah Bunda tapi Mas Raden gak bisa antar, katanya ada tugas di Bogor."

"Berarti Naufal juga lagi di Bogor? mereka kan satu Batalyon."

Jelita menggedikkan bahu, "Gatau tuh."

"Calon suami nugas kok gatau sih, Dek?"

"Geli Mbak, calon suami calon suami gitu." Memang benar Jelita merasa ada yang menggelitik tubuhnya begitu mendengar kata 'calon suami.'

Rahayu terkekeh kecil. "Harus terbiasa, sebentar lagi jadi suami gak perlu pake embel-embel calon."

"Apasih?" sewotnya dengan kening berkerut.

"Kamu bahagia, Dek?" tanya Rahayu tiba-tiba membuat suasana menjadi hening.

Jelita diam tanpa menjawab. Setelah perjodohan ini disetujui ia merasa seperti hidup tak hidup. Walaupun keluarga Naufal selalu bersikap baik padanya, Jelita masih belum terbiasa. Ada rasa sungkan dan segan. Di sekolah pun bersama Rafael yang memang selalu baik padanya kini sedikit menjaga jarak. Hal itu menjadi penyebab Friska dan Pevita tahu menahu soal kondisi Jelita. Mereka sangat baik, Jelita benar-benar bersyukur kenal Friska dan Pevita.

"Aku belum bisa menyimpulkan karena ini bukan akhir dari segalanya."

Rahayu tersenyum tulus, kilat matanya menatap Jelita begitu terkagum-kagum. Anak remaja yang dulu selalu galak padanya saat menikah dengan Galuh kini beranjak menjadi wanita dewasa yang tangguh. Rahayu seakan terlempar pada saat pertemuannya dengan Jelita, sosok yang masih labil dan gampang dipengaruhi.

"Mbak berdoa semoga apapun jalan hidup kamu nanti selalu ada kata bahagia di dalamnya." Rahayu mengusap surai belakang Jelita.

Bersyukur sebersyukur bersyukurnya karena sampai sekarang Jelita selalu dikelilingi orang-orang baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Megantara : Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang