Ch. 01

2.6K 109 0
                                    

 

Suasana di dalam ruko perkantoran ini sangat amat membosankan, tidak terdengar suara seseorang mengobrol atau hanya sekedar bercanda. Melainkan  terdengar dengan nyaring bunyi berbagai ketikan yang berasal dari keyboard di masing masing meja karyawan.

Gina, perempuan itu adalah salah satunya. Tetap fokus menatap layar komputer dan sering menolehkan arah pandangnya menuju kalkulator yang terletak di sampingnya.

Jam di dinding sudah menunjukan pukul 16.55 dimana 5 menit lagi adalah jadwal para karyawan di PT. Ini untuk segera menyelesaikan pekerjaannya atau menyimpannya terlebih dahulu lalu dilanjutkan esok hari kemudian pulang.

Tetapi berbeda dengan fikiran dari seorang Gina. Perempuan itu sudah menjabat sebagai Kep. Finance dan Accounting selama 2 tahun belakangan ini masih saja bergelut dengan data yang kebanyakan dari mereka adalah sebuah angka.

Data yang baru saja diberikan oleh pemilik PT. Ini tepat 15 menit sebelum jam pulang. Lalu apakah Gina harus menundanya untuk keesokan hari? Jika bisa makan akan Gina lakukan, tetapi nyatanya, setelah ia menerima file tersebut melalui whatsapp dari Bu Bos, ada pesan tambahan yang mengikuti file tersebut. Mengatakan bahwa harus selesai hari ini juga karena sang Vendor sudah menunggu dan transaksi harus selesai sekarang ini juga.

Pukul 17. 00 lewat 10 menit, keempat perempuan yang duduknya terpisah dari Gina mulai mematikan CPU Komputer. Mereka juga memasukan beberapa barang ke dalam tas mereka untuk di bawa pulang.

“Kak Gina” panggilnya dari salah satu mereka berempat, menatap Gina dengan keseriusannya

Jari jari Gina berhenti, lalu kepalanya menoleh ke arah mereka. Tanpa berbicara Gina menatap mereka karena ia merasa dipanggil namanya.

Yang memanggil Gina pun melebarkan senyuman saat atasannya itu menoleh pada mereka “Kita pulang duluan ya kak? Kakak apa masih lama?” ujarnya

Gina hanya mengangguk, kembali melanjutkan pekerjaannya di layar komputer itu.

“Apa mau kita bantu?”

“Iya kak. Biar cepet selesai”

“Lagi ngurus apa sih kak? Sini kita bantu”

Begitu ucapan dari mereka saling menyetujui masing asing untuk menawarkan bantuan kepada atasannya.

Gina kembali menatap mereka “Ga usah. Kalian ga bisa akses akunnya juga. Udah kalian pulang aja”

Terbiasa dengan nada datar dari sang atasan, mereka tersenyum lebar bukannya malah sakit hati. Selama bekerja dibawah bimbingan dari Gina, memang perempuan itu amat sangat irit, sampai ke ekspresi nya juga.

“Oh Faktur ya kak?” salah satu dari mereka berucap, Gina pun mengangguk

“Ya udah kita pulang duluan ya kak”

“Mari kak”

“Sore kak Gina”

Dengan sopannya mereka pun menunduk lalu berpamitan dengan Gina. Karena mau bagaimana pun walau atasannya itu terlihat jutek parah, tetapi ia tidak pernah marah atau membentak salah satu dari mereka. Bahkan menyalahkan hal yang seharusnya memang sudah menjadi salah mereka pun kadang hanya terjadi di beberapa waktu saja.

Ceklek!

Pintu ruangan Finance pun tertutup. Gina menghela nafasnya lelah. Sebentar melihat kepergian dari anak buahnya yang berjumlah 4 orang itu, hatinya sedikit iri akan hal itu. dulu, dirinya juga begitu; akan langsung pulang di menit menit awal dari jam pulang, tetapi hal itu tidak akan terjadi lagi karena posisinya kini.

𝙀𝙢𝙤𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚: Let Fate Win (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang