Ch. 09

995 83 0
                                    

“Hahaha haha" 

“Kalo mau bantuin tuh yang bener ya Gina! Aku jadi cemong gini tuh gimana jadinya coba!”

MIAW! Miaaaawww!

“Maaf maaf, aku ga sengaja" Gina menjawab, bibirnya masih terkekeh melihat betapa kotor nya wajah Ana dengan tepung yang sengaja ia oleskan 

Ana melanjutkan mengaduk adonan tepung itu, sudah seharusnya adonan ini siap. Tetapi ini juga salahnya mengapa meminta bantuan dari Gina.

“Jadi aku harus ngapain?” tanya Gina, kedua lengan kemejanya itu terangkat karena sengaja ia gulung 

Ana menatap tajam kearah Gina “Ga usah! Kamu duduk aja di ruang Tv sama Abu. Aku takut nginjek dia kalo berkeliaran disini terus”

“Siap komandan! Ayo Abu- hei sini siniiii" Gina dengan cepat berjongkok untuk menggapai Abu yang masih berlari berputar putar di lantai dapur




















*
*
*


















“Gina!” 

Ana berteriak sebal, tetapi sebenarnya ia hanya berpura pura marah saja. Lantas bagaimana bisa dirinya marah kalau didepannya sudah terpampang senyuman manis dari Gina, ya walaupun senyuman itu ditujukan pada Abu yang sedang duduk dipangkuan Gina.

Kedua pipi Ana bersemu dengan tatapan yang ia buat sekesal mungkin. Hati nya bergetar merasakan kehangatan yang menguar keseluruh relung nya saat kedua matanya bertubrukan dengan kedua mata Gina.

Gina menatap Ana dengan lembut lalu berkata “Apa sih?” sepaket dengan kerutan di kening Gina, pertanyaan itu muncul

“Dimakan perkedel jagungnya dong, nanti ga anget kalo kamu anggurin terus" perintah Ana pada Gina

Gina hanya mengangguk singkat, lalu mengabaikan Ana dan malah melanjutkan bermain dengan Abu karena kucing itu mengeong lagi.

Ana membuang nafasnya malas, lalu tangan kanannya pun bergerak untuk mengambil satu perkedel jagung dan ia pun panggil Gina untuk kesekian kalinya.

“Gina, coba sini biar aku suapin aja kalo gitu. Aaaa" 

Gina menoleh, ia menurut saat dirinya diperintah untuk membuka mulutnya. Tapi ketika perkedel itu sudah berada di mulutnya, kedua mata Gina pun tak sengaja memandang wajah Ana yang ternyata sedang memandangnya juga.

Deg. Deg. Deg. Deg.

Jantung Ana kembali berulah, memang dibeberapa minggu terakhir sudah selalu seperti ini jika bersama dengan Gina. Dan kini kembali berdenyut cepat kala kedua mata mereka bertatapan.

Gina tersenyum tipis padanya, kemudian Gina kembali memalingkan wajahnya ke arah Abu dengan cepat.

Deg. Deg.

Dadanya juga berisik, Gina tutupi hal itu dengan menyibukan dirinya bermain dengan si kucing kecil di pangkuannya.

Miaaw! Miawww!




















*
*
*

















 
Hari rabu, jadwal konsul Gina pada Ana seperti biasanya. Tetapi, kali ini Ana tidak menunggu Gina di rumah sakit, karena tadi pagi Mila mengejeknya karena tidak pernah konsul bersama dengan pasien nya di luar rumah sakit. Ana dijuluki kudet katanya.

Jelas Ana langsung sengit, menatap tajam kearah Mila saat itu. Membuatnya harus memutar otak untuk jadwal konsul nya di hari ini, ia harus bisa mengajak Gina kemana pun agar mereka bisa konsul bersama di luar rumah sakit.

𝙀𝙢𝙤𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚: Let Fate Win (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang