Ch. 21

1K 73 1
                                    

Tak biasanya Ana secuek ini. Gina sampai terheran heran. Mereka sudah sampai di apartemen Ana. Bahkan tadi selama perjalanan pun Ana tidak tersenyum.

Ceklek~

Mereka kini sudah berada di dalam unit apartemen. Ana pergi masuk terlebih dahulu, dirinya langsung pergi ke dapur untuk minum. Gina pun mengikutinya dari belakang.

“Maafin aku. Kamu jangan cuek begini. Aku-" 

“Jadikan aku milik kamu hari ini"

Perkataan itu Ana ulangi lagi, Gina mengangguk “Ya udah. Ayo kita pacaran-"

“Bukan itu. Semuanya yang ada di tubuh aku. Harus jadi milik kamu di hari ini, Gina. Jadikan aku seutuhnya milik kamu" jelas Ana lagi, ia tidak menoleh ke arah Gina sedikitpun

Gina masih bingung, Ana itu mau apa? Jadikan milik kamu apa?!

Wajah bingung dengan kening mengerut itu Ana lihat, dirinya pun mendesah panjang merasa kesal sekaligus gemas “Gina" panggil Ana

Pandangan Gina pun kembali menatap Ana, dengan sekarang mereka yang bertatapan. Ana mulai penjelasannya “Kamu bingung maksud aku apa?” tanya Ana terlebih dahulu

Gina mengangguk jujur dengan muka polosnya.

“Kamu tau bersetubuh? Biasanya dilakukan di atas ranjang"

Kedua mata Gina melotot dan menatap Ana dengan gugup. Hal itu membuat Ana terkekeh “Katanya ayo kita lewati batasan. Ayo kita lawan takdir di hari ini. Tadi kamu juga bilang, kalo apapun yang aku minta akan kamu turutin. Masa yang ini kamu ga mau?”

“T-tapi itukan-"

“Kamu akan pergi setelah hari ini kan? Artinya ini hari terakhir kita bersama. Kalo mau lewati batasan itu jangan tanggung tanggung, Gina” Ana selesai meminum segelas air putih, setelah itu dirinya pun melangkah pergi menjauh dari Gina

Tapi sebelum itu, Ana berujar dahulu “Aku tunggu kamu berfikir. Aku mau ke kamar mandi dulu"

Gina menatap kepergian Ana, otaknya pun tak tinggal diam untuk memutuskan. Tapi kalau difikir fikir, ucapan Ana barusan juga masuk akal. Untuk apa Gina menahan diri? Untuk apa tanggung tanggung? Toh, dilakukan atau tidak, hari ini dirinya tetap berdosa kan?

Dan kemarin malam, Gina sudah memantapkan diri untuk siap menerima apapun konsekuensi yang akan ia terima setelah hari ini. Jadi benar apa yang dikatakan Ana. Kalau dirinya sudah siap melakukan dosa di hari ini, untuk apa melakukannya setengah setengah?





















*
*
*



















Ceklek~

Ana terperanjat saat pintu kamar mandinya tiba tiba terbuka, dirinya pun menoleh ke arah pintu dan mendapati Gina disana.

Ana sedang mencuci muka dan sikat gigi. Lalu tiba tiba Gina hadir dan kini berdiri tepat di belakangnya langsung memeluknya.

Jantung Ana lantas berpacu dengan kencang, ia menatap ke arah kaca yang terletak di depannya. Menatap wajah Gina yang sekarang sudah terpendam di sela sela lehernya.

“Kenapa masuk? Padahal sebentar lagi aku selesai" ujar Ana melirih

Gina terdiam tidak merespon, dirinya sibuk mengusel pada leher Ana. Pelukan di pinggang Ana juga Gina eratkan.

“Gina...” panggil Ana dengan lembut

Sungguh, suara Ana saat memanggil Gina tadi begitu lembut. Sampai sampai hati Gina pun berdesir. Dan itulah yang membuat benteng pertahanan Gina hancur seketika.

𝙀𝙢𝙤𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚: Let Fate Win (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang