1 jam yang lalu....
Gina membelokan setir motornya ke arah kanan, belokan terakhir untuk menuju rumah sakit tempatnya konsul. Dengan senyuman yang masih terukir jelas di bibirnya, Gina pun akhirnya memasuki area parkir rumah sakit.
Melepas helm yang dikenakan dan langsung turun dari atas motor vario nya. Merapikan pakaiannya sebentar lalu Gina langsung melangkah menuju ruangan Ana.
Drttt drtt drttt...
Drttt drtt!Ponsel pribadi milik Gina berdering tak henti, langkahnya yang baru sampai di bagian lobby rumah sakit pun harus terhenti. Sesaat Gina putuskan untuk menerima panggilan yang masuk ke dalam ponselnya.
Nomor tak dikenal yang terlihat, sejenak kedua alis Gina mengerut untuk memperkirakan siapa yang menelfon nya?
Lalu Gina tekan tombol hijau untuk menerima panggilan itu.
“Halo? Apa benar ini nomor atas nama mba Gina?” suara bariton pria tua yang menyapa telinga kanan Gina
Lagi lagi kerutan di kedua alisnya semakin menjadi, Gina mengangguk samar dan berkata “Ya benar. Ada apa ya?” tanya nya dengan penasaran
“Baik. Dengan hormat kami dari pihak kepolisian setempat ingin memberitahukan bahwa Bpk. Windra selaku ayah dari mba Gina telah kami tangkap atas tuduhan pencurian yang langsung diseret ke kantor polisi oleh warga setempat. Apa mba Gina bisa datang sebentar ke kantor polisi sebagai perwakilan dari Bpk. Windra?”
Deg.
Gina terdiam, masih memproses segalanya. Tentang kantor polisi, pencurian dan ayah kandung nya?!!
Pegangan tangan kanan Gina yang sedang menggenggam ponsel itu mengerat dan dengan suara beratnya Gina menjawab “Baik. Saya akan segera kesana sekarang juga”
Klik!
*
*
*Drap. Drap. Drap.
Langkah kaki Gina menuju ke salah satu ruangan yang terdapat di kantor polisi. Jalannya yang tidak terburu buru namun terkesan mantap, tatapan nya yang tenang tetapi tajam. Dadanya yang menggebu akan amarah. Tak lupa masing masing tangannya yang terkepal dengan erat.
Emosi Gina dengan gampangnya tersulut dan saat ini sedang berada di titik puncaknya. Untungnya ia bisa sampai ke sini dengan selamat karena saat mengendarai motor varionya, kecepatan Gina sungguh sangat cepat. Tak peduli jika detik itu juga ia akan tertabrak. Saat itu Gina hanya ingin cepat sampai di kantor polisi dan bertemu dengan ayah kandungnya.
“Nah itu anaknya!” teriak salah satu warga yang sudah menyeret Windra ke kantor polisi
Gina memejamkan kedua matanya untuk menenangkan dirinya sejenak. Lalu ia pun mulai berjalan mendekat ke arah kerumunan di depan sana. Dimana sudah ada seorang polisi, ayahnya, dan 3 warga laki laki.
“Dengan mba Gina ya?” tanya pak polisi untuk memastikan, lalu Gina mengangguk
“Duduk dulu Gina" salah satu warga berucap, sembari mempersilahkan Gina untuk duduk persis di samping ayahnya
Gina mendongakan kepalanya, karena merasa familiar dengan suara pria tua yang telah mempersilahkan dirinya untuk duduk. Lalu pria yang sedang ditatap tajam oleh Gina pun tersenyum membalas tatapan dari Gina.
“Begini mba, dari cerita warga. Pak Windra tertangkap basah sedang mengotak atik motor dari salah seorang warga. Lalu tak lama setelah itu, Pak Windra berhasil membobol kunci dan membawa pergi motor tersebut. Mba Gina bisa lihat sendiri pada rekaman cctv berikut" ujar polisi menjelaskan apa yang telah terjadi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙀𝙢𝙤𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚: Let Fate Win (GXG)
FanfictionSeason 1 Seorang budak korporat yang memiliki trauma masa lalu, Gina Andini. Dipaksa oleh sang ibu untuk bertemu dengan seorang psikiater muda yang sukses, Dokter Listiana. Mengapa Dokter Ana begitu sabar dan tulus? "Gina, kamu bilang kamu ga bisa b...