17.

1.7K 71 1
                                    

Happy reading!

***

Mendengar Alina bertemu mantan kekasihnya ingin rasanya aku menyeret dan mengurungnya di kamar untuk diriku sendiri.

Tanpa menunda waktu aku bergegas pulang, begitu tiba di kediaman Hillton yang aku rasakan hanya suasana sunyi dan gelap karena ini masih pukul 3 dini hari.

Tak lama seorang Pelayan menghampiriku untuk mengambil koper dan melepas sepatuku lalu menggantinya dengan sendal rumahan.

Tubuhku benar-benar lelah tapi aku tidak bisa istirahat sekarang, banyak hal yang harus aku selesaikan. Setelah mendengar perkataan Kakek Thomas membuatku tidak ingin lagi menunda-nunda untuk mengikat gadis itu agar tetap di sisiku.

Lelah untuk berjalan ke kamar aku memilih untuk menyadarkan tubuhku di sofa ruang tamu, ku pejamkan mata dan memijit pelan pelipis kiriku guna menghilangkan rasa pening.

Tapi kegiatanku terhenti saat suara halus yang familiar menyapa indra pendengaranku.
"Sean." Arsean menoleh mendapati Ibunya berdiri tak jauh darinya masih dengan balutan piyama tidur. "Kau baru sampai? Istirahatlah di kamarmu." suara lembut wanita setengah baya itu kembali berucap.

"Sebentar lagi Mom." suara serak itu akhirnya menjawab. Tetapi kerutan di kening ibunya tidak hilang saat mendengar suara anaknya yang terdengar frustasi. "Apa ada masalah?" Ibunya kembali bertanya dengan hati-hati.
"Saat sarapan besok akan aku jelaskan. Sekarang Mom kembalilah tidur, waktu masih panjang." Setelahnya Arsean beranjak dari duduknya menuju kamar.

___

Suasana pagi di kediaman Hillton seperti pada hari biasanya, tenang dan damai. Hanya para pelayan yang sibuk berlalu lalang untuk membersihkan ruangan tanpa suara gaduh.

Terlihat sang pemilik rumah duduk santai sambil meminum minuman hangat tepat di ruang makan. Begitu pula dengan Wanita yang merupakan ibu Arsean dibantu dengan beberapa pelayan lainnya kini tengah sibuk menyiapkan berbagai jenis sarapan pagi untuk dihidangkan di atas meja. Tak lama sang suami atau Ayah Arsean datang untuk bergabung di meja makan.

"Ku dengar Sean tiba tadi malam." Arthur yang baru saja duduk dikejutkan dengan suara sang ayah.
"Benar Ayah, Seina menemui Sean tadi malam."
Kakek William meletakkan gelas minumannya dan kembali bertanya tanpa menatap Arthur."Dia baik-baik saja?"

"Ku rasa tidak, Ayah."
Belum sempat Arthur menjawab
Seina yang baru saja datang dan duduk di samping Arthur sudah menjawab lebih dulu.

kerutan tipis muncul di kening Kakek William. " Kenapa?"

"Ekhmm.."

Suara serak datang dari arah belakang kakek William. Sepasang suami istri itu menoleh kecuali kakek William.
"Sean." ucap Seina terkejut.

Sean hanya bergumam sembari duduk di samping kiri Kakek William. "Membicarakanku, hm?" tanyanya dengan senyuman tipis.

Kakek William terus memperhatikannya seolah menyelidiki apa yang sedang terjadi pada Arsean. Saat tak menemukan keanehan dia mulai membuka suara "Sebenarnya ada apa ?"

Sean menatap Ibu dan Ayahnya kemudian matanya bersibobrok dengan sang Kakek.
"Aku akan membatalkan acara pertunanganku dengan Alina." suara Arsean tegas.

ting..

Sendok makan milik Seina terjatuh saat mendengar ucapan anaknya yang mengejutkan.
"Apa yang terjadi?" Ucap Seina bergetar, sang suami mengelus punggungnya pelan.

"Aku akan langsung menikahinya tepat di hari pertunangan yang sudah di rencanakan. Aku tidak akan menundanya lagi." ucapnya tanpa keraguan.

"Apa yang kau pikirkan. Apa kau sudah gila, Sean?" bentak Kakek William. Lelaki paruh baya itu cukup geram dengan tindakan Arsean yang semena-mena tanpa memikirkan kedua belah pihak.

"Apa menurutmu hubungan antara Hillton dan Mille itu sebuah permainan di matamu?" terdengar tenang tapi kilatan tajam dari mata Tuan besar Hillton cukup membuat siapapun bergetar melihatnya.

"Aku serius. Setelah mendengar masa lalu Alina dari Tuan Thomas, aku berniat segera menikahinya untuk melindunginya." Arsean cukup terkejut melihat sang Kakek marah padanya.

Kakek William berdiri dari kursinya.
"Ayah ?" suara Arthur was-was, dia pun ikut berdiri khawatir sang Ayah akan menghajar Arsean.

Mengabaikan panggilan Arthur Tuan Wiliam beranjak menjauhi kursinya. "Bawakan makananku ke kamar!"

" Kakek?" panggil Arsean.

Mengacuhkan Panggilan sang cucu Tuan Wiliam tetap melanjutkan langkah dan berucap."Lakukan yang ingin kau lakukan. Tapi jika kau menyakiti gadis itu, Aku akan mengembalikannya pada Thomas."

TBC
.
.
.
.

Bakal update Part 18. Setelah 100 komentar dan bintang.

Maaf kalau agak gak nyambung naskah aslinya hilang dari laptop  jadi aku tulis ulang, aku sendiri agak lupa sama alurnya.


Doctor Married Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang