2.

17.6K 710 5
                                    

Happy Reading

Vote&Coment!

Tanpa diketahui seringaian misterius tercetak jelas di bibir Arsean.

****

Tidak ada yang tau apa yang dipikirkan lelaki berprofesi Dokter tersebut. Yang jelas apapun yang dipikirkan Arsean pasti itu adalah hal yang berbahaya.

'Menarik perempuan pertama yang mengacuhkanku dan menolakku. Salahkah jika aku memaksakan kehendakku, untuk menjadikanya. Miliku.' pikir Arsean yang sedang tersenyum tipis dengan sorot mata yang tajam. Mungkin orang-orang di sekitar akan bergidik ngeri saat melihat itu.

Arsean bergegas untuk kembali ke dalam Restoraan sebelum mereka curiga.

Saat akan duduk Arsean menatap Alina tajam. Namun gadis itu sama sekali tidak mempedulikannya dan berusaha bersikap setenang mungkin.

Alina tidak tau jika semakin dirinya mengacuhkan lelaki itu maka semakin besar pula Ambisi Arsean untuk mendapatkannya.

"Jadi bagaimana, apa kalian setuju?" tanya Tuan William yang sedang menatap Alina penuh harap.

Gadis itu berdiri tiba - tiba membuat kedua orang tuanya terkejut.

" Tanpa mengurangi rasa hormat. Saya mohon maaf kepada Mr William karena telah lancang  mengambil keputusan, sejujurnya saya kurang setuju dengan perjodohan ini." ucap Alina sambil  membungkukkan setengah badannya.

"Bisa beri tau kami Alasanya, nak?" sahut Ibu Arsean yang sedang tersenyum. Namun, terlihat jelas dari sorot matanya mengatakan kekecawaan.

"Saya masih terlalu muda untuk menikah Nyonya. Belum lagi saya masih duduk di bangku SMA dan bukankah menggapai cita-cita juga penting." ungkap Alina dengan sopan.

"Saya yakin keluarga Hilton adalah keluarga yang terhormat. Jadi mana mungkin Mr Hilton akan menghancurkan impian gadis kecil seperti saya." tubuh Ayah dan Ibu Alina menegang saat mendengar putri semata wayangnya mengatakan hal yang terkesan menyinggung itu.

"Sungguh kau gadis yang cerdas, Nak. Aku suka pemikiranmu. Kami paham atas keputusanmu karena kau masih remaja."

"Tapi jika kau berubah pikiran nanti, kami akan sangat senang." ujar Mr Hilton tersenyum tanpa beban.

Setelah mereka selesai dengan perbincangan serius itu Keluarga Hilton berpamitan untuk pulang.

Tinggallah Alina dan kedua orang tuanya yang masih duduk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Alina kau hampir saja membuat kami jantungan." bentak Ayah Alina.

"Seharusnya Papa dan Mama sudah memprediksikan ini dari awal. Ayo kita pulang." ucap Alina acuh sambil berjalan keluar meninggalkan kedua orang tuanya.

Ayah Alina hanya bisa memijit pelipisnya saat melihat tingkah putri semata wayangnya itu.


|
Di lain tempat...

Keluarga Hilton sedang berada di dalam Mobil mewah yang menuju ke manison utama.

"Kenapa Grandpa menyetujui keputusan sepihaknya itu?" kesal Arsean.

Bukankah dia sendiri tadi yang menuduh gadis tersebut bersekongkol. Tapi sekarang dirinyalah yang sebaliknya.

"Kau mau apa? Dia tidak tertarik padamu, malah menolakmu mentah-mentah." ujar kakek Wiliam sinis dengan nada mengejek.

"Aku tidak mau tau. Kalian harus membuat perjodohan ini tetap berlanjut." tekan Arsean.

"Aku yakin dia akan menolakmu untuk kedua kalinya, cucuku." Cibir Kakek Wiliam dengan wajah mengejek

Arsean mengacak rambutnya dan menendang bagian bawah dasboord sangat keras.

Kakek dan kedua orang tuanya pun hanya bisa menahan tawanya.

Saat ini melihat kelakuan putra sulungnya yang tidak mencerminkan seorang dokter, melainkan seperti remaja labil yang ditolak kekasihnya.

"Son, Apa yang menarik dari gadis SMA itu? Bukankah di luar sana masih banyak gadis cantik dengan tipe idealmu? " tanya Arthur Ayah Arsean.

Arthur mencoba untuk mengalihkan ambisi anaknya dari gadis tersebut. Dia merasa kasihan bila gadis polos itu harus berurusan dengan anaknya yang pemaksa itu.

"Tidak Dad, gadis itu berbeda dia gadis kedua yang mengacuhkanku dan menatapku biasa saja selain Mommy. Aku ingin dia sebelum dia bersama orang lain." ujar Arsean serius dengan nada dinginnya.

"Tunggu." jeda Arsean.

"Tidak ada yang boleh memilikinya selain aku. Hanya aku yang boleh. Dia hanya akan menjadi miliku bagaimana pun caranya." ucapnya lagi dengan seringaian licik di wajahnya.
Arthur dan Kakek Wiliam menegang mendengar ucapan Arsean yang penuh kepemilikan.

"Sean, tenanglah biar Mommy yang akan membujuk Alina agar mau melanjutkan perjodohan ini." Seina yang mencoba menenangkan putranya itu.

"Tidak perlu Mom. Biar aku yang membuatnya menyetujui perjodohan ini. Dengan caraku sendiri." ucap Arsean tenang tetapi tersirat ancaman yang berbahaya.

'Jika kau menolak perjodohan ini maka akan kubuat kau memintaku untuk menikahimu, sayang.' batin Arsean yang memikirkan Alina.

...
..
.
Lanjut?
Mumpung ada ide


(Direvisi)

Jangan lupa vote🙏

Doctor Married Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang