16. Area 18+⚠

9.4K 240 3
                                    

Happy Reading!

Vote&Coment!
Area 18+⚠




****




"Kau tidak mengawasi apa yang dilakukan cucuku saat kau disini?" ujar Kakek Thomas mengejek.

"Aku sudah mengerahkan orang-orangku untuk memantaunya." Arsean memandang Kakek Thomas heran.

"Kau yakin? Cucuku bukan gadis biasa asal kau tahu." ujar kakek Thomas santai dengan memejamkan matanya.

Arsean mengerutkan dahinya tanda tidak paham apa yang dikatakan Kakek Thomas. Dia pun berjalan keluar ruangan itu.


****


Di kamar bernuansa maskulin. Terdapat tiga manusia yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Dia itu kenapa? kelihatan berbeda hari ini." bisik Devin sambil mengunyah keripik baladonya.

Mendengar apa yang diucapkan Devin, Sita pun menoleh memperhatikan pergerakan Alina.

Memang benar, sahabatnya yang satu itu tidak biasanya memegang ponsel lebih dari 1 jam. Biasa dia hanya akan memegang buku setiap detiknya.

"Ada apa gerangan ratu es kita lebih senang bermain ponsel dari pada buku kesayangannya?" ujar Devin mengejek.

Jari-jari Alina yang tadinya bergerak lincah, kini spontan berhenti. Dengan mata yang memicing sinis ke arah Devin.

Glek..
Melihat tatapan Alina, Devin terkesiap menelan ludahnya susah payah.

"La-lanjutkan.. " ucap Devin terbata-bata.

"Aku pergi." ujar Alina tiba - tiba. Dan beranjak dari tempatnya.

"Aku hanya bercanda Alina. Jangan tersinggung." sesal Devin yang bergerak menghalangi Alina.

"Tersinggung? Aku ingin pergi untuk menemui seseorang, Idiot." balas Alina heran.

"Siapa? Pak Dokter ya?" goda Sita pada Alina.

"Erlano" balas Alina singkat.

"Whaat thee fuck. Erlano? ga salahkan. Lalu gimana dengan Pak Dokter, kau tidak takut?" ujar Devin yang mengebu. Ia lumayan tekejut mendengar nama lelaki itu.

Sudah tidak asing lagi di telinga Devin tentang siapa lelaki itu.

Erlano, adalah mantan pacar Alina dan juga cinta pertama gadis itu. Keduanya berpisah disaat Erlano memilih pindah ke keluar negeri.

Sebenarnya, Devin tidak mempermasalahkan dengan siapa Alina bertemu.

Tapi yang ia khawatirkan adalah Erlano. Ia pernah menjadi cinta pertama Alina, belum lagi saat ini gadis itu telah terikat dengan dokter Arsean.

Ia tahu betul siapa itu Arsean. Pria itu adalah orang yang berbahaya. Pria yang tidak akan membiarkan siapapun mengusik apa yang sudah menjadi miliknya.






>>>

Caffe

"Hai Alina gimana kabarmu?" ujar Erlano lembut tak lupa senyuman manis dibibirnya.

"Baik. Kau?" balas Alina singkat. Tapi sorot mata gadis itu mengisyaratkan kerinduan.

"Aku jauh dari kata baik." ucap Erlano sendu.

"Kau tidak berubah. Aku sangat merindukanmu." ujar Erlano dengan menggenggam tangan Alina.

Gadis itu tetap diam dengan menundukan kepala.

"Alina, aku ingin mengatakan sesuatu." ujar Erlano dengan wajah serius.

"Katakanlah. "

"Bisakah kau beri aku satu kesempatan, untuk kembali bersama.." belum sempat Erlano melanjutkan perkataanya Alina lebih dulu menyela.

"Maaf.. Maafkan aku Lano, aku tidak bisa. Ah, Bukan. kita tidak bisa bersama lagi seperti dulu.." sahut Alina.

"Ak-aku dijodohkan. Maaf aku benar-benar minta maaf." lanjut Alina dengan terisak pelan.

"Sstt.. Kau tidak bersalah. Aku mengerti." walau kecewa Erlano tetap memaksakan senyuman hangatnya.

"Kalau begitu bolehkah kita tetap bersahabat?" lanjut Erlano dengan senyuman khasnya.

Lelaki tampan itu memang hanya bisa bersikap hangat pada orang - orang yang ia sayangi terutama Alina.

"Ya tentu. " ujar Alina dengan senyum tipis di wajah cantiknya.

"Apa aku boleh memelukmu sebagai sahabat? " ujar Erlano. Tanpa persetujuan Alina, Erlano sudah lebih dulu memeluknya erat.

Tanpa ragu Alina pun membalas pelukan hangat Erlano yang ia rindukan selama ini.

Jujur saja, gadis itu memang mencintai lelaki dihadapannya ini. Namun, ia sadar dirinya telah dijodohkan dengan seseorang yang tidak dia inginkan.

Alina tidak akan tau akibat dari dirinya yang membalas pelukan hangat tersebut bisa menyebabkan malapetaka bagi Erlano.


****




~Berlin~

You have 1 E-mail message


Pictures


"Holy shit!" umpat Arsean tertahan.

Pria itu memejamkan mata sejenak guna meredakan sesuatu yang ingin meledak saat ini juga.

"Siapkan pesawat. Kita kembali ke Indonesia sekarang." perintahnya pada seseorang dihadapannya.

"Siapa bajingan kecil itu?" kata Arsean dingin

"Anak laki-laki itu bernama Erlano... "

Prangg...

"Aku tidak peduli namanya. Sialan." sahut Arsean cepat dengan satu tangan yang mencekik orang tersebut.

"D-dia mantan kekasih nona Alina, se-sekligus cinta pertama nona.." Arsean menghempas tubuh pria tersebut kearah dinding dengan kasar.

Tanpa merasa bersalah atau pun menyesal dengan santainya ia berkata.

"Singkirkan dia... "

.
.
.
.
Comeback.
Maaf kalau gaje🙏
Bagaimana kelanjutannya?

Area 18+⚠


Jangan lupa Vote🙏
{Vote itu ga susah dan ga bayar}

Doctor Married Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang