5.

15K 575 6
                                    

Happy Reading!

Vote&Coment!



****

"Lumayan, tidak terlalu buruk." gumam Alina yang mengamati setiap sudut di ruang apartement yang baru ia beli.

Sengaja Alina mencari apartement sederhana yang berada sedikit jauh dari keramaian jalan raya.

Dengan begini, dokter sialan itu lebih sulit menemukannya. Karena jika dia membeli apartement mewah dan luas pasti dirinya akan sangat mudah ditemukan. Itulah yang dipikirkan oleh otak kecil milik Alina.

Untuk kedua orang tua Alina.
Hal itu sudah ia urus sebelumnya, dengan membuat alasan dirinya harus tinggal di rumah teman perempuannya selama seminggu untuk mengerjakan proyek kelompok.

Dan dengan mudahnya kedua orang tua Alina percaya begitu saja.

Padahal sebenarnya, semua itu hanya bualan Alina agar dia lebih mudah menghindari Dr Arsean tanpa diketahui orang tuanya.

Sungguh licik, memang benar Alina itu licik dan juga cerdik. Tapi kelicikkan itu masih tidak ada apa-apanya dari pada kelicikan Arsean nantinya.




>>>

Di sisi lain..

Jam menunjukan pukul 14:45

Pria gagah tengah duduk bersandar pada sofa yang ada diruangan itu. Terlihat raut wajah yang lelah, tetapi tidak mengurangi ketampanannya.

Lelaki itu adalah Arsean yang kini tengah beristirahat setelah bertugas menjadi relawan.

"Sepertinya aku harus menjemput Gadis kecilku." ucap Arsean lirih dengan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Bahkan terlihat jelas senyuman tipis di wajahnya saat ini.

Arsean beranjak dari sofa yang ada di ruang pribadinya. Setelah itu, ia melepas sneli putih bersihnya lalu disampirkan di gantungan khusus.

"Suster Risa?"

"Ya, dok. " datang seorang suster yang berdiri di samping Dr Arsean.

"Apa sore ini ada jadwal operasi?"

"Untuk sekarang sampai pukul 5 sore free, untuk shift pada pukul 7-10 malam dokter." ujar suster Risa cepat.

Tanpa menjawab atau berterimakasih Arsean melenggang pergi begitu saja.

Suster tersebut hanya mendengus sambil menatap punggung lebar Arsean yang menjauh dengan tatapan tak terbaca.

Arsean telah sampai di depan gerbang. Dilihatnya sekolah tersebut sudah sepi, Arsean pun turun dan bertanya pada pos penjaga di sana.

Yap, benar semua murid sudah pulang dari 30 menit yang lalu. Itu artinya dia terlambat menjemput Alina.

Tanpa pikir panjang Arsean segera mengendarai mobilnya menuju rumah Alina.

Ia hanya ingin memastikan apakah gadis kecilnya itu sudah sampai rumah atau belum.


   ***

"Halo"

...

"Cari gadis yang bernama Alina sampai ketemu!"

...

"Sudah kukirim fotonya."

...

"Ingat. Jika kau tidak menemukannya. Aku jamin kepalamu itu akan terlepas dari tempatnya." ancam Arsean dengan nada menusuk sebelum mengakhiri panggilannya.

Brakk
...
Prangg

Arsean memukul meja dengan keras dan melempar semua benda - benda keramik yang ada di ruangannya. Sungguh, gadis kecil itu menguji kesabarannya.

Ingatkan Arsean bahwa dia adalah lelaki yang disegani dan ditakuti banyak orang. 

Tidak sedikit orang yang merasa terintimidasi olehnya. Namun anehnya, Alina gadis kecil itu tidak pernah merasa takut dengannya bahkan bisa - bisanya ia kecolongan seperti ini.

Padahal baru tadi pagi ia mengancam gadis itu untuk menerima perjodohan dan tidak mendekati lelaki lain.

Kini, Alina sudah berhasil kabur dan menghindarinya.


Flashback..

Sesampainya Arsean di rumah Alina.

Ia segera mengetuk pintu dan berharap  Alinalah yang membuka pintunya dengan memakai pakaian rumahannya.

Namun, harapan liar Arsean pupus ketika melihat yang membuka pintu adalah Nyonya Mile Ibu Alina.

"Arsean? Silahkan Masuk dulu." ujar Alisya lembut dengan senyuman manisnya.

"Tidak perlu tante. Saya kemari ingin bertemu Alina. Apa Alinanya ada?" ucap Arsean dengan sopan. Sungguh tipu muslihat yang sempurna.

"Maaf nak, Alina tidak pulang ke rumah. Tadi dia menelfon akan menginap di rumah temannya untuk mengerjakan proyek kelompok." ujar Ibu Alina.

Mendengar jawaban Ibu Alina senyuman di wajah Arsean memudar. Namun, ia tetap memaksakan tersenyum agar calon Ibu Mertuanya tidak curiga.

"Em.. kalau begitu saya pamit dulu, terima kasih, tante." ucap Arsean sambil mencium tangan wanita paruh baya itu. Alibi yang bagus.

Begitu masuk ke dalam mobil nafas Arsean memburu. Rahang tegasnya mengetat kuat, ditambah lagi buku-buku jari tangannya yang memutih akibat menggenggam setir erat.

Dalam keadaan emosi Arsean melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah kedua sahabat Alina, yaitu Sita dan Devin.

Sampai di sana. Nihil, Arsean tidak menemukan Alina di rumah sahabatnya. Bahkan mereka mengatakan tidak ada tugas kelompok atau proyek kelompok lainnya.

Kemerahan Arsean kembali memuncak saat dirinya datang ke sekolah untuk melihat rekaman CCTV di gerbang. Namun, tidak satu pun camera yang menangkap gerak gerik Alina di sana.

'Rupanya gadis nakalku sudah merencanakan ini dengan matang dan berhati-hati.
Tunggu aku baby.
Tunggu. Setelah aku menemukanmu Kau tidak akan kulepaskan.' sumpahnya dalan hati dengan mata yang tertuju di layar LED. Bahkan satpam yang berada di sampingnya bergidik ngeri saat merasakan aura menegangkan dan melihat seringaian di bibir Dr Arsean.

Flashback off..

"Jadi kau ingin bermain-main denganku sayang? " gumam Arsean sambil mengelus foto Alina di tangannya.

"Akan kuberi kau kebebasan sementara. Setelah itu akan kukurung kau di bawah kungkunganku!!" ujarnya dengan tertawa keras.

Drtt.. Drtt.. Drtt

"Katakan."

"Kami sudah menemukan keberadaan Nona Alina, bos. "

"Di mana?"

.
.
.
.
.
.
.
Maaf gaje.

(Direvisi)

Jangan lupa Vote🙏

Doctor Married Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang