Bab 8

2.6K 428 50
                                    

2 jam kemudian mereka sampai kerumahnya, Mew menggendong Win masuk kedalam rumah karena Win sudah tertidur sejak di perjalanan, sedangkan Gulf menyeret-nyeret tasnya, mata dan mulutnya sangat segar merepet sepanjang jalan.

"Daddy berat!"

"Lagi suruh siapa kau bawa tasnya, biarkan saja nanti dibawa sama pak supir."

"Kenapa Daddy tidak bilang dari tadi, Gulf kan cape."

"Tinggalkan tasmu di situ."

Gulf pun meletakan tasnya diatas lantai lalu dia pergi kekamarnya dan berbaring dikasur empuknya, sementara Mew mangantar Win ke kamarnya.

"Gulf bukan sepatumu!"

"Gulf ngantuk Dad."

Mewpun akhirnya melepaskan sepatu anaknya lalu dia menyalakan Ac dan menyelimuti Gulf yang sudah mulai memejamkan mata.

"Mew kau sudah pulang?"

"Sudah! Kenapa apa ada yang mencariku?"

"Tidak ada, hanya saja aku menunggu tanda tanganmu."

"Sebentar ya, aku mau kekamar mandi dulu."

"Hemm!"

Mew pergi kekamar mandi, sementara Max duduk ditepi ranjang Gulf sambil memperhatikan Gulf tidur, perlahan-lahan Maxpun menyusap kepala Gulf.

"Max, aku sudah selesai."

"Dia pasti kelelahan."

"Tentu saja, sepanjang jalan dia tidak bisa diam."

"Dia sangat aktif, tapi wajar sih untuk anak seusianya."

"Dia sangat cerewet, itu sebabnya rumah ini jadi sepi tanpanya."

"Dia membuat rumah ini jadi terasa hangat, kau sendiri bagaimana? apa kau sudah tidak merasa kesepian lagi?"

"Tentu saja tidak, Gulf dan Win sudah cukup membuatku sibuk, aku tidak punya waktu lagi untuk melamun, mana berkas yang harus aku tanda tangani?"

Max memberikan berkasnya pada Mew dan Mewpun menanda tangani beberapa berkas yang diberikan oleh Max.

"Sudah selesai, aku mau pergi dulu sebentar."

"Mau kemana? Kau baru saja pulang?"

"Sebentar saja, aku mau kerumah temanku."

"Jangan pulang malam-malam Mew, nanti anak-anak cari kau."

"Tidak, aku hanya sebentar saja."

Ting nong...

"Sepertinya ada tamu."

"Biar aku saja, sekalian aku juga mau keluar."

Max tidak perduli dia pergi kekamarnya.

"Kau,, kenapa kau kesini? Aku baru saja mau kerumahmu."

"Aku lihat kau sudah pulang, kau pasti belum makan bukan? Aku bawa makanan untukmu."

"Bagaimana kau tau?"

"2 jam dalam perjalanan psti membuat perutmu kosong apalagi kau harus mengurus dua anak-anak."

"Terima kasih na, kau memang selalu tau apa yang aku butuhkan, aku juga terlalu menyukai masakanmu, ayo masuk temani aku makan."

"Memang tidak apa-apa aku masuk?"

"Tidak apa-apa, anak-anak sedang tidur kita kehalaman belakang rumah saja."

Tul mengangguk dan mengikuti Mew kehalaman belakang rumah.

"Rumahmu sangat cantik dan nyaman."

"Bukan rumahku, ini rumah orang tuaku dan ibuku yang mengatur desain rumahnya."

My Hero [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang