"Tidak mau Dad, win sudah biasa tidur sendiri, sama Paman Max saja sana."
"Aku! Aku juga tidak mau, dia kan orang kaya, bisnisnya di mana-mana bukan? Biar saja dia di hotel kenapa harus numpang di sini, lagi pula aku tidak menyukai temanmu itu, apa kau lupa dia pernah meninggalkan Gulf di toilet."
"Itu kan hanya ketidak sengajaan saja, dia pun sudah minta maaf, lokasi tempat dia kerja dengan hotelnya sangat jauh."
"Dia bisa pindah hotel."
"Tapi dia temanku, bagaimana kalau dengan kau saja Win?"
"Win tidak mau Dad."
"Harus mau! Ini rumah Daddy, daddy yang berhak ngatur."
"Tapi Dad."
"Biar Gulf saja yang tidur dengan Win, dan teman Daddy bisa tinggal di kamar Daddy."
"Kau dengan Win?"
"Iya!"
"Kau mau tidur di kamar Paman Max juga tidak apa-apa Gulf." Jawab Max
"Tidak, kau tetap di kamar Daddy, nanti ranjangmu pindahkan ke kamar Win lagi pula ranjang itu sudah tidak kau pakai, biar di pakai oleh Tul."
"Tapi Dad, Win tidak biasa tidur dengan Orang asing, kalau Daddy mungkin sudah biasa tidur dengan teman Daddy, jadi biarkan Gulf saja yang satu kamar dengan Win."
"Sudah Daddy putuskan Tul akan tinggal di kamar Win besok biar Maid siapkan kamarnya, kau tenang saja Win, Tul tidak akan satu ranjang denganmu hanya 1 bulan saja."
"1 bulan bukan waktu yang sebentar dan Win harus tinggal dengan orang asing."
"Jangan ngeluh, tidak akan lama."
Keesokan harinya
"Lagi pula kenapa sih Daddy harus bawa temannya ke rumah, apa Daddy masih tidak sadar kalau Om itu jahat, lebih baik kau bilang saja pada Daddy dulu dia sengaja membuangmu."
"Orang bilang Cinta itu Buta, aku rasa Daddy memang mencintai pria itu."
"Lalu Daddy akan menikahi Pria itu, aku memang ingin punya ibu tapi bukan bapak-bapak."
"Mulai lagi!"
"Kau yang duluan, akh bagaimana sih! Aku tidak mau punya ibu kalau begini caranya."
"Kau mau Daddy jomblo seumur hidupnya?"
"Memang kau mau! punya orang tua seperti dia?"
"Ya kalau itu pilihan Daddy, aku bisa apa, lagi pula Daddy itu sudah cukup umur untuk menikah."
"Memangnya Daddy benar-benar tidak menyukai wanita ya?"
"Aku mana tau selera Daddy seperti apa, tidak apa-apa kita nanti akan lulus, bekerja dan menikah, terus kita juga akan keluar dari rumah dan hidup dengan keluarga kita masing-masing, kita akan mengunjungi Daddy 1 minggu satu kali, aku jadi berfikir apa mungkin perubahan Daddy waktu dulu karena kecewa ditinggal Om Tul."
"Kenapa bisa bicara begitu."
"Beberapa hari lalu Daddy bilang padaku kalau dia ingin merubah bentuk tubuhnya, aku yakin ini semua ada hubunganya dengan Om Tul."
"Kau mau bilang kalau Daddy sangat mencintai Om Tul?"
"Aku tidak bilang seperti itu tapi sepertinya memang dia lah yang merubah Daddy jadi seperti itu."
"Jadi kita harus bagaimana?"
"Kita tidak perlu berbuat apa-apa, hidup Daddy tidak boleh kita atur, ingat Daddy sudah mengurus kita sampai sebesar ini."