enam

490 60 16
                                    

"Loh heh lo siapa? Kok tiduran di sini?"

Laki-laki itu terusik, ia membuka matanya. Melihat sosok di depannya yang menurut ia terlihat manis.

"Ma-maaf, aku bakal pergi."

"Eh bentar bentar, jangan cabut duluan loh. Sini ngobrol bentar sama gue di minimarket depan sana."

Sesampainya di minimarket, laki-laki itu duduk termenung. Masih saja sambil membawa benda berharga di genggamannya.

"Ini, minum dulu."

Jisung mengambil tempat duduk di sebelah laki-laki itu. Membuka kaleng minuman nya sembari menatap jalanan yang mulai sepi.

Ya bagaimana tidak sepi? Ini sudah pukul 9 malam, dan Jisung baru saja pulang. Biasa nongkrong dulu dengan Jaemin.

"Nama lo siapa?" Jisung mulai bertanya.

"Yang Jeongin."

"Kenapa lo tidur di garasi rumah gue? Untung ngga gue kira maling."

"Ma-maaf, tadi aku lagi capek aja."

Jisung mengerutkan keningnya. "Capek? Ya tidur di rumah. Masa tidur di garasi orang."

"Aku ngga punya rumah ..."

Jisung reflek bungkam. Jadi tidak enak bicara lagi.

"Sorry, gue ngga tau."

"Ngga apa, Kak. Oh ya makasih minuman nya, aku pergi dulu ya. Buat yang tadi aku minta maaf."

Jeongin beranjak dari tempat duduknya. Baru satu langkah mau ia pijak kan ke tanah, Jisung menahan lengannya.

"Tinggal di rumah gue. Di luar ngga aman buat sigma."

DYLM

"Jisungg! Udah malem baru pulang. Nongkrong lagi pasti sama anak rambut pink norak itu."

"Namanya Jaemin, Bun."

"Ini bawa anak siapa lagi? Hamilin omega ya lo!"

"Sembarangan Buna kalo ngomong. Dia sigma, Bun."

Bunda Jisung seketika terdiam. Langsung mempersilahkan kedua anak cucu Adam itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Bun, Jisung mandi dulu. Titip Jeongin ya."

Jisung pergi masuk ke kamarnya. Di ruang tamu hanya menyisakan Jeongin dengan bunda Jisung.

"Kamu diusir orang tua mu, Nak?"

Jeongin menundukkan kepalanya. Jujur saja, laki-laki itu malu menatap wanita berumur di depannya.

"I-iya ..."

"Dasar orang tua nggak bertanggung jawab. Kenapa kamu diusir sayang?"

Bunda Jisung mulai mendekat ke jeongin, memeluk si manis itu sambil mengelus rambut nya.

"Bunda udah dipanggil Tuhan. Ayah nggak mau ngakuin Jeongin, karna Jeongin sigma."

Bunda Jisung ikut sedih. Ia semakin memeluk erat laki-laki malang itu. Jisung yang melihat dari lantai atas sedikit tersenyum. Dari dulu ia tau, pasti bundanya tidak tega dengan anak-anak terbuang seperti Jeongin.

"Bunda kamu sigma?" Jeongin mengangguk pelan. Tidak ada suara lagi yang keluar dari mulutnya.

"Pantesan aja ayah kamu ngusir kamu. Pasti ayah kamu alpha. Alpha dari dulu sama aja, sombong selalu perfeksionis."

"Bun, jangan gitu dong. Anakmu ini kan alpha juga."

Jisung menuruni tangga. Sedikit tidak terima dirinya dijelek-jelekkan oleh bunda nya.

"Kecuali Jisung, kamu cocoknya jadi omega. Buna heran, kenapa lahirnya jadi alpha?"

Jisung merenggut kesal. "Ish buna kok gitu sih. Gini-gini, Jisung bisa lakuin apa aja."

Bunda Jisung menggeleng kan kepala. Ada-ada saja anak bungsunya ini.

"Jeongin, mau jadi bagian keluarga buna?"

Jeongin mengangkat kepalanya, menatap ke arah wanita bermarga Han tersebut.

"Bo-boleh?"

Bunda Jisung tersenyum, sambil mengelus pipi kurus milik Jeongin.

"Boleh sayang, nanti Jeongin temenin buna di rumah. Jisung suka minggat soalnya. Buna suka ditinggalin di rumah."

"LHOO BUNA KOK GITU SAMA ANAK SENDIRI."

To be continued...

cast :

1. Yang Jeongin (Sigma)

[✓] Do You Love Me? [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang