lima belas

438 48 7
                                    

"Sung?"

Jisung membuang mukanya. Ia bukan malu, tapi laki-laki itu tak sanggup menahan air matanya. Jisung tidak mau Minho melihatnya menangis.

"Minho, maaf. Tapi ini semua di luar―"

Minho menyela pembicaraan Jisung. Ia balik posisi nya yang awalnya menabrak dinding, sekarang berada di hadapan Jisung, menarik kerah laki-laki di depannya.

(Bisa bayangin nggak? Intinya posisi mereka dibalik gitu sama Minho. Kayak gambar di cover).

Minho langsung mencium bibir Jisung, melumatnya pelan. Jisung yang masih tidak sadar, hanya mampu terdiam. Masih memproses kejadian di depan matanya.

"Huh? Minho cium gue?"

Setelah kesadaran Jisung kembali, ia langsung mendorong dada Minho untuk menjauh.

"Huh huh ..." Jisung mengatur nafasnya, sembari mengusap air liur yang ada di sekitar mulutnya.

"Ji, kenapa? Lo bilang lo jatuh sama gue."

Jisung menatap tajam ke arah Minho. Netranya menguning keorenan seolah ingin menyerang ke arah laki-laki di depannya.

"Grrh ..."

Minho mengernyitkan dahinya. Ia rasa, Jisung mengalami lepas kendali. Dan tak lama lagi, laki-laki itu pasti akan menyerangnya. Mau tidak mau, Minho mengeluarkan feromone nya untuk menekan Jisung.

"Diam."

Leher Jisung serasa seperti tercekik. Laki-laki alpha itu tidak bisa bergerak sedikit pun. Tangannya hampir meraih tubuh Minho, namun tak sampai.

"Jisung, maaf ..."

Minho mencium bibir Jisung singkat. Kemudian memukul tengkuk si alpha agar pingsan.

Minho menghela nafasnya. Ia mulai memikirkan kalimat Jisung sebelum laki-laki itu lepas kendali.

"Apa Jisung jatuh sedalam itu sama gue? Sampe lepas kendali."

DYLM

Jisung mengerjapkan matanya pelan. Netra yang semula terpejam akhirnya terbuka sempurna. Ia memegang tengkuknya yang sakit hampir mati rasa.

Jisung sama sekali tidak ingat apa yang telah terjadi padanya sebelum akhirnya ia terbangun.

"Apa gue di mating Minho? Tapi gue ngga ngerasa ada tanda di leher. Cuma kerasa sakit aja di bagian belakang," gumamnya sambil mencari sosok enigma di sekeliling ruangan.

"Kemana dia?"

Jisung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia membawa langkah nya keluar kamar. Ternyata ia menemukan, sang enigma sedang sibuk merokok di luar kamar.

 Ternyata ia menemukan, sang enigma sedang sibuk merokok di luar kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(kaya gini bentukan kos nya jisung sama minho)

"Minho?"

Yang dipanggil pun menoleh. "Oh Jisung, gimana keadaan lo?"

"Gue rasa baik-baik aja kecuali tengkuk gue yang lumayan sakit."

"Maaf, tadi gue pukul tengkuk lo. Soalnya lo sempet lepas kendali, Sung."

Minho menghisap rokoknya, kemudian menghembuskan ke arah lain. Suasana dinginnya malam ditemani rokok membuat Minho sedikit tenang. Dan bisa mengobrol santai dengan Jisung tanpa berpikiran kemana-mana.

"Lepas kendali? Nggak bohong kan lo, Ho?"

"Buat apa gue bohong. Gue serius, Sung."

Jisung mengepalkan tangannya. Ia kesal dengan dirinya. Bodoh, begitu bodohnya ia tidak dapat mengendalikan diri sendiri hingga hampir mencelakai orang yang ia sukai.

"Jangan salahin diri sendiri. Mungkin lo tadi kesel banget sama gue mangkanya sampe lepas kendali. Salah gue juga sih mancing lo."

Hembusan rokok terakhir Minho keluarkan. Dibuangnya sisa putung rokok tersebut. Kemudian kembali ke kamar.

"Gue tidur duluan. Lo jangan tidur malem-malem."

Minho membuka pintu kamar kos nya. Tapi sebelum sempat ia masuk, tangannya ditahan oleh Jisung.

"Lo nggak nerima gue, Lee Minho?"

To be continued ...

Hallow!

Kembali juga xixixi

Orang gila ini update tidak tau waktu yeah.

[✓] Do You Love Me? [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang