sepuluh

485 53 8
                                    

"Ji, mau makan dulu apa langsung pulang?" Tanya Minho.

Ngomong-ngomong mereka sudah selesai menonton film. Tetap saja Jisung takut meski sehabis melakukan hal yang cukup kotor di toilet dengan Minho.

Tadi saja Jisung memeluk Minho sepanjang film berlangsung. Minho yang melihat kelakuan roommate nya hanya tersenyum kecil.

Untung saja gelap, jadi Jisung tidak bisa melihat Minho yang mengulas senyum.

"Boleh deh, Ho. Gue laper banget asli. Udah lemes ini," keluh Jisung.

"Perasaan lo yang abisin popcorn deh, Ji. Kok bisa laper?"

"Gara-gara tadi—"

Jisung langsung menutup mulutnya. Pipinya bersemu merah mengingat kegiatan keduanya di dalam bioskop dan toilet.

"Tadi apa? Oh—lo kan abis makan sperm gue juga. Masih laper?"

Sial, batin Jisung. Minho benar-benar frontal sekali. Apalagi mereka masih di tempat umum. Untung saja sepi.

"Ki-kita pulang aja, Ho."

Jisung berjalan mendahului Minho untuk kedua kalinya.

Minho yang melihat tingkah Jisung hanya terkekeh kecil. Ia tau laki-laki itu malu.

DYLM

"Lo mandi apa nggak, Ji?"

"Nggak, males. Lo aja sana."

Sesuai permintaan Jisung, mereka berdua langsung pulang ke kos-an. Tidak mampir untuk beli makan.

Jisung sudah kepalang malu apalagi jika berlama-lama dengan Minho. Bisa-bisa nanti kewarasannya hilang.

"Ck,"

Jisung menidurkan dirinya telentang di atas kasur. Dengan keadaan bagian selatannya sedikit mengembung?

Ah, Jisung tengah horny sekarang. Pantas saja ketika disuruh Minho untuk mandi ia beralasan. Ternyata itu toh penyebabnya.

"Kayaknya jadwal rut gue maju deh. Sialan, gara-gara feromon Minho."

Jisung menahan panas di sekujur tubuhnya, samhil menggigit bibir bawahnya.

Ia tidak harus bagaimana lagi selain diam menahan diri, tidur telentang di kasur sambil menunggu Minho.

Entah otaknya berpikir seperti apa? Jisung menunggu Minho untuk mendapatkan solusi tentang rut dadakannya ini.

"Sung—"

"M-minhoo ..."

Jisung mengumpat dalam hati. Sudah ia ingatkan Minho untuk tidak bertelanjang dada ketika keluar dari kamar mandi.

Tapi laki-laki itu tidak mendengarkan nya. Alhasil, Jisung yang awalnya sudah panas, makin panas melihat tubuh atletis Minho.

"Kenapa lo, Ji?"

"Ru-rut ... Gue lagi rut ..."

"Hah?!"

Minho buru-buru mengecek tanggalan yang ada di sisi lain kamar. Ia melihat tanda bulatan yang dibuat Jisung di sana.

"Bukannya lo rut seminggu lagi ya, Ji?"

"Gu-gue nggak tau mhhh ..."

Geraman rendah milik Jisung membuat Minho sedikit terpancing. Tidak-tidak, Minho harus sadar. Jisung itu rut, dia membutuhkan pertolongan.

"Gue cariin obat, bisa lo tahan dulu sebentar?"

Jisung menggeleng pelan. Ia sudah tidak tahan, tubuhnya benar-benar panas. Dan juga bagian selatannya mungkin sudah membengkak.

"Aduh, Jisung ... Kok bisa meleset jauh ya."

Minho panik, ia bingung harus bagaimana lagi. Hanya ada satu cara untuk membantu Jisung. Tapi Jisung kan alpha, mana mungkin dirinya harus memasuki Jisung. Besoknya bisa-bisa dia dimaki habis-habisan oleh Jisung.

"Minhh ... Bantu guehh emhh ..."

Minho harus mengambil sebuah keputusan. Iya, dia harus bertanya pada Jisung. Sebelum kesadaran Jisung hilang digantikan oleh kabut nafsu.

"Gue bakal bantu lo. Ini satu-satunya cara saat ini. Cuma lo mau nggak, Ji?"

Jisung tidak bisa berpikir jernih lagi. Ia mengangguk saja berharap semua ini segera selesai.

"Ji, gue bantu lo lewat sex. Lo yakin mau?"

Jisung terdiam sejenak. Mempertimbangkan bantuan dari Minho. Jika ia dibantu dengan cara seperti itu, berarti—

"Iya, gue masukin lo."

To be continued ....

Hallo!

Hari ini update xixixi

Makasih udah nunggu kawand

[✓] Do You Love Me? [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang