special chapter : dua puluh dua

421 38 6
                                    

Usai melakukan kegiatan penyatuan. Keduanya sepakat untuk berjalan-jalan ke kota. Kali ini, Minho dan Jisung rela melewatkan kuliah di hari itu.

"Jisung,"

Pemilik nama itu menoleh, "kenapa lo jadi gini? Gue masih penasaran. Nggak mungkin cuma karena gue kan."

Jisung terkekeh pelan. "Karena lo, itu aja sih alasannya sekarang."

Minho menghentikan langkahnya, membuat Jisung heran.

"Ada apa?"

Minho memegang kedua tangan Jisung, menatap serius laki-laki dengan gender berbeda tersebut.

"Jisung, lo nggak perlu berubah gender cuma karena gue pengen omega. Gue suka lo apa adanya, Sung. Cuma gue kecewa aja, lo nggak mau jadi omega gue. Tapi bukan gini yang gue maksud."

Jisung senyum tipis. "Lo mau gue jadi omega cowo? Gue nggak bisa ... Maaf."

"Nggak apa-apa, Sung. Udah terlanjur juga lo jadi gini. Gue masih ngarep lo bisa balik lagi jadi cowo alpha. Semoga yang gue liat ini cuma mimpi doang."

Jisung menunjukkan kepalanya. Entah mengapa ucapan Minho membuatnya sedih dan sakit secara bersamaan.

"Sejauh ini, gue tetep nggak paham sama lo, Minho."

DYLM

Ting nong!

Ting nong!

Ceklek

"Siapa?"

Jeongin terkejut ketika melihat sosok yang dikenalnya ada di depan rumah. Tubuhnya reflek mundur, ketakutan mendatangi nya.

"Pa-paman?"

"Di sini kamu ternyata. Enak ya bisa hidup di rumah orang. Sementara keluarga mu kamu tinggalin gitu aja."

"Ta-tapi paman yang usir aku ..."

Laki-laki tersebut mencengkram dagu Jeongin. "Aku tidak dengar. Ayo ikut aku pulang!"

"TIDAK! AKU TIDAK MAU!"

Bunda Han yang sibuk memasak di dapur terkejut mendengar teriakan Jeongin. Dengan terburu-buru ia lari ke depan.

"Jeongin, ada apa?!"

"Oh, kamu yang merawat anak tidak tau diri ini?"

Bunda Han menatap tajam ke arah paman Jeongin. Ia ingin melawan, tapi sepertinya tidak bisa.

"Terima kasih telah merawat anak ini. Aku ambil kembali dia."

"Tidak! Bunda Han, aku tidak mau!"

"Lepaskan dia, dia tidak ingin dengan mu. Kamu hanya menyiksanya saja," protes Bunda Han.

"Jangan ikut campur!"

Paman Jeongin menyeret tubuh Jeongin keluar rumah. Mendorong kasar laki-laki sigma itu masuk ke dalam mobil.

Bunda Han hanya bisa menangis, diri nya tidak bisa berbuat apapun. Yang ia ingat sekarang adalah Jisung. Ia harus menghubungi Jisung, cuma Jisung satu-satunya harapan yang ia punya.

Tutt tutt

"Kenapa Bun?"

"Bawa Jeongin pulang, Nak."

To be continued ...

Hallow!

Next chapter udah normal ya. Bukan special chapter lagi😩☝️vote dong guiss!

[✓] Do You Love Me? [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang