dua puluh

404 51 7
                                    

2 hari kemudian setelah kejadian kemarin ...

"San, Minho ada di kelas?"

Jisung mendatangi gedung anak teknik. Ia khawatir dengan Minho, dua hari sudah berlalu. Kesempatan ia mengobrol bahkan ketemu Minho entah mengapa jadi jarang.

Meskipun mereka roommate, Minho sering pulang malam ketika Jisung sudah tergeletak tidak sadar alias tidur. Dan pasti berangkat pagi-pagi buta, ketika Jisung belum bangun.

Bahkan di kampus, Minho seperti tidak menemui nya lagi. Terkesan seolah menghindari.

Jisung jadi tidak paham. Apa dia melakukan suatu kesalahan?

"Oh ada tuh anaknya di dalem. Belum balik, btw kalian lagi marahan?"

Jisung menggeleng pelan. "Ngga, San. Gue juga nggak tau dia kenapa ngehindar."

"Masalahnya bukan itu aja, Sung. Di kelas dia jadi kek cuek banget. Kemarin juga tiba-tiba si Jihyo kena semprotan Minho gara-gara salah teknis."

"Segitunya?"

San mengangguk. "Keknya mending kalian baikan deh. Minho kalo ngamuk serem banget."

"Aman, San. Makasih ya."

"Yoi, gue cabut dulu. Udah ditungguin, Wooyoung."

"Dasar bucin."

Jisung melangkahkan kakinya masuk ke kelas Minho. Ia mendapati Minho masih berberes di salah satu bangku.

"Minho,"

Yang dipanggil mengangkat kepala. Sedikit terkejut, melihat kehadiran Jisung.

"Kenapa di sini, Ji?"

"Lo ngehindar trus. Jadi keknya gue pikir mending nemuin lo di kelas."

Minho menghela nafasnya. Ia tutup tas nya, kemudian diajak lah Jisung keluar kelas. Sekalian keluar gedung teknik. Minho membawa Jisung ke taman yang di dekat gedungnya.

"Ada apa nyariin gue, Ji?"

"Lo kenapa?"

Minho tidak paham. "Maksudnya?"

"Ya, lo kenapa? Dua hari kayak ngehindarin gue. Gue punya salah?"

Laki-laki berstatus enigma itu terdiam. Seperti enggan menjawab pertanyaan Jisung.

"Minho? Lee Minho?!"

"Gue mau kita putus, Ji."

Jisung terdiam sejenak. "Minho? Maksud lo apa?"

"Ya, kita putus. Kita nggak bisa bareng. Status kita sama, Ji."

"Tapi kata lo-"

"Setelah gue pikir-pikir kita salah, Ji. Nggak seharusnya kita kayak gini." Minho menyela, kemudian pergi dari sana.

Namun Jisung menahan lengan nya, "gue butuh penjelasan, Minho."

"Nggak ada yang perlu dijelasin. Semua udah jelas, Han Jisung."

Minho melepas tangan Jisung dari lengannya. Benar-benar pergi meninggalkan Jisung sendirian di taman.

"Maaf, Jisung ..."

DYLM

"Huaaa, Felix~ Minho jahat!!"

Ya, usai kejadian di mana Jisung diputuskan oleh Minho. Laki-laki berstatus alpha itu langsung mendatangi kos Felix untuk curhat.

"Sabar ya, Jisung. Tapi gue juga nggak bisa salahim Minho. Kalian sama-sama alpha loh."

"Tapi Minho bilang nggak masalah. Kenapa malah gini?" Jisung memeluk erat omega di depannya. Benar-benar tidak mau lepas dari Felix.

"Jisung, apa kalian abis ngomongin sesuatu sebelum nya? Sampai bikin Minho berubah pikiran?"

Jisung terdiam. Mencoba mengingat percakapan dua hari yang lalu.

"Apa mungkin karna gue nggak mau jadi omega nya dia?"

"Bisa jadi, Sung."

"Tapi gue emang nggak mau. Gue tetep alpha mau gimana pun juga."

Felix menghela nafasnya, ia elus pelan punggung Jisung. "Kalo lo egois, Minho juga mau egois. Lo egois mau sama dia yang status nya juga alpha, mana enigma lagi. Minho pengen sama lo, tapi dia juga mau pasangan nya omega. Jadi wajar kalau Minho mau putus, pas lo nggak mau jadi omega nya."

"Gue belum siap."

"Nggak ada kata belum siap dalam berhubungan, Sung. Kalo lo suka, lo cinta lo harus siap gimana pun juga. Jangan setengah-setengah!"

Jisung kembali terdiam. Apa yang dikatakan oleh Felix memang benar adanya. Ia setengah-setengah. Tidak memiliki keteguhan dalam berhubungan dengan seseorang. Jadi pantas saja Minho memutuskan nya.

"Udah tenang ya ... Tar lo dapet omega yang cakep kok," hibur Felix.

"Nggak, gue maunya enigma. Gue maunya Lee Minho."

To be continued ...

ABSEN DULU SINI HEHEHE

AKHIRNYA BISA DOUBLE UPDATE IHIYY. TAPI SEDIH NGGAK SIH MINSUNG PUTUS 😭😭☝️

[✓] Do You Love Me? [minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang